"Henzie, kau sendiri?" Hardi mencari tahu keberadaan Hans tetapi ia tidak menemuinya. Memang saat selesai pelajaran Hans langsung pergi hanya berpamit duluan tapi tidak tahu ingin kemana.
"Hans pergi membantu Pak Suto di pasar," jelas Henzie pasti Hardi ingin menanyakan keberadaan Hans yang tak di samling gadis itu.
"Wirya dimana?" tanya Henzie, saat ia mengedarkan padangan di sekeliling Hardi tak menemukan sosok Wirya. Biasanya Wirya selalu bersama Hardi bak anak kembar yang tak bisa dipisahkan.
"Sedang ke pasar membeli pena dan tinta, " jelas Hardi, saat mereka berjalan menuju tempat sepeda di simpan.
"Hari ini ada urusan?" tanya Henzie, sebenarnya ia ingin mengajak Hardi dan Wirya berkuda. "Kau ingin berkuda denganku?"
Sebenarnya ia ingin menulis setelah pulang sekolah, tetapi krena tidak tega hati menolak ajakan Henzie, akhirnga Hardi pun menerimannya.
"Boleh." Hardi tersenyum sumringah, kenapa hatinya kini hanya untuk Henzie seorang. Untuk menulis ia bisa kerjakan pada malam hari.
Sepasang sejoli itu segera meninggalkan sekolah HBS menju rumah Henzie, cuaca Surabaya sengguh menyejukan dengan awan-awan menutupi teriknya matahari yang membakar kulit.
Setelah sampai di pekarangan rumah Henzie. Mereka langsung berjalan menuju kandang kuda di belakang rumahnya terlihat Sulastri sedang menulis pembukuan penjualan perternakan serta perkebunan.
"Ibu," sapa Henzie. Mereka segera berjalan menuju Sulastri, sontak wanita yang mrmakai baju jawa itu langsung mengalihkan padangannya menuju sumber suara.
"Henzie, dimana Hans ?" tanya Sulastri. Ia hanya melihat Henzie bersama Hardi bukan Hans.
"Hans sedang menyusul pak Suto ke pasar, Bu." Sulasti mengangguk, ia bwralih pandangan kepada sosok pemuda di samping anak tirinya ini, seakan meminta penjelasan kenapa Hardi ada disini.
"Aku yang mengajaknya ke sini, Bu. Aku mengajak berkuda hari ini." Penjelasan Henzie membuat Sulastri mengangguk mengerti. "Henzie ke kanda kuda ya, Bu."
Hardi hanya tersenyum dan langsung mengekori Henzie dari belakang. Sulastri menatap dua punggung pasangan itu yang perlahan menjauh, wajahnya tersenyum kecil tetapi beberapa saat menjdi kekhawatiran. Bagaimana merka akan bahagia saat darah mereka pun menolak untuk bersama. Darah mereka takkan bisa menyatu dan takdirpun mungkin akan mempermainkan hati mereka. Sulastri hanya berharap tidak akan ada hal yang menyakitkan pada dua manusia yang saling mencintai ini.
***
Mereka berkuda di sekitar perkebunan Henzie yang cukup luas, di tanami berbagai bahan pangan seperti padi, kentang, kopi serta sayur mayur lainnya. Kini Hardi semakin mahir berkuda terlihat ia bisa mengendalikan kuda dengan lihai. Henzie yang berada di samping tersenyum sumringah bisa melihat wajah tampannya Hardi yang menyeujukan hatinya.
"Kau semakin lihai, Hardi," puji Henzie tersenyum.
Harfi yng sedamg berfokus pada kuda dan jalan 2 tapak itu langsung beralih ke sumber suara. Tersenyum kepada Henzie tetapi tak mengatakan apapun, hanya saling menatap beberapa detiknya. Jantung Hardi selalu berdetak lebih cepat, apakah perasaannya semakin dalam terhadap Henzie? Tetapi dalam lubuk hatinya ia merasa khawatir entah apa yang ia rasakan benar atau salah. Tetapi saat ini ia hanya ingin bersama perempuan yang mempunyai mata indah itu menemani di sampingnya.
Setelah betatap, Henzie kembali kedepan. Semakin menatap Hardi ia semakin terpesona dengan Hardi dan kinj ia merasakan degup jantungnya kembali cepat dan kegigupannya kini menjalar ke seluruh tubuh. Pikirannya kini mencoba untuk mentralkan perasaannya.
Mereka berhenti di sebuah padang rumput yang cukup luas berada di ujung perkebunan rumah Henzie. Matahari kini bergelicir ke barat tanpa terasa berkuda mereka cukup menguras waktu. Angin sepoi-sepoi mengibaskan rambut pirang Henzie. Mereka duduk bersebelahan di pelataran rumput yang menjdi alasnya, padangan mereka lurus kedepan, beberapa menit tal ada suara apapun hanya ada suara ilalang-ilalang panjang mergoyang di terpa angin.
"Aku.. " Suara yang berhasil memecahkan keheningan antara mereka berdua adalah suara Hardi.
••••
Mohon maaf jika banyak typo bertebaran semoga masih bisa kalian ngerti, akan dilakukan revisi saat sudah tamat 🙏
Dan dimohon jika ada kekeliruan bisa langsung komen ya teman, aku akan sangat terbuka untuk saran serta kritik dari teman-teman aku ❤
Mungkin part-part ini akan mengisahkan perasaan Henzie dan Hardi yaa. Terima kasih sudah mau baca sampai akhir, semoga kalian suka🥰
Selalu dukung aku ya 🖤🖤
![](https://img.wattpad.com/cover/320816641-288-k146272.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Soerat Terakhir Raden Mas
Ficción históricaRaden Mas Hardiyata Adhikusumo adalah pemuda keturunan priyayi Jawa yang bertekad ingin mengusir penjajah dari tanah kelahirannya. Tapi, siapa sangka Hardi justru jatuh dalam perangkap cinta seorang Henzi Van Dekken, noni Belanda yang juga teman se...