09

1.1K 126 11
                                    

Enjoy it

.
.
.
.



"Hai, Haechan!"

Haechan yang tadinya sedang mencari buku di salah satu rak di perpustakaan langsung menoleh saat seseorang memanggilnya. Senyum langsung terbit di wajah bulat itu.

"Kak Mark? Kak Mark sudah sembuh?" Haechan sangat senang melihat salah satu senior favoritnya kembali lagi bersekolah sejak terakhir kali dia mendengar kabar bahwa pemuda Lee itu tengah sakit.

Sebelumnya, dia harus melihat ke sekeliling, memastikan tidak ada fans fanatik Mark a.k.a. pembully Haechan berada di sekitar sini.

"Aku sudah baikan. Bagaimana kabarmu, Haechan?"

"Baik, Kak. Harusnya aku yang bertanya kabar Kakak. Bang Dery bilang Kak Mark sakitnya cukup parah."

Mark terkekeh, "Begitulah. Tapi sudah sangat baikan kok."

Haechan tersenyum lega, "Syukurlah."

"Kenapa jam istirahat malah ke perpustakaan, Haechan?"

"Aku hanya meminjam beberapa buku, Kak. Setelah ini juga mau ke kantin. Kak Mark sendiri ada perlu apa di perpustakaan?"

Mark mendadak gelagapan, "E-eh, sama sepertimu. Pinjam buku juga untuk belajar materi yang tertinggal." Dia tidak bisa bilang kalau alasannya ke perpustakaan karena tadi melihat Haechan masuk ke perpustakaan kan?

Wajah Haechan berubah sendu, "Kak Mark yang semangat, ya! Meskipun banyak ketinggalan pelajaran karena sakit, Kak Mark harus tetap semangat belajar. Apalagi akan ada turnamen basket setelah ini. Belum lagi Kak Mark akan ikut ujian kelulusan. Kak Mark harus semangat!"

Mark tersenyum senang. Sebenarnya dia bingung, harus senang karena disemangati Haechan atau menangis takut karena baru ditampar realita sebagai anak kelas tiga yang juga sibuk main basket.

"Terima kasih banyak, Haechan."

"Haechan-ah, kau sudah selesai mengambil bukunya?" Suara Jaemin menginterupsi.

"Oh, sudah." Jawabnya, "Kak Mark, aku duluan, ya. Sampai bertemu lagi." Haechan melambai pergi bersama Jaemin dan meninggalkan Mark yang sedang berbunga-bunga.

Setelah diingatkan Haechan soal kegiatan belajarnya di penghujung kelas tiga, sepertinya Mark benar-benar harus serius belajar. Haruskah dia meminjam buku juga?

Mark menelusuri deretan rak mata pelajaran eksakta. Dia akan meminjam buku kimia dan fisika. Di tengah kegiatannya, mata berlapis kacamata itu tidak sengaja menangkap siluet familiar.

"Jung Jeno?" Gumamnya saat mendapati adik tirinya sedang duduk di salah satu bilik sambil serius mengerjakan sesuatu.

"Sedang apa dia? Dia tidak istirahat?"

Seseorang yang Mark ketahui sebagai penjaga perpustakaan tiba-tiba mendekati Jeno. Mereka nampak mengobrol sebentar, sebelum akhirnya pergi ke suatu tempat bersama-sama.

Mark yang penasaran akhirnya berjalan ke meja yang digunakan Jeno. Barang-barangnya masih ada di situ. Dua buah buku catatan, tiga buku paket, dan satu tempat pensil bergantungan kunci kepala anjing samoyed berbahan fiber glass.

Saat sudah memastikan Jeno akan pergi cukup lama, Mark langsung melihat buku-buku tersebut.

"Ini materi fisika kelas tiga, kan?" Gumam Mark.

"Mau apa dia dengan pelajaran anak kelas tiga? Ada rencana akselerasi?"

Mark makin bingung, karena ini soal Pak Inseong sekali! Apa Jeno dan Pak Inseong punya kedekatan sebagai orang yang sama-sama tertarik dengan fisika?

Faked The Truth [GS] [MARKHYUCK] [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang