13

1.1K 115 53
                                    

Enjoy it



.
.
.
.



Jam pulang sekolah sudah berbunyi setengah jam yang lalu. Hari ini hari biasa, jadi akan ada siswa yang tetap di sekolah untuk kegiatan ekstrakulikuler atau hanya sekadar belajar di sekolah sampai sekolah tutup pukul sembilan malam nanti.

"Kau tidak pulang, Haechan?" Jeno mendekati Haechan.

Jeno baru saja selesai buang sampah sebagai tugas merampungkan jadwal piketnya. Dia kira hanya akan ada dirinya di kelas, ternyata masih ada Haechan yang duduk di bangkunya.

"Aku menunggu Jaemin. Dia ke toilet tadi, tapi sudah hampir setengah jam tidak kembali-kembali. Jeno, aku khawatir sesuatu terjadi pada Jaemin." jawab Haechan.

"Kau sudah menyusul ke kamar mandi?"

"Dia tidak ada di kamar mandi lantai ini."

Okey, Jeno merasa ini mulai aneh.

"Ayo kita cari bersama-sama. Kau cari di kamar mandi lantai atas dan bawah, aku cari di sekitaran gedung. Siapa yang menemukannya lebih dulu, harus segera menelpon."

Haechan mengangguk paham. Keduanya langsung pergi berpencar. Jeno berlari sambil melihat kemana-mana. Firasatnya benar-benar buruk. Jaemin tidak biasanya keluyuran kalau tahu ada yang sedang menunggunya. Tidak ada pemberitahuan toilet rusak juga di lantai kelas mereka berada, jadi Jaemin tidak mungkin ke toilet yang lain, kan?

Lantas kemana Jaemin?

Lima menit mencari, ponsel Jeno bergetar pertanda sebuah panggilan masuk. Dari Haechan!

"Kau menemukan Jaemin, Chan?" Tanya Jeno to the point.

"Jaemin di kamar mandi paling ujung di lantai tiga. Cepat ke sini, Jeno. Keadaannya tidak baik."

Jeno langsung memutus panggilan tersebut dan berlari menyusul Haechan. Persetan dengan fakta dia masuk ke kamar mandi siswi.

Mata Jeno membulat saat melihat kedua temannya yang sudah terduduk di lantai dengan posisi Haechan yang menyanggah kepala Jaemin dan menuntun si gadis Na untuk bernafas teratur.

"Haechan!" Panggil Jeno.

"Jeno, kita harus bawa Jaemin ke UKS kelas tiga! Di sana ada nebulizer dan tabung oksigen yang bisa membantu Jaemin. Cepat!"

Jeno tanpa diperintah dua kali langsung membawa Jaemin ke punggungnya dan berlari menuju UKS kelas tiga, diikuti Haechan yang masih berusaha membuat Jaemin tetap sadar.

Sementara itu, di lapangan outdoor perbatasan gedung kelas tiga dan kelas dua, ada anak-anak basket yang sedang latihan. Mereka tadinya sangat serius, tapi celetukan Lucas membuat fokus mereka pecah.

"Woi, Dery. Bukannya itu Haechan?"

Mendengar nama Haechan disebut, bukan hanya Hendery saja yang menoleh, tapi Mark yang menjadi partner latihan Hendery juga ikut menoleh ke arah tunjukan Lucas.

Mereka melihat ada dua anak berseragam kelas satu dengan satu siswa yang digendong di punggung tengah berlari menyusuri koridor bangunan kelas tiga.

"Mark, itu Jeno, kan?" Tanya Hendery yang dibalas anggukan oleh Mark.

"Kenapa mereka? Mereka kelihatan panik. Dan siapa yang digendong Jeno itu?" Tanya Hendery.

"Aku tidak tahu."

Mark tidak tahu, tapi yang pasti ada yang tidak beres.

"Yeonjun, aku izin sebentar."

Hendery terlonjak kaget saat Mark tiba-tiba pergi menyusul tiga siswa kelas satu tersebut.

Faked The Truth [GS] [MARKHYUCK] [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang