• BAB 41 •

48 3 2
                                    

Pagi ini Hardi menjalankan rutinitas seperti biasanya, sudah 2 bulan ia belajar di NIAS, dan sampai saat ini Hardi belum menemukan teman yang pemikiran dan tujuan sama dengannya. Hardi pun sering berkunjung ke rumah sekolah yang ia dan Mas Wira dirikan walaupun hampir 70% Wira yang urus, Hardi membantu hanya sebagian saja karena jarak tempuh Surabaya dan Bojonegoro cukup jauh.

Tetapi itu tidak melunjurkan semangat Hardi untuk selalu mewujudakan cita-citanya satu persatu. Saat ia belajar di NIAS Hardi menemukan sosok panutan yang sangat ia kagumi dan hargai. Yaitu Guru Dr. Soetomo, beliau menjadi pengajar di NIAS. Hardi sangat kagum padanya, seorang bumi poetra bisa mengajar di sekolah Belanda.

"Nuwun sewu, Pak," sapa Hardi saat pengajaran penyakit kulit.

(Permisi  Pak)

"Iya?" tanya Dr. Soetomo setelab membereskan buku-bukunya.

"Nama saya Hardi," ucap Hardi perkenalan.

"Iya, Hardi."

"Saya sudah banyak mendengar tentang Bapak, saya kagum dengan bapak, Apakah boleh Bapak jadi panutan untuk saya?"

"Tentu boleh, Hardi. Kau harus menjadi orang di segani Hardi, agar orang-orang belanda tak menginjak-injak harga dirimu," pesan Dr. Soetomo alan selalu Hardi ingat dalam benaknya.

"Nggih, Bapak. "

Dr. Soetomo pun pergi meninggalkan Hardi. Ia yakin bahwa dengan kerja kerasnya tanah yang selama inj menjadi tumpuan hidupnya akan merdeka, walaupun dari bantuan atau ataupun bukan.

•••

Selama di Surabaya Hardi selalu menyempatkan eaktu untuk bertemu dengan Henzi, walau hanya sekedar mengobrol santai.

"Aku mendirikan rumah pendidikan di Bojonegoro di bantu oleh Mas Wira, Mas ku, kau ingin melihatnya?" tanya Hardi di sela-sela perbincangan mereka.

"Wah, hebat Hardi. Aku tidak menyangka kau mempunyai pemikiran luas seperti itu. Baik, aku ingin sekali bertemu dan membantu mengajar, Hardi," seru Henzi, walaupun ia seorang noni belanda. Tetapi rasa perikemanusiaan sangatlah tinggi.

"Jika aku mempunyai waktu lebih, kita akan mengunjungi rumah pendidikan ku ya, Henzi," ucap Hardi tersenyum dan dibalas anggukan antusias oleh Henzi.

Suasa hening kembali, Henzi dan Hardi terdiam cukup lama menikmati semilir angin di sore hari dengan hamparan ladang padi yang mulai menguning.

"Aku boleh tanya sesuatu?" tanya Hardi dengan sedikit takut, ia takut kalau Henzi akan tersinggung dengan pertanyaan yang akan Hardi berikan.

"Apa, Hardi?"

"Kau tidak marah atau merasa terancam jika penduduk pribumi akan semakin banyak yang berpendidikan dan memberontak terhadap bangsa mu, Bangsa Belanda."

Henzi hanya tersenyum lembut. "Mengapa aku harus tersinggung, Hardi. Bukankan bagus jika bangsamu banyak yang berpendidikan, semakin cepat kalian keluar dari penderitaan ini."

Jawaban Henzi membuat Hardi semakin jatuh hati padanya , bagaimana tidak? Hatinya begitu baik

"Bagaiman jika bangsaku terbebas dari penderitaan ini, sedangkan bangsamu pasti akan di menderita di kemudian hari?"

"Aku yakin kau pasti akan melindungiku, bukan?" Pertanyaan Henzi sontak membuat Hardi diam seribu bahasa, mungkin jika Hardi melindungi Henzi ia akan di cap sebagai pengkhianat.

"Aku pasti akan melindungimu, Henzi." Bagaimanapun Hardi mencintai Henzi, ia tidak akan mungkin membiarkan gadisnya terluka.

Henzi pun tersenyum cerah, ia senang sekali bisa bertemu dengan laki-laki setulus Hardi. Walaupun mereka cukup berbeda tetapi itu tidak akan menghalangi cinta mereka untuk bersatu.

Sore itu, Di Surabaya. Hari cukup terang dengan semilir angin membawa mereka ketenangan. Tidak ada penindasaan, perbudakan yang mereka lihat. Hanya hamparan padang padi yang bergitu luas dengan langit yang mulai oranye pertanda malam telah datang.

"Bedankt, Hardi."

(Terima kasih)

•••

Mohon maaf hiatus lama sekali 😭😭😭😭

Mohon maaf jika banyak typo bertebaran serta krasa pada semoga masih bisa kalian ngerti, akan dilakukan revisi saat sudah tamat 🙏

Dan dimohon jika ada kekeliruan bisa langsung komen ya teman, aku akan sangat terbuka untuk saran serta kritik dari teman-teman aku ❤

Mohon maaf jika ada bagasa yang kurang berkenan atau tidak sesuai dengen terjemahannya. Mohon saran dan masukannya 🙏

Terima kasih sudah mau baca sampai akhir, semoga kalian suka🥰

Selalu dukung aku ya 🖤🖤

Soerat Terakhir Raden Mas Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang