07

1.1K 130 13
                                    

Enjoy it

.
.
.
.

Taeyong berkacak pinggang dengan tangan menggenggam termometer yang menunjukkan angka 38.9 derajat celcius. Agaknya dia tidak begitu terkejut bahwa akan ada yang demam hari ini. Namun, rasanya tetap saja menjengkelkan.

"Kan sudah Eomma bilang untuk habiskan wedank jahenya. Kenapa bandel sih, Mark?"

Ya, yang tumbang adalah si sulung. Sejak tengah malam tadi, Mark sudah merintih-rintih karena demam, sakit kepala, dan mual yang menyerangnya. Dan orang yang pertama menyadari Mark sakit adalah Jaehyun.

Sebenarnya sudah menjadi kebiasaan Jaehyun untuk mendatangi kamar kedua anaknya setiap pukul satu atau dua malam. Entah memastikan mereka sudah tidur atau tidak ada yang begadang. Dan kondisi Mark kala itu membuat Jaehyun kebakaran jenggot. Meskipun dia tidak punya jenggot. Jaehyun langsung membangunkan Mark, takut-takut anak itu mengigau terlalu lama, pingsan, atau collapse.

Dan di sinilah pasangan suami istri itu berada. Di kamar si sulung. Jaehyun baru saja membantu Mark mengganti baju ke kaos yang lebih tipis. Sekarang dia sedang sibuk mengompres dahi anak sulungnya yang saat ini hanya bisa merintih dan merem-melek di ranjang.

"Ayo, minum obat dulu. Demammu jangan sampai makin tinggi." Kata Taeyong saat melihat Jeno datang membawa obat dan segelas air putih.

Anak itu juga ikut terbangun karena mendengar kehebohan ibu dan ayahnya.

"Jeno, kembalilah tidur dan minum air putih hangat yang banyak. Kamu juga harus banyak istirahat, jangan sampai ikutan sakit, ya." Pinta Taeyong.

"Ne, Mommy. Kalau begitu Jeno ke kamar dulu." Pamit Jeno, "Cepat sembuh, Hyung." Katanya, namun tidak ada tanggapan apa-apa dari Mark. Maklum, anak itu benar-benar diambang kesadaran.

"Aku baru pertama kali melihat Mark setumbang ini." Kata Jaehyun.

Pemuda Jung itu masih asik menatapi wajah tampan Mark yang tertidur tidak tenang. Mark sudah selesai meminum obatnya lima menit yang lalu dan sekarang masih dipantau oleh kedua orang tuanya.

"Kegiatannya sedang banyak akhir-akhir ini. Dia ada turnamen basket nasional bulan depan, pasti tenaganya terkuras habis di situ. Pasti juga dia jarang makan di sekolah." Kata Taeyong.

"Mark kalau sudah sakit, dia akan lama sembuh dan sangat manja." Tambahnya, "Ah, aku jadi tidak tega meninggalkannya untuk operasi nanti siang." Taeyong makin gelisah.

"Pergilah mengurus operasi itu, Sayang. Kamu bahkan ada dua operasi yang sudah dijadwalkan siang dan malam nanti. Biar Mark aku yang jaga." Ucap Jaehyun sambil mengusap punggung tangan istrinya, memberikan sedikit penenangan.

"Bagaimana dengan kerjaanmu?" Mereka berdua kan sama-sama sibuk bekerja.

"Aku tidak ada jadwal mengajar di kampus besok. Hanya rapat online dengan pihak rektorat saja. Aku masih bisa menjaga Mark."

"Bagaimana dengan Jeno?"

"Jeno? Soal makan siang dan malamnya, biar aku yang urus. Begitu pula dengan Mark. Kamu tidak perlu khawatir, Sayang."

Taeyong hanya bisa mengangguk dengan berat hati. Dia selalu lemah kalau menyangkut anak-anaknya yang sakit.

.
.

"Aku titip surat izin atas nama Mark Lee ya, Sunbae."

"Nde. Nanti akan aku sampaikan ke wali kelas dan guru-guru yang mengajar."

Faked The Truth [GS] [MARKHYUCK] [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang