22

1.1K 129 15
                                    

Enjoy it




.
.
.
.


Winwin kini menghadapi dokter spesialis jantung yang menangani putri tunggalnya seorang diri. Biasanya, selalu ada sang suami yang menemaninya, namun kali ini karena panggilan mendadak dari rumah sakit, Winwin akhirnya sendirian.

Winwin selalu berdoa, supaya setiap kali dia memasuki ruangan putih ini, akan ada harapan baik bagi Jaemin-nya.

Tapi sepertinya, entahlah, kali ini dia tidak bisa mengkategorikan apakah ucapan yang disodorkan dokter adalah harapan baik atau kemuraman lagi.

"Kondisi jantung Jaemin sangat langka, Nyonya Nakamoto. Jantung baru bukan lagi solusi satu-satunya yang harus ditunaikan." Kata Dokter bermarga Moon.

"Dokter Moon, Anda tahu saya dan suami saya akan melakukan apa saja untuk putri kami. Tidak peduli seberat dan semahal apa pun itu. Saya mohon kerja samanya, Dokter Moon."

"Begini, Nyonya Nakamoto." Moon Taeil berdeham, "Tidak sembarang dokter bisa menangani Jaemin. Dia membutuhkan dokter yang tepat."

"Dan itu bukan Anda?"

Taeil mengangguk membenarkan, "Sayang sekali saya tidak bisa melakukannya."

"Siapa dokter itu? Apa dia ada di rumah sakit luar negeri?"

Taeil menggeleng, "Dia ada di sini. Namun, di rumah sakit yang berbeda. Saya tidak ingin mendahului Anda untuk menghubungi dokter tersebut, mengingat seberapa selektifnya Tuan Nakamoto memilih orang-orang yang boleh menangani anaknya."

Winwin menghela nafas berat. Suaminya dan segala sifat overprotective-nya.

"Siapa dia, Dokter Moon? Saya akan ikut Anda untuk mendatangkan dokter itu agar bisa menangani Jaemin." Benar, urusan Yuta itu belakangan. Yang penting Jaemin-nya harus segera ditangani.

"Dia bekerja sebagai dokter bedah senior di Rumah Sakit Universitas Chung Ang, namanya Lee Taeyong. Jika Tuan dan Nyonya Nakamoto setuju, kita bisa mengadakan pertemuan dengannya untuk membahas jalan terbaik untuk operasi Jaemin berikutnya."

Winwin mengangguk setuju, "Mari kita segera bertemu dengannya, Dokter Moon."

.
.

Pukul 23.27 malam, sulung Seo baru saja pulang dari kegiatan belajar kelompok di sebuah kafe perpustakaan untuk persiapan ujian blok minggu depan. Jadi mahasiswa kedokteran, nyatanya benar-benar menguras segala macam sisi hidupnya. Waktu, tenaga, otak, lengkap sudah. Semoga saja hasilnya nanti akan sepadan.

Matanya menatap isi garasi. Harusnya ada tiga mobil. Tapi, ini baru ada dua. Miliknya dan milik ibunya. Apakah Papanya belum pulang? Tapi ini sudah sangat larut.

Jinhyuk mengeluarkan kartu rumah dan menekan beberapa kombinasi password. Ya, pengamanan ganda. Sudah sebulan terakhir ini Papanya menerapkan kunci ganda di beberapa pintu di rumah.

Klik

Pintu terbuka dan lampu beranda langsung menyala. Dia melepaskan sepatu dan berganti dengan sandal rumah bermotif kucing. Ini bukan kemauannya untuk memakai sandal motif imut begini! Ini kerjaan adik pertamanya. Benar, tidak salah kok. Ini ulah Hendery.

Dulu, di satu hari, Hendery pulang membawa beberapa pasang sandal rumah. Tiga sandal bermotif kucing, satu sandal bermotif kuda warna-warni, dan satu sandal bermotif beruang coklat. Dan Jinhyuk kebagian yang motif kucing, sama dengan kedua orang tuanya.

Okey, kembali ke keadaan Jinhyuk sekarang.

Rumah sudah cukup remang. Bisa dia pastikan, adik-adik dan Mamanya pasti sudah tidur. Iya, kan? Harusnya memang begitu. Tapi, entah kenapa, mengingat situasi yang sedang terjadi akhir-akhir ini, Jinhyuk jadi sangsi.

Faked The Truth [GS] [MARKHYUCK] [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang