Kemarin, Junior sudah menyelesaikan kompetisi dengan baik. Tim-nya mang keluar sebagai pemenang dan rencana berikutnya adalah mereka harus terbang ke Korea Selatan untuk pertandingan yang lebih besar. Ini kesempatan baik. Jika Junior bisa menambah dalam pertandingan itu dia akan dapat kesempatan untuk jadi trainee di salah satu agensi besar negeri ginseng tersebut.
Dia minta izin untuk pulang, berencana menyusul sendiri setelah memastikan keadaan Mahes baik-baik saja. Junior hanya punya waktu 4 hari untuk libur. Makanya, dia bergegas. Tapi, kemarin tiba dari bandara sudah larut malam. Dia takut Mahes terganggu. Makanya, memilih untuk menginap di rumah Bary.
Bary jadi satu-satunya orang dalam tim yang tidak bisa ikut lantaran cedera tulang yang dialaminya, membuat dia harus istirahat total.
Junior menumpang semalam di rumahnya. Pagi ini buru-buru pulang demi Mahes. Di luar dia sudah melihat Asih dan juga mobil milik Yugo. Tapi, tidak pernah terbersit dalam benaknya kalau akan melihat Mahes asyik berpelukan dengan Yugo.
Sebelum pernikahannya,Yugo pernah menemui Junior. Dia pernah bilang kalau bukan karena menyukai Mahes, Junior melakukannya karena ingin menentang ibu mereka. Suatu saat, Mahes akan jadi orang yang menghancurkan hubungan mereka. Yugo juga akan buktikan kalau memang benar anak yang dikandung adalah anaknya, cepat atau lambat Mahes akan tetap kembali padanya.
Junior tidak percaya itu, sampai dia lihat sendiri Mahes nyaman dalam pelukan Yugo. Bukan cuma itu, adegan sensual.di mana Yugo bisa menghidu aroma tubuh perempuan itu juga terpampang nyata. Dia tidak marah. Hanya kecewa kalau lagi-lagi yang dikatakan kakaknya itu benar.
"Kayaknya gue ganggu." Junior tersenyum getir.
Mahes menyingkirkan tangan Yugo, berusaha untuk memberikan penjelasan. Junior sedang tidak mau bicara apa-apa sekarang.
"Ya udah, terusin aja ngobrolnya. Nggak enak kalau gue ganggu."
Yugo bergeming saat Junior pergi. Sementara, Mahes berusaha untuk mengejarnya. Tapi, dia kesulitan saat berjalan karena perutnya yang terasa nyeri.
"Kak Jun, tunggu!" Mahes berusaha untuk menghentikannya.
Yugo memegang lengan perempuan itu, memaksa agar tetap berada di dekatnya. Dia sudah tahu bagaimana kelakuan Junior, tidak perlu dipikirkan. "Mahes, dengerin aku!"
"Lepas." Mahes menepis tangan Yugo. "Aku bisa urus diri sendiri."
Yugo geram melihat perempuan di depannya sangat keras kepala. Oke, dia akan biarkan Mahes. Sampai mana perempuan itu sanggup untuk mengejar Junior.
"Kak Jun, tunggu?" Langkahnya sangat pelan, dia juga terus meringis menahan sakit untuk setiap langkah yang diambilnya.
Lama-lama, Yugo tidak tahan melihat itu. Dia tahu Mahes sedang kesakitan, kenapa malah nekat mau mengejar Junior?
Dasar bocah ingusan!
"Junior nggak akan pulang malam ini. Kamu jaga kesehatan, besok pagi aku jemput." Yugo mencengkeram lengan Mahes. Dia lakukan ini agar perempuan itu berhenti memaksa untuk mengejar Junior. "Ingat, Mahes, apa yang aku bilang hari ini, pertimbangkan baik-baik. Bukan cuma demi keselamatan bagi kamu, tapi demi Junior juga, kalau kamu sayang sama dia."
Yugo pergi, seiring dengan Junior yang tidak tampak lagi di depan matanya.
🍒🍒🍒
"Jun, lo balik lagi?" Barry terkejut ketika melihat Junior bertandang lagi ke kosannya. Kali ini dengan wajah kusut.
"Katanya mau bikin kejutan untuk istri lo?" Tidak peduli walau Junior menutup mulut rapat-rapat, yang juga malah memilih untuk merebahkan tubuh di lantai, Baru masih nekat mengajaknya bicara.
"Diam, Bar. Gue lagi nggak bisa diajak bercanda." Junior menutup mata dengan lengan, mencoba menyingkirkan perasannya pada Mahes.
"Astaga, gue kan nanya baik-baik. Kok lo emosi kayak gini, sih?" Bary kesal sendiri menanggapi sikap Junior. "Memangnya ada masalah apa?"
Lama Junior tidak mwmeberi jawaban membuat Baru membuat kesimpulannya sendiri. "Jangan bilang lo pulang-pulang pergoki istri selingkuh?"
Junior juga tidak tahu. Apakah itu termasuk kategori selingkuh atau bukan. Yugi memang Atha drau bayinya Mahes, pernikahan mereka juga cuma sebatas status.
"Eh, nggak mungkin. Istri lo masih kecil. Masa iya, berani macam-macam. Bary terus saja sibuk menggangunya.
"Udah, Bar, gue nggak mau ngomong apa-apa."
🍒🍒🍒
Semalaman Mahes menghabiskan waktu dengan terus memikirkan Junior. Dia berusaha menghubungi suaminya tersebut, memberikan penjelasan tentang apa yang terjadi.
Mahes jujur, dia tidak bisa mengendalikan dirinya. Semula perlakuan Yugi itu sangat menakutkan, tapi ketika dia menyentuh perut Mahes bayinya seakan bisa tenang. Dia tidak lagi membuat Mahes merasa kesakitan.
Mahes sosok lugu yang saat ini sangat membutuhkan kasih sayang dan perhatian. Ketika seluruh tubuhnya terasa sakit, Mahes ingin ada seseorang yang memeluk.
Sayangnya, hubungan dengan Junior begitu canggung. Mahes juga tidak akan berani meminta apa-apa pada pria yang sudah banyak menolongnya itu.Sebisa mungkin, Mahes memberi pengertian pada Junior. Tentang apa yang terjadi, ini tidak seperti yang dia pikirkan.
Tapi, semua pesan darinya diabaikan.
"Non?" Pagi-pagi saat menyajikan Asih dibuat terkejut karena kondisi Mahes yang semakin lemah. Jika dia adalah anaknya, sudah pasti Asih akan membawa ke bidan untuk ditolong. Tapi, dia tidak bisa melakukan apa-apa karena masih harus menunggu perintah dari para majikannya.
"Iya, Bi." Mahes menyahut dengan wajah pucat juga suaranya hampir tidak bisa terdengar ketika bicara.
Asih sebenarnya sungkan untuk menyampaikan ini, terlebih kelihatannya kondisi Mahes sedang kurang baik. Tapi pagi-pagi buta tadi Yugo sudah bilang, kalau mereka harus siap-siap karena dia akan datang.
Benar saja beberapa menit sebelum Mahes keluar dari kamar mobil juga sudah ada di luar. Laki-laki itu belum masuk dia masih mau menunggu sampai diizinkan karena tidak mau membuat kekacauan pagi hari begini.
"Ada Den Yugo." Asih memberitahukan sembari menunjuk ke arah jendela. Ketika Mahes menoleh terlihat mobil terlihat laki-laki itu sudah turun dari mobil berdiri di depan rumah.
Dada Mahes terasa sakit, perutnya juga seperti melilit. Orang bilang ini namanya kontraksi palsu, tapi dia tidak tahu rasanya cukup menyiksa. Melihat keberadaan orang yang tidak dia sukai sama sekali, dia memilih untuk mengabaikannya.
Asih ke ruang tamu untuk menyambut majikan sekaligus tamu yang datang ke rumah ini. Yugo sepertinya tidak peduli apakah dia diterima atau tidak, langsung menerobos masuk kemudian dia berdiri di depan Mahes, memperhatikan wajah perempuan itu cukup lama tiba-tiba dia merasa khawatir.
"Bi, kenapa dia pucat begini?"
"Bibi juga nggak tahu, mungkin ini sudah tanda-tanda mau lahiran." Asih menjawab seadanya.
"Junior nggak pulang semalam?" Yugo bertanya.
"Nggak, Den."
Yugo menggeram. Lagi-lagi Junior tidak bertanggung jawab. Bisa-bisanya dia meninggalkan Mahes dalam kondisi seperti ini, tanpa pulang–meskipun sudah dia duga. Bagaimana kalau pagi ini Yugo tidak datang, apa jadinya dengan Mahes dan juga bayi yang ada dalam kandungannya?
"Aku sudah duga kalau dia memang labil!" desisnya membicarakan Junior.
Untuk saat ini urusan Junior dianggap tidak penting yang lebih harus diutamakan adalah menyelamatkan Mahes. Melihat wajahnya yang pucat juga tubuh dipenuhi keringat dingin, dia kelihatan sangat buruk. Jika benar mau melahirkan, bayi yang ada dalam kandungannya harus lahir dengan selamat karena itu adalah anak pertama Yugo.
Bicara dengan Asih, Yugo memerintah agar dia bergegas. "Bantu bawa barang-barangnya Mahes, saya bawa dia ke rumah sakit!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Maheswari
Romance❤️ Dinodai kakak angkat membuat Maheswari disiksa dan terusir dari keluarga angkatnya dalam keadaan mengandung. Yugo sang pelaku memilih untuk bersembunyi, tidak mau mengakui kesalahannya. Sementara Amarta--ibu di rumah tersebut--menegaskan agar Mah...