25

1.2K 116 21
                                    

Long time no see, gaes. Now,





Enjoy it







.
.
.
.







Siang yang semula terik dan membakar kulit, mendadak berubah menjadi mendung disertai angin kencang. Tanpa aba-aba lama, hujan deras bagai badai beserta petir melanda kota, melumpuhkan beberapa aktivitas.

Pejalan kaki meneduh, pengendara motor urung, dan pengemudi mobil juga bus terpaksa menepi karena hujan yang memburamkan pandangan. Berbahaya untuk nekat.

Beberapa... dan Jaehyun tidak masuk dalam salah satunya. Demi anak-anaknya, dia menerjang segala bahaya yang menghalangi jalannya. Di kepalanya tidak bisa hilang sama sekali bayangan Jeno yang kritis dan Mark yang histeris. Kedua anaknya sedang tidak baik-baik saja dan Jaehyun tidak akan mau kalah hanya karena air yang turun dari langit.

Brak

Dia membuka pintu rumah sakit dengan kasar dan langsung menghampiri meja pelayanan.

"Dimana pasien atas nama Jung Jeno?"

Para suster itu terdiam sejenak kala tiba-tiba ditodong pertanyaan mendadak seorang pria tampan yang setengah basah dan nampak frustasi.

"Dimana?" Ulang Jaehyun berusaha sekeras mungkin agar tidak meneriaki suster yang lambat menjawab pertanyaannya.

"UGD--"

Tanpa menunggu lebih lanjut, Jaehyun langsung melesat menuju ruang UGD. Di pojok sana, di kursi panjang dekat dinding di depan ruangan yang tertutup, Jaehyun bisa melihat seorang anak berseragam sekolah yang sedang duduk sambil melipat lutut dan tertunduk memegang kepalanya.

"Mark!" Panggil Jaehyun dan langsung berlari menghampiri anak sulungnya.

Jaehyun bisa melihat betapa bergetarnya seluruh tubuh Mark. Nafasnya tidak teratur dan ada suara tangisan lirih, tapi pilu keluar dari mulutnya bergantian dengan gumaman tidak jelas. Tangannya yang bergetar mencengkram kuat rambut kepalanya dan matanya terpejam erat.

Ini tidak normal, Jaehyun membatin. Apa sebenarnya Mark punya trauma? Apa kejadian masa lalunya sebenarnya memberikan trauma pada Mark dan tidak ada yang tahu? Kalau iya, apa yang memicu trauma itu sampai menyerang Mark sekarang? Jaehyun tahu kalau Mark amat terguncang saat ini. Tapi responnya sangat tidak biasa.

"Mark." Jaehyun memanggil lagi. Kali ini disertai tepukan dan sedikit guncangan agar Mark mau menyahut dan melihatnya.

Tapi respon Mark negatif. Dia masih menangis lirih, menarik rambutnya, dan bergumam tidak jelas.

"Jeno... ini salahku. Aku jahat. Aku tidak berguna. Tidak boleh hidup. Semua orang terluka karena aku."

Jaehyun menangkap kalimat lara itu. Apa yang membuat anaknya berpikir sampai seperti ini?

"Mark, lihat Daddy." Jaehyun berusaha melepas cengkraman tangan Mark dari rambutnya.

"Mark. Mark, lihat Daddy. Tarik nafas, Mark, kamu harus tenang." Mark mau tidak mau melihat Jaehyun karena pria Jung itu mengarahkan agar kepala mereka bisa sejajar.

Berantakan

Mark amat berantakan. Wajahnya basah akan keringat juga air mata dan kemeja seragamnya yang berwarna putih dipenuhi bercak darah dan debu.

Posisi Jaehyun sekarang sedang berlutut di depan Mark yang sedang duduk di kursi. Mark bisa melihat mata hitam legam yang serupa dengan milik Jeno, wajah khawatir dan lelah namun diikuti penuh kasih, teduh, dan peduli. Mark bisa merasakan tangan hangat Jaehyun menggenggam erat tangannya yang bergetar, kemudian satu tangannya mengelus kepalanya sejenak, dan turun membasuh air mata di pipinya.

Faked The Truth [GS] [MARKHYUCK] [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang