Aku menyemangati diri sendiri
( ꈍᴗꈍ)🍒🍒🍒
Junior sudah berangkat, Mahes harus menjalani hari yang sepi tanpa keberadaannya. Dia tidak berani mengganggu. Tapi, kalau rasa rindunya sudah tidak bisa ditahan lagi, biasanya dia akan kirim pesan lebih dulu. Sekadar tanya apa yang Junior lakukan hari ini.
Biasanya, Junior akan balas dengan sedikit menggoda kalau dia tengah memikirkan Mahes yang diomeli Bi Asih karena malas-malasan menjaga diri.
Berhari-hari dilewati, Mahes selalu mengisi waktu luang dengan menulis banyak catatan tentang perasaanku menunggu Junior kembali. Lembar demi lembar terisi tentang curahan hatinya. Dia mengisi dengan kata bahwa rindu itu memang menyiksa. Tapi, hanya mendengar suaranya saja, Mahes merasa bahagia.
Satu hari perasaan rindu Mahes sangat besar. Dia menunggu Junior sejak pagi agar mengirimkan pesan atau meneleponnya. Tapi, tidak satu pun didapatkan.
Malam menjelang, Mahes tidak kuat dengan perasaan rindunya. Dia nekat menelepon Junior. Sebentar saja, dia ingin dengar suara laki-laki itu.
Berdering memang. Sayangnya tidak diangkat. Tapi, tidak lama setelahnya malah ada pesan masuk untuk Mahes dari nomor asing yang mengaku kalau dia Marine.
'Anak itu bukan anaknya Junior. Kamu jangan ganggu dia.'
🍒
Sejak pesan yang Marine kirimkan padanya Mahes tidak berani lagi mengganggu Junior. Perempuan itu memang katanya cuma teman. Ya, teman yang selalu ada di dekatnya, juga orang yang sering dipasangkan sebagai penari.
Mahes pernah melihat penampilan Junior, meski hanya lewat channel YouTube. Diam memang terlihat sangat baik saat menari, dan Marine memang kelihatan cocok dengannya. Mengingat ini bisa membuat air mata Mahes mengalir tanpa bisa ditahan.
"Non Mahes belakangan ini kok sedih terus?" Asih menegurnya.
"Nggak apa-apa, Bi." Mahes malu untuk cerita kali dia sedang kangen dengan Junior dan dua hari belakangan pria itu belum menelponnya. Junior terlalu baik padanya belakangan ini, sampai Mahes bergantung padanya. Menjadikan dia satu-satunya orang yang bisa dipercaya untuk menjaganya.
Asih sibuk mengumpulkan piring kotor. Sudah ada di bak, siap dicuci. Daripada tidak ada kerjaan, Mahes mau menggantikannya.
"Sini, Bi. Piring kotornya biar saya saja yang cuci."
"Nggak usah, cuma sedikit." Asih tersenyum. "Bibi bisa urus ini."
Mahes duduk. Kebetulan, dapur rumah Mahes itu terhubung langsung dengan ruang makan. Ketika Asih mencuci piring, Mahes bisa memperhatikannya. Adanya Asih di sini sudah membuat dia bersyukur. Ke depan bagaimana?
"Bi, kalau anak saya lahir, nanti dia harus ke mana ya?" Tiba-tiba dia melontarkan pertanyaan pada Asih yang sedang sibuk membuang sampah sisa makanan ke bak sampah, lalu menyiraminya dengan air.
"Lah, kenapa ditanya?" Asih sampai berhenti dari aktivitasnya. "Ya sudah pasti ikut ibu bapaknya."
Ibu dan bapak. Mahes mungkin bisa melahirkannya, tapi belum tentu akan jadi ibu yang baik bagi anak ini. Dia tidak tahu apa yang akan dilakukan untuk mengurus bayinya selain hanya memberi makan. Bagaimana cara dia memberikan cinta yang utuh dalam kondisi seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maheswari
Romance❤️ Dinodai kakak angkat membuat Maheswari disiksa dan terusir dari keluarga angkatnya dalam keadaan mengandung. Yugo sang pelaku memilih untuk bersembunyi, tidak mau mengakui kesalahannya. Sementara Amarta--ibu di rumah tersebut--menegaskan agar Mah...