Prolog

738 77 31
                                    

"Allah menghapus apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauhul Mahfudz)" (Q.S. Ar-Ra'd : 39)

###

Di sebuah gang, ada seorang pemuda jangkung yang baru berumur tujuh belas tahun menatap sekeliling dengan bingung. Kota tua yang berada  di perbatasan negara Dobuski itu tampak kumuh dan hanya ditinggali oleh orang-orang tua. Saat ini, yang lelaki itu pikirkan hanyalah, bagaimana dia bisa berada disini?

Pemuda itu ingat, dia harus segera menemukan jalan besar dan kembali pada keluarganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pemuda itu ingat, dia harus segera menemukan jalan besar dan kembali pada keluarganya. Acara perayaan berdirinya kerajaan Dobuski pasti sudah dimulai saat ini. Keabsenannya akan membuat banyak orang cemas.

"Kesasar?" Suara seorang gadis kecil membuat pemuda itu menoleh.

Bocah perempuan yang terlihat jauh lebih muda darinya itu menaikkan alis, tampak meledeknya. Baju seragam yang dia kenakan masih tampak rapi, seperti sekolah tempat dia menimba ilmu tutup lebih awal.

"Ya. Kamu tau jalan keluarnya?" Sahut pemuda itu.

Kerlingan nakal berkilat dimata bulat bocah kecil yang panjang kerudungnya hampir menyetuh tanah itu. Bisa dipastikan, anak itu memiliki darah dari luar Dobuski. Belum pernah dia bertemu keturunan murni Dobuski yang memiliki mata bulat, kulit putih bersih, dengan bibir sekecil buah ceri itu.

"Lewat sana," jawabnya menunjuk asal gang yang sejak tadi membuat pemuda itu bingung.

"Terima kasih," kata pemuda itu, sedikit mengangguk. Bocah perempuan itu tersenyum lebar, balas mengangguk seolah senang sudah membantu. Dan meskipun ragu, toh pemuda itu mengikuti petunjuk dari si bocah perempuan.

Kalau ternyata salah jalan, dia bisa kembali dan mencoba jalan yang lain, batinnya.

Sepanjang jalan, pemuda itu mengamati sekitarnya. Ternyata, selain dihuni oleh orang tua, banyak juga orang-orang misterius yang melakukan transaksi entah apa di sebagian bangunan. Alarm di kepalanya berdering nyaring saat salah seorang yang misterius itu tampak mengenali wajahnya.

Oh, sepertinya dia harus kembali ke titik awal, batinnya, bergegas lari ke tempat dia bertemu gadis nakal tadi.

Nyatanya gadis kecil itu juga sedang dalam masalah. Dia berteriak-teriak dan mencoba memberontak dari cengkraman seorang pria paruh baya yang berwajah seram.

"LEPASKAN AKU! DASAR OOM-OOM JELEK! AKU TIDAK MAU IKUT DENGANMU? LEPASKAN AKU!"

Pemuda itu tidak melihat sedikitpun ekspresi takut di wajah gadis nakal itu, alih-alih dia justru tampak marah.

"Ayo ikut! Aku bisa mendapat banyak uang kalau menjualmu ke saudagar yang lewat!" Ucap pria paruh baya itu, yang kemudian tertawa melihat usaha si gadis nakal untuk melepaskan diri.

Pemuda itu menghela napas, lalu menerjang pria paruh baya tersebut hingga terkapar di tanah. Beruntung, dia dilatih beladiri sejak kecil.

"Apa dia mati?" Suara bocah perempuan itu terdengar penasaran.

The Crown PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang