76

213 8 0
                                    

71-75  ada di Karyakarsa dan Joyread.

Info lagi nih, ya. Kalau di Joyread judulnya Benih Terlarang Kakak Angkat 

Download aplikasinya, kalian bisa baca dengan buka koin atau nonton iklan. Nggak ada paksaan ya, Sahabat Readers. Sesuka kalian saja nyaman baca di mana.

💕

"Kamu kira enak jadi orang yang didiamkan selama berhari-hari?" Mahes bahkan bingung saat mereka tidur. Mau mengajak bicara, takutnya diabaikan. Diam juga tidak menyelesaikan masalah.

"Berapa hari kamu nggak menyapaku? Berapa hari kamu nggak menyentuhku?" Derai air mata istrinya semakin deras, Junior hanya bisa menepuk bahunya sembari menunggu Mahes bisa tenang.

Setelah dia tenang, baru Junior berani mengatakan apa yang sebenarnya terjadi selama ini. "Kamu nggak salah, Hes. Ini bukan salah kamu ...."

Dalam isakannya, Mahesa mengeluhkan sikap Junior. "Gimana aku nggak salahkan diri sendiri kalau kamu selama ini diam denganku!"

Junior menangkup wajah Mahes. "Aku bingung dengan perasaanku. Hes. Aku sakit hati, tapi bukan dengan kamu. Aku marah, tapi bukan dengan kamu juga. Aku menyalahkan diri sendiri ...." Junior menggigit bibirnya. "Aku menyalahkan diri karena nggak peka dengan tanda yang sudah papa kasih. Aku kehilangan papa sebelum bisa buktikan aku ini mampu dipercaya dengan dia."

Andaikan Junior bisa mengatakan ini, betapa sakitnya yang dia rasakan. Memutar waktu tidak bisa, yang tersisa hanya penyesalan.

"Maafin aku ...." Junior menatap nanar Mahes dan istrinya itu mengangguk. Junior tahu kalau hati wanita yang mendampinginya ini sangat lembut. Memang dia yang kejam mengabaikan istrinya selama ini.

"Bayinya ...." Mahes merintih. "Bayinya nggak bergerak beberapa hari ini."

Junior memegang perut Mahes. "Ayah minta maaf, maafin ayah." Pria itu membungkuk mengecup perut Mahes. Baru setelah itu yang dirasakan gerakannya semakin kuat.

Keadaannya sudah baik-baik saja. Mahes butuh istirahat dan pikirannya harus dijaga supaya tidak stres. Junior setia menemani.

***

Angela bertemu dengan Adrian di sebuah kafe. Mereka kelihatan biasa saja jika dilihat begini. Tapi, jika mau tahu sudah sejauh apa selama ini dekat, keduanya sudah tidak ada beda seperti pasangan suami istri.

"Turut berduka ya, soal kabar ayah mertuamu." Adrian membuka topik di detik pertama pertemuan mereka.

Angela mengibas tangan. "Dia memang sudah tua, wajar kalau harus meninggal. Lagi pula, anak-anaknya sudah nggak perlu diurus lagi."

Adrian menarik sebelah sudut bibirnya. "Kamu sendiri dengan Yugo gimana?"

Istri Yugo tersebut menghela napas berat. "Justru kalau mau kasihan, aku yang sekarang patut dikasihani."

"Yugo akan menceritakan kamu?" Adrian penasaran. Jujur saja kalau memang Yugo akan ceraikan Angela, menurut Adrian itu adalah kabar baik. Pria itu mau menerima Angela sebagai istrinya. Meski kelakuannya agak sedikit liar, Angela itu cukup cantik dan bisa memuaskan Adrian di setiap permainan cinta mereka.

"Aku nggak mau cerai dengan Yugo sebelum pria itu menderita!" Angela sakit hati dengan penghianatan yang Yugo lakukan juga dia bukannya mengemis pada perempuan itu untuk meminta maaf, malah berniat menceraikannya. Meski belum diputuskan dalam sidang perceraian, dia sudah satu kali mengucapkan kata talak.

"Kamu mau apalagi sama dia?"

Angela menatap tajam pada Adrian.

"Serius, kamu nggak paham dengan apa yang aku maksudkan?"

MaheswariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang