19. Perdarahan

770 55 9
                                    

Berhubung malam ini udah 1K (dikit sih memang, tapi aku senang ❤️), jadi aku up Mahes dan Junior.

Jangan sepi gitu kalau suka. Kasih komen yang bisa bikin authornya semangat 🤧

Okelah, ini selamat jengkel dengan Aak Yugo, ah cie Aak.

*+*

Yugo membawa Mahes ke rumah sakit, sendiri. Dia tidak lagi berpikir panjang ketika melihat wajah Mahes pucat menahan rasa sakit.

Turun dari mobil, dia menggendong Mahes. Berlari masuk ke bagian dalam rumah sakit sembari tetap berhati-hati.

"Suster! Suster!" Dia memanggil agar seseorang segera membantunya.

Dua orang suster wanita mendekati mereka. Melihat Mahes yang pucat juga ada pendarahan, mereka bersiap membawakan  untuk langsung memeriksa kondisi pasien.

Yugo berdiri di tempatnya. Pikirannya berkecamuk. Kenapa? Kenapa dia bisa ada di sini?

Memikirkan jawaban sendiri, Yugo merasa sangat bodoh. Bukankah seharusnya dia biarkan saja gadis itu menderita sendiri? Bisa saja Dia kehilangan bayinya. Dengan begitu Yugo bisa lepas dari tanggung jawab dan dia bisa membersihkan tangannya dari apa yang sudah terjadi.

Kelihatannya, dia harus segera pergi dari sini. Sebelum Junior tahu lantas membuat masalah di antara mereka semakin meruncing.

Yugo  akan pergi. Sialnya, langkah laki-laki itu terhenti tepat ketika dia tinggal satu langkah lagi bisa pergi. Bayangan Mahes yang kesakitan, Apalagi Yugo juga meyakini bahwa anak yang dikandungnya adalah anaknya membuat tubuh terasa membeku.

Alih-alih lari dari tanggung jawab, Yugo akhirnya malah berbalik segera mencari dokter untuk meminta penjelasan soal kondisi Mahes saat ini.

Persis seperti seorang ayah yang sedang menanti kepastian hidup dan mati calon anak dan juga ibu yang mengandung bayinya, Yugo mondar-mandir di depan ruang perawatan Mahes.

Dokter yang memeriksa Mahes keluar. Segera Yugo tanyakan keadaan Mahes. Tapi, sebelum mendapatkan jawaban lebih dulu dia malah mendapat pertanyaan.

"Berapa usia ibu yang mengandung ini?"

Yugo seperti mendapatkan pertanyaan yang sangat berat hingga dia hanya bisa diam untuk beberapa saat. Kesadarannya seakan lenyap, hingga dokter mengulang pertanyaan lagi baru bisa menjawab.

"Sekitar tujuh belas."

Dokter memicing matanya. "Anda suaminya?"

Yugo merasa tidak perlu menjawab pertanyaan itu, sementara dokter menyimpulkan bahwa mereka adalah pasangan beda usia yang berhubungan bebas.

"Langsung jelaskan saja, gimana kondisi dia dan bayi dalam kandungannya," pinta Yugo.

"Ibu dan janin dalam kandungannya baik-baik saja. Keduanya selamat."

"Tapi, kenapa dia bisa perdarahan?"

"Mari ke ruangan saya, biar saya jelaskan." Dokter telah mempersilakan, Yugo mengikutinya.

Sampai di ruangan dokter, Yugo diberikan gambar petunjuk soal kondisi kehamilan bagi perempuan yang usianya masih di bawah dua puluh tahun. Termasuk berbagai macam risiko yang bisa ditimbulkan.

Bayi yang dikandung Mahes rentan mengalami prematur, juga ada kemungkinan berat bayi akan berada di bawah normal. Bahkan, Yugo juga harus bersiap dengan risiko ibu dan bayi.

MaheswariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang