• BAB 19 •

45 9 2
                                    

"Kau harus banyak-banyak membaca, Wirya," peringat Suharyanta. Tetapi, pemuda yang di nasehati malah cengar-cengir menggarukkan kepalanya yang tak gatal. "Belajar dari Hardi," tambahnya.

"Bagaimana cerita bersambungmu itu, Hardi? Apakah ada kesulitan? Atau butuh bantuan?" tawar Suharyanta, k3mbali memperhatikan Hardi yang terngah tertawa kecil melihat ekspresi Wirya dan kembali menatap Suharyanta yang memanggilnya dan mengajaknya berbicara.

Semenjak Hardi dan Wirya ikut organisasi Sarekat Islam, Suharyanta tahu banyak tentang tujuan Hardi. Iapun dengan senang hati membantu jika mereka kesulitan. Karena dengan banyaknya pemuda pribumi dari kalangan bangsawan ataupun golongan rendahan yang menjunjung tinggi memperjuangkan kebebasan atas tanah ini dari bangsa eropa, semakin tinggi dan cepat pula peluang untuk terbebas dari penjajahan.

"Tidak, A. Semua masih bisa di kerjakan sendiri, terima kasih penawarannya, A Suhar." Hardi tersenyum sedikit menunduk, untuk memberikan rasa terima kasih yang sangat tinggi.

"Baiklah, jika kesulitan bisa langsung kabari ya, Di," sahut Suharyanta, memegang bahu Hardi setelahnya menepuk pelan 3 kali.

Suharyanta kini berbalik menghadap Wirya. "Bagaimana denganmu, Wirya? Dilihat-lihat kau belum ada perkembangan," tukas Suharyana menyelidik.

"Aku sedang mempersiapkannya, A. Bersabarlah sedikit," sahut Wirya.

"Baiklah-baiklah. Aku tunggu tulisanmu, Wirya," ucap Suharyanta.

Sebenarnya Wirya sudah membuat beberapa artikel serta puisi. Tetapi menurutnya kata-kata yang ia torehkan sedikit mengancam untuk dirinya, karena Wirya masih ingin berjuang walaupun tidak terang-terangan.

Wirya dan Hardi akan menyusun untuk membantu para Mas-Mas Priyayi untuk memerdekakan Indonesia. Walaupun tak berperan penting dalam membela tanah air tetapi mereka ingin ikut memperjuangkan Bangsa ini.

***

Hardi dan Wirya menggoes sepeda menuju HBS, kali ini mereka masuk ke sekolah. Karena, Hardi takut jika Bapaknya tahu jika Hardi sering tidak masuk kelas karena mengikuti Suharyanta ia akan di suruh balik ke Bojonegoro dan bersekolah disana serta di tutup semua akses untuk bebas dan lebih parahnya lagi Hardi bisa di jodohkan dengan seorang Raden Ajeng dari kadipaten kota lainnya.

Kini Hardi dan Wirya dengan pakaian baju kemeja, sarung batik serta blankon yang terpakai di kepalanya. Sementara Hans memakai baju kemeja dan celana putih dan terlihat Henzie di samping Hans memakai gaun bawah lutut bunga-bunga serta topi bundar yang menempel pada kepalanya.

"Goedemorgen," sapa Hans saat mereka sudah di dalam koridor menuju kelas. "Kalian kemana saja? Kenapa jarang sekali masuk kelas?" tanya Hans.

(Pagi)

Hans tidak tahu bahwa Hardi dan Wirya mengikuti organisasi Sarekat Islam. Karena, menurut mereka Hans tidak perlu tahu. Lagipula Hans bukan asli pribumi.

"Pagi, Hans, Henzie," sapa Hardi.

Sorot mata Hardi membinar ke arah Henzie. Semenjak kejadian sore itu di perkebunan. Henzie dan Hardi saling memeberikan ketertarikan.

"Hallo, Hardi." Henzie tersenyum. Dari awal ia sudah tertarik dengan Hardi dan saat diperkebunan kala itu ia mulai jatuh hati kepada bumiputera.

"Hans, sudah ku bilang pakai bahasa kami saja," protes Wirya. Ia bukannya tidak suka dengan bahasa Belanda, tetapi ia tidak ingin terbawa suasana budaya Belanda.

"Maaf, Wirya. Aku lupa," sesal Hans.

"Sudah-sudah, sebaiknya kita ke kelas," lerai Hardi dan di beri anggukan oleh Henzie. Mereka sama-sama kompak.

"Kau belum menjawab pertanyaanku," tagih Hans memegang tangan kiri Wirya saat pemuda sunda itu berjalan melangkah maju.

"Itu bukan urusanmu, Hans," tukas Wirya, kini ia berjalan meninggalkan Hans yang sedikit terkejut.

"Rupanya aku bukan teman dekatmu, Wirya," kesal Hans, ia langsung mengejat wirya yang lebih dulu pergi.

"Kau kembali ke kelasmu, Henzie. Tot ziens," terik Hans.

(Sampai jumpa, nanti)

Hans dan Hardi menyusul Wirya sedangkan Henzie berbalik menuju ke kelasnya.

••••

Mohon maaf jika banyak typo bertebaran semoga masih bisa kalian ngerti, akan dilakukan revisi saat sudah tamat 🙏

Dan dimohon jika ada kekeliruan bisa langsung komen ya teman, aku akan sangat terbuka untuk saran serta kritik dari teman-teman aku ❤

Terima kasih sudah mau baca sampai akhir, semoga kalian suka🥰

Selalu dukung aku ya 🖤🖤


Soerat Terakhir Raden Mas Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang