Enjoy it
.
.
.
.Jaemin berdiri membeku. Di depannya ada seorang senior yang Jaemin ketahui sebagai salah satu anggota OSIS. Saat selesai jam pelajaran tadi, ada seorang anak kelas tetangga yang bilang kalau ada yang mencarinya. Dan Jaemin tidak menduga kalau orang itu adalah seniornya sendiri yang baru saja menyatakan perasaan padanya.
"Bagaimana, Jaemin? Aku benar-benar sudah lama menaruh perasaan padamu, sejak kau masuk ke sekolah ini."
Jaemin menghela nafas pelan, "Sunbae, maafkan aku. Aku benar-benar menghargai perasaanmu dan terima kasih banyak. Tapi aku tidak bisa menerima tawaran untuk menjadi kekasihmu."
"Kita bisa mencobanya dulu, Jaemin. Satu minggu saja. Kita bisa berkencan satu minggu dulu, setelah itu keputusannya terserah padamu."
Jaemin menggeleng, "Mau satu minggu atau sekarang, hasilnya akan tetap sama, Sunbae. Maafkan aku." Jaemin membungkuk minta maaf.
"Kau akan menyesali ini, Na Jaemin."
Jaemin mengerjap. Kenapa Jaemin harus menyesal? Kenapa juga seniornya ini jadi marah?
"Maksud Sunbae? Aku benar-benar tidak bisa membohongi perasaanku. Kalau Sunbae memaksa, kita hanya akan menjalani hubungan yang penuh dengan kepalsuan. Itu hanya akan menyakiti kita satu sama lain." Jelas Jaemin.
"Kau terlalu sombong karena sudah merasa paling cantik, ya? Kau merasa sangat mudah mendapatkan laki-laki yang kau mau, makanya kau bisa seenaknya mencampakkan perasaan orang lain, kan?"
Jaemin benar-benar tidak paham kenapa seniornya ini berbalik menghujatnya. Dimana letak kesalahannya?
"Murahan sekali." Jaemin tidak bisa tidak sakit hati mendengar tuduhan tidak berdasar itu.
"Kau sudah ditolak, jadi terima saja. Dan pergilah!"
Keduanya menoleh. Seorang anak laki-laki berwajah sombong seangkatan Jaemin berdiri di sana sambil meletakkan kedua tangan di kantung celana seragam.
Si Sunbae menyeringai, "Oh, Si Sok Berkuasa Huang Renjun rupanya."
"Oh, dan kau Si Tidak Tahu Malu yang aku tidak tahu namanya." Cibir Renjun, "Sudah ditolak, bukannya langsung pergi malah menghina. Rendah sekali kau."
"Yah, sopan sedikit. Aku seniormu."
"Aku akan memilih-milih kalau memang mau sopan pada orang. And you are not the chosen one."
Renjun mendekati mereka dan melihat Jaemin yang masih terbengong bingung, "Kalau urusanmu sudah selesai, lebih baik langsung pulang saja, Jaemin." Katanya.
"Orang seperti dia ini memang harusnya tidak usah ditanggapi." Renjun melirik Si Sunbae, "Buang-buang nafas saja."
Jaemin jadi gelagapan, "Urusanku sudah selesai." Katanya, "Sunbae, sekali lagi maafkan aku. Terima kasih karena sudah menyukaiku." Jaemin kembali membungkuk meminta maaf.
Pada akhirnya, Jaemin dan Renjun pergi meninggalkan senior tersebut yang lanjut meneriaki sampai mengeluarkan sumpah serapah.
.
."Terima kasih karena sudah datang tadi, Renjun. Aku tidak tahu apa kau sengaja atau memang kebetulan hanya lewat, apa pun itu aku sangat berterima kasih." Ucap Jaemin yang saat ini sedang berjalan bersama Renjun menulusuri koridor.
"Aku melihatmu saat baru keluar dari ruang ekstrakulikuler seni rupa. Kau bersama senior OSIS yang kutahu sangat menyebalkan. Terus aku tidak sengaja mendengarkan percakapan kalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
Faked The Truth [GS] [MARKHYUCK] [NOMIN]
FanfictionTidak ada yang salah. Semuanya baik-baik saja. Hidup yang cerah, keluarga yang harmonis, pribadi yang baik, rumah yang hangat. Semuanya sangat normal. Dulu. Begitu satu perubahan kecil tercipta, maka retak sudah. Ketika satu rahasia dipendam, ketika...