Enjoy it
.
.
.
.Haechan berdiri di atas timbangan dengan wajah kecut. Berat badannya naik lagi. Muak benar Haechan. Rencana dietnya selalu gagal karena keluarganya selalu memaksanya untuk makan. Mereka selalu bilang tidak ada yang salah dengan berat badannya.
"Tapi, kalau tidak ada yang salah, kenapa mereka tetap mem-bully-ku?"
Rasanya Haechan ingin sekali membanting timbangan tersebut dan melampiaskan amarahnya. Dia benci! Benci dengan dirinya sendiri yang jelek, gendut, hitam, dan bodoh. Ingin musnah saja rasanya.
Haechan kembali memakai seragamnya dan meneguk beberapa pil pelangsing, seperti biasa. Dia harus pergi pagi-pagi untuk menghindari sarapan. Mamanya biasa memasak makanan berat untuk sarapan. Bahaya.
.
.Sementara itu, pagi-pagi begini memang sudah ada saja siswa yang datang ke sekolah. Salah satunya adalah Xiao Dejun yang sudah berkutat dengan beberapa berkas laporan pengaduan tindak perundungan di SIC. Email masuk itu kini sudah berupa cetakan dan sedang diteliti oleh tim penulusuran ekskul jurnalis.
"Semakin banyak surat pengaduan yang masuk." Gumam Xiaojun.
"Sudah sebanyak ini dan sekolah tidak mau membuat satgas khusus. Bajingan." Makinya.
"Hei, Xiaojun!" Vernon yang menjadi salah satu anggota tim penelusuran tiba-tiba mendadak menghampirinya dengan laptop di tangan.
"Ada apa?"
"Kau harus lihat ini." Vernon membuka sebuah formulir pengaduan yang menampilkan cerita perundungan lengkap dengan pelaku dan korbannya, beserta foto tanpa sensor.
Mata Xiaojun membulat, "Ini benar Si Ketua OSIS yang melakukannya?"
Vernon mengangguk, "Dan ini korbannya." Dia menunjuk foto seorang anak berkacamata, "Salah satu anak terpintar di kelas satu yang akan menjadi wajah baru sekolah dalam olimpiade fisika."
Mata Xiaojun menyipit. Wajah yang sangat familiar. Anak laki-laki yang sudah dua kali ditemuinya. Anak laki-laki dengan tampilan babak belur yang tidak sengaja Xiaojun tabrak di koridor saat sekolah sudah sangat sepi dan (masih anak yang sama) yang Xiaojun temui di UKS kelas tiga dimana anak itu menemani temannya yang terkena sakit jantung.
Fakta ini tidak gagal membuat Xiaojun merinding.
Dan lihat tipe perundungan yang dilakukan Si Ketua OSIS.
"Siapa yang mengirimkan laporan pengaduan ini?" Tanya Xiaojun.
"Namanya--"
.
."Zhong Chenle, kau dipanggil pembina paduan suara." Jeno yang baru dari ruang guru langsung menghampiri salah satu teman kelasnya.
Zhong Chenle, anak gadis asal China yang disinyalir merupakan siswa terkaya dia sekolah mereka. Kalau Na Jaemin kaya, maka Zhong Chenle kaya sekali.
"Di mana pembinanya?" Tanya Chenle pada Jeno.
"Di ruang guru."
"Terima kasih, Jeno. Oh ya, kau dari ruang guru?" Jeno mengangguk.
Mata Chenle manangkap beberapa buku di tangan Jeno.
"Buku fisika?"
Jeno ikut melihat ke arah mata Chenle, "Iya."
"Untuk persiapan olimpiade, ya?"
Jeno terdiam sejenak, kemudian mengangguk setelahnya.
"Good luck, Jung Jeno." Senyum Chenle tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Faked The Truth [GS] [MARKHYUCK] [NOMIN]
FanficTidak ada yang salah. Semuanya baik-baik saja. Hidup yang cerah, keluarga yang harmonis, pribadi yang baik, rumah yang hangat. Semuanya sangat normal. Dulu. Begitu satu perubahan kecil tercipta, maka retak sudah. Ketika satu rahasia dipendam, ketika...