Cita-cita

83 7 2
                                    

Sore hari Trio Kecebong duduk lesehan di depan toko emas yang sudah tutup. Mereka sudah seperti gembel yang menunggu belas kasihan dari para pengendara yang sedang melintas. Mereka rencananya akan mencari inspirasi untuk mengerjakan tugas dari guru BK. Pak Koko meberikan tugas untuk menceritakan tentang cita-cita mereka di masa depan nanti. Namun, karena seiring bertambahnya usia Trio Kecebong semakin tidak tahu cita-citanya apa. Padahal sewaktu kecil mereka memiliki cita-cita yang banyak.

"Pusing gue mau jadi apa, semakin bertambah usia semakin gue gak punya cita-cita," ujar Hanna yang sudah pasrah.

"Sama Han. Cita-cita gue cuma pengen sukses terus nanti masuk surga," sahut Billa.

"Gue juga pengen kayak gitu. Ray cita-cita lo mau jadi apa?" Hanna menyenggol bahu Raya yang daritadi melamun.

"Begitu syulit lupakan Rehan apalagi Rehan baik," Bukannya menjawab pertanyaan dari Hanna, Hanna menyanyi lagu yang lagi viral di tiktok itu.

Hanna mendorong Raya yang daritadi jongkok hingga jatuh ke depan.

"ANJING LO!!!" akhirnya Raya kembali ke setelan semula.

"Astaghfirullah Raya," ucap Billa kaget.

"Hanna nyebelin sih. Gue anteng aja dijorokin," omel Raya.

"Yaelah baru gitu doang marah Ray. Itu gak seberapa dibandingin kelakuan lo sama gue selama ini," Hanna mulai mendramatisir ketularan Yasmin.

"Gibrirt ah," timpal Raya.

Tiba-tiba ada Yuyun yang melintas dengan motor mionya.

"WOI YUYUN!" teriak Hanna.

Yuyun yang merasa dipanggil langsung putar balikkan motornya. Ia lalu menghampiri Tri Kecebong. Yuyun sebenarnya seumuran sama Trio Kecebong tetapi ia sekolah lebih dulu. Jadi sekarang sudah lulus sekolah.

Yuyun ini anaknya sporty banget karena kebetulan dari SD ia aktif sebagai atlit voli. Karena itu ia kemana-mana selalu memakai celana training. Bahkan ia pernah ke nikahan saudaranya dengan memakai celana training.

"Habis dari mana aja lo Yun?" tanya Billa.

Yuyun duduk di samping Billa,"habis isi bensin di pom".

"Eh lo kemana aja sih, kok gak pernah keliatan?" tanya Hanna.

"Gue kan habis demam jadi kagak pernah keluar-luar. Kalian bertiga sih gue sakit kagak dijengukin," protes Yuyun.

"Yaelah Yun cuma demam bukan sekarat. Buat apa dijengukin," ucap Raya yang biasa tidak difilter.

"Mulut lo ya," Yuyun langsung memukul lengan Raya, mereka berdua cocok kalo disatuin soalnya love language-nya sama-sama physical attack.

"Yun saran cita-cita dong," pinta Hanna.

"Kagak bisa gue. Gue aja sekarang harus pendem mimpi dulu," Yuyun kini terlihat putus asa.

"Cita-cita lo udah mati ya, kok pake acara dipendem?" pertanyaan Hanna membuat ketiga cewek di depannya hanya menghembuskan napas dengan kasar.

"Maksud Yuyun kagak begitu bego," sahut Raya.

Hanna otaknya memang agak lemot jadi harap dimaklumi, "lah terus?".

"Maksudnya itu gue harus nunda cita-cita gue dulu," jawab Yuyun.

"Oh gitu," akhirnya Hanna mengerti.

"Gue takut jadi orang gagal woi," kata Billa.

"Lo pasti bakalan jadi orang yang berhasil Bil. Lo itu cewek yang kuat dan pekerja keras," Raya menyemangati Billa.

Trio KecebongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang