• BAB 6 •

110 29 2
                                    

Setelah pertikaian Wirya dengan pemuda eropa, Mrs. Alice mulai bersiap untuk mrnjelaskan pelajaran hari ini, bersamaan dengan laki-laki seumuran Hardi masuk kedalam kelas, dilihat dari pakaian serta wajahnya antara Indo atau Londo. Karena memliki wajah campuran.

"Pardon, mag ik een beetje bewegen?" tanya laki-laki itu.

(permisi, boleh bergeser sedikit?).

Hardi yang merasa terpanggil segera menengok, dan memberikan ruang bangku untuk pemuda laki-laki itu.

"Mijn naam is Hans," sapa Hans tersenyum.

(Nama saya Hans).

Hardi membalas senyumannya, sepertinya pemuda ini baik. "Mijn naam is Hardi, naast mij is Wirya," ucapnya, Hardi juga memperkenalkan Wirya.

(Nama saya Hardi, disebelah saya adalah Wirya).

Mereka bertiga mulai memperhatikan Mrs. Alice yang sedang menjelaskan AlJabar.

•••

"Hans," panggil wanita itu dari arah punggung belakang Hans, Hardi serta Wirya yang baru saja keluar kelas.

Salah satu pemuda yang merasa terpanggil membalikkan badan, dari suaranya tidak asing di telinga. Ia yakini pasti itu suara kakaknya.

Hardi dan Wirya juga penasaran, mereka ikut membalikkan badannya. Dan benar saha Henzie yang memanggil Hans dan berjalan kearahnya.

"Kau sudah selesai?" tanya Henzi.

"Sudah," balas Hans.

Hardi serta Wirya hanya memperhatikan laki-laki dan perempuan sedang mengobrol. Kenapa mereka pakai bahasa kita? Bukan belanda?

Henzie melihat ke samping, karena saat melihat dari punggung belakang, Hans sedang bersebelahan dengan dua pemuda lain. Betapa terkejutnya saat ia melihat dua laki-laki jawa bersama Hans, wajahnya mirip sekali dengan laki-laki yang ia lihat di pasar Genteng beberapa hari lalu.

"Hardi, Wirya perkenalkan ini Henzie, kakak saya," terang Hans memperkenalkan kakaknya kepada Hardi dan Wirya. "Dan ini Hardi, sebelahnya Wirya. Temanku di kelas tadi," tambahnya memperkenlakan kepada Henzie.

Mereka saling betukaran senyum. Henzie sudah tertarik dengan Hardi saat ia pertama kali melihat di pasar. Wajah Hardi yang tampan serta kharisma tinggi membuat Henzie jatuh cinta.

"Hans kita pulang dulu ya, sampai bertemu besok," pamit Wirya dan langsung menarik Hardi.

Tetapi Hardipun enggan untuk pergi dari mereka, akhirnya Hardi hanya pasrah saat di tarik tangannya oleh Wirya.

Henziepun tak mengalihkan pandangannya terhadap Hardi sampai sosokpemudi itu hilang dari pandangan.

Hans yang sedang memperhatikan mata Henzie yang tidak berpaling dari sosok Hardi langsung mengerutkan dahinya, mencurigainya. "Kau kenapa, Henzie?"

Henzie tersadar, ia langsung membalikkan badannya mentap Hans yang tengah curiga. "Tidak, ayo kita pergi."

Mereka pergi dari gedung HBS, menuju rumahnya memakai Dokar yang telah disediakan.

•••

"Kenapa kau menarikku?" tanya Hardi tiba-tiba, saat mereka sudah sampai di tempat tarus sepeda.

"Aku ingin menunjukkan sesuatu," ucap Wirya.

"Apa itu?" tanya Hardi penasaran.

"Kita pulang dulu ke asrama, nanti akan ku ceritakan," dahut Wirya, mulai menarik standar dan meniaki sepeda. "Ayo."

Hardi mengikuti Wirya yang sudah jalan duluan meninggalkannya. Mereka kembali menuju Asrama Perlindoengan Peladjar. Wirya ingin menunjukkan tulisan-tulisan yang ia buat sebelum pergi ke Surabaya.


Kini mereka telah sampai di kamar Wirya. "Aku ingin menunjukkan sesuatu kepadamu."

Wirya mengambil beberapa lembar kertas dari selipan bukunya dan menunjukkan kembali kepada Hardi.

"Aku sudah menulis beberapa tentang korupsi pemerintah belanda, diskriminatif, serta cerita para gundik yang di siksa oleh tuannya," sahut Wirya

Hardi membaca artikel-artikel yang di berikan oleh Wirya. "Aku juga."

Hardi kembali menatap Wirya. "Tetapi, saat aku menunjukkan kepada Bapak, beliau menolak artikelku. Bapak bilang ia tidak ingin anaknya diasingkan."

"Aku juga sudah mencoba mengirimkan surat kabar ini di Parijs Van java lewat orang bumiputera yang kerja disana, tetapi mereka menolak mencetak artikelku. Karena ini terlalu berbahaya untuk aku serta mereka," sahut Wirya.

Mereka berpikir sejenak, kini keheningan mulai mengisi suasana kamar Wirya.

"Kita harus mempunyai strategi yang bagus, untuk mereka mau mencetak artikel kita," ucap Hardi tiba-tiba

"Bagaimana caranya?"

••••

Mohon maaf jika banyak typo bertebaran semoga masih bisa kalian ngerti, akan dilakukan revisi saat sudah tamat 🙏

Dan dimohon jika ada kekeliruan bisa langsung komen ya teman, aku akan sangat terbuka untuk saran serta kritik dari teman-teman aku ❤

Terima kasih sudah mau baca sampai akhir, semoga kalian suka🥰

Selalu dukung aku yaa 🖤

Soerat Terakhir Raden Mas Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang