Hardi kembali ke kamar, ia rindu sekali suasana kamarnya yang hangat dan dan aroma buku-buku tersusun rapi di lemari, buku itu banyak diberikan oleh Mas Wira dan berkat kakaknya ini Hardi mendapatkan nilai tertinggi.
Barang-barang dikamar masih lengkap dengan satu ranjang tidur, lemari, rak buku yang ia buat untuk menaruh buku-bukunya, meja belajar serta lampu templok. Ia kembali melihat-lihat kembali bukunya. Memang saat pergi ke Surabaya Hardi tak membawa banyak buku. Tetapi Hardi sangat ingat betul ia menaruh buku-bukunya sesuai kategori pelajarannya tetapj kenapa sekarang tidak sesuai.
"Ah, pasti Kartika." Hardi ingat saat berangkat ke Surabaya ia memberikan leluasa Kartika untuk membaca buku-bukunya. Ia mengambil kunci kamar Hardi di Yu Sumi atau Ibunya. Lantas Harfi tersenyum, ia senang bahwa Kartika sangat suka membaca sama seperti dirinya.
Hardi kembali bersih-bersih dan menunggu Bapaknya untuk menyapa, karena sudah lama sekali Hardi tak bertemu dengan Bapaknya.
Kini sudah menjelang sore, Raden Mas Arya Nugroho Suryokusumo, Bapak Hardi. Pulang setelah mengurus beberapa berkas di tempat ia bekerja. Hardi langsung menghampiri dan mengatupkan kedua tangannya di depan hidung.
"Hadi sudah pulang, Bapak." Sahut Hardi masih menunduk. Bagaimanapun Hardi harus menghormati Bapak, sebagai kepala rumah tangga disini.
"Bagaimana keadanmu Hardi?" tanya Arya sambil berjalan menuju kursi kayu jati di teras rumahnya.
Hardi yang mengikuti arah Bapaknya berjalan dengan wajah yang masih tertunduk. "Alhamdulillah, Hardi baik disana, Bapak."
Arya hanya mengangguk-angguk dan berdiri untuk bersih-bersih, sebelum meninggalkan Harfi ia menepuk pundak Hardi. "Surat dari HBS Surabaya sudah sampai ke rumah ... Bapak tidak menyesal mengizinkan kamu pergi ke Surabaya. "
"Matur Suwun, Bapak," sahut Hardi yang masih setia menunduk, walaupun Bapaknya tidak terlihat memyeramkan untuknya tetapi sebagai rasa hormat kepadanya.
"Tapi ingat, Hardi. Bapak sekolahkan kamu di sana bukan untuk menjadi pemberontak dan bisa lepas dari pandangan, Bapak," sahut Arya, dengan nada bicara yang cukup tenang tetapi membuat Hardi bergidik ngeri. Memang Bapak mempunyai aura dingin dan tegas.
Tetapi apa yang dimaksud bapak? Apakah bapak tahu bahwa Hardi ikut organisasi dan pergi ke kongres Sumpah Pemuda? Tapi bagaimana bisa? Hardi sudah menyusun rapi rencana agar tidak ketahuan dengan bapaknya.
"Bapak tidak ingin pemberontakan kamu membawa masalah untuk dirimu sendiri, apalagi berimbas pada keluargamu ini," tegas Arya yang cukup mengintimidasi Hardi.
"Nggih, Bapak. Ngapunten, Bapak," pasrah Hardi. Ia tidak tahu Bapak nya tahu semua tentang Hardi selama di Surabaya atau tidak. Yang pastinya Bapak dan Ibunya sudah mewanti-wanti tentang resiko yang akan di ambil Hardi kedepannya. Kenapa dua pasangan ini kompak untuk memberikan pesan menohok bahwasanya keputusan yang ia ambil nanti akan berimbas buruk?
(Iya), (Maaf)
"Jadi anak penurut dan tidak neko-neko, Bisa?" Hardi mengangkat kepalanya dan menatap ke arah Bapaknya yang tengah mentapnya juga. "Ini perintah, Hardi."
"Nggih, Bapak. Hardi akan mengingat itu." Lagj-lagi Hardi hanya menuruti perintahnya. Ia tidak bisa menentang perintah Bapaknya maka dari itu Hardi selalu mencari cara lain untuk mencapai tujuannya agar tidak ketahuan oleh Arya.
Arya pergi meninggalkan Hardi yang masih memproses ucapan bapaknya? Ia takut bahwa tidak bisa kembali ke Surabaya setelah bapaknya tahu tujuan aslinya datang ke Surabaya.
Tetapi wejangan dari Bapaknya tidak melunturkan tujuan Hardi untukmemerdekan bangsanya. Ikut membantu memperjuangkan hak yang seharusnya menjadi milik para saudara sebangsa dan setanah air.
•••
Acara pernikahan Raden Mas Harya Wirakusumo dengan Raden Ajeng Ratna putri dari Bupati Blora. Ya, sudah pasti karena di jodohkan, Wira mau tidak mau setelah lulus dari pendidikan nya ia di nikahkan oleh perempuan pilihan Bapak dan Ibunya, Itupun tidak boleh di protes.
Apakah Hardi akan menjadi selanjutnya? Mengikuti jejak Mas Wira menikah dengan perempuan pilihan Bapak dan Ibunya. Tetapi ia menepis pemikiran itu, dan saat ini Hardi harus fokus dengan tujuannya lagipula ia mencintai Henzi dan pemuda itu tidak mungkin meninggalkan Henzi. Jika Hardi nantinya akan di jodohkan, sudah pasti Hardi akan menolak.
Kini Hardi sudah memakai baju adat jawa beskap hitam saat pernikahan, acaranya cukup meriah dengan beberapa adat jawa seperti upacara ijab, panggih dan lain sebagainya. Serta Hardi diminta sebagai penerjemah pembicaraan antara bahasa Jawa dan bahasa Belanda.
Setelah acara pernikahan selesai. Ia kembali kerumah dan mungkin beberapa hari kedepan Hardi akan membicarakan soal perguruan tinggi di Surabaya atau di Batavia. Karena Hardi ingin terus melanjutkan pendidikan nya dan mencapai tujuannya untuk memeberikan kemerdekaan pada bangsanya sendiri.
••••
Catatan :
Pakaian Beskap : Pakaian beskap digunakan untuk laki-laki. Bentuknya seperti jas dan memiliki warna yang sangat beragam. Beskap juga memiliki kerah baju namun tidak bisa dilipat seperti kerah pada kemeja saat ini.
Upacara Ijab : Upacara Ijab adalah inti dari pelaksanaan upacara perkawinan. Dimana, perkawinan secara sah menurut agama dan hukum negara.
Upacara panggih : Rangkaian upacara Panggih meliputi srah-srahan sanggan, lempar-lemparan sirih, mencuci kaki dan memecah telur, pengantin bergandengan menuju pelaminan, kacar kucur, dhahar walimah atau makan bersama, dan terakhir sungkeman kepada orang tua.
••••
Mohon maaf jika banyak typo bertebaran semoga masih bisa kalian ngerti, akan dilakukan revisi saat sudah tamat 🙏
Dan dimohon jika ada kekeliruan bisa langsung komen ya teman, aku akan sangat terbuka untuk saran serta kritik dari teman-teman aku ❤
Terima kasih sudah mau baca sampai akhir, semoga kalian suka🥰
Selalu dukung aku ya 🖤🖤
![](https://img.wattpad.com/cover/320816641-288-k146272.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Soerat Terakhir Raden Mas
Historical FictionRaden Mas Hardiyata Adhikusumo adalah pemuda keturunan priyayi Jawa yang bertekad ingin mengusir penjajah dari tanah kelahirannya. Tapi, siapa sangka Hardi justru jatuh dalam perangkap cinta seorang Henzi Van Dekken, noni Belanda yang juga teman se...