Perlu diketahui bahwa Travis tergabung dalam satu club motor yang berisikan banyak orang diantaranya Jaffin dan Justin yang memang dekat dengannya, adik kelas, beberapa alumni dan juga teman-teman dari sekolah lain. Yang membuat setidaknya ia memiliki dua orang yang dianggapnya musuh.
Salah satu orang yang dianggapnya musuh adalah Andy, bukan karena ia sesama anak motor tetapi menurutnya, Andy ini orangnya kelewat sotoy dan ikut campur. Jabatannya sebagai Ketua OSIS membuatnya menjadi seseorang yang superior.
Bahkan Yuba dan Dion yang seangkatan dan seorganisasi juga kadang merasa jengah dengan tingkah Andy yang terlihat kekanakan. Padahal Javier dan Jarvis alumninya yang dulunya OSIS saja tidak begitu, tapi kenapa Andy selalu membuatnya ingin melemparkan tinju ketika melihatnya.
Ini tidak ada hubungannya dengan Andy yang dekat dengan Vicky. Tidak sama sekali. Tapi entah mengapa sejak melihat Vicky membela Andy, Travis merasa Andy ini bukan lawan yang tepat untuk diadu dengannya. Membuat Travis berpikir, Andy tidak mampu menghadapinya sendiri tanpa bantuan Vicky.
Disisi lain, ia tak suka juga jika Vicky ikut campur apalagi membela Andy di depannya. Karena Travis tahu, Vicky bukan seseorang yang lemah dan Travis tidak suka Andy berdiri dibelakangnya.
"Balik basket ke markas yuk, bro!" Ajak Justin membuat Travis mengangguk.
"Eh gue nebeng dong, nggak bawa motor gue anjir! Tadi bareng Vicky soalnya." Ucap Jaffin membuat Travis dan Justin merasa kasihan.
"Gue nggak bisa, mau kerumah nyokap dulu." Ucap Travis membuat Justin meringis tidak enak pada Jaffin.
"Gue juga ngga bisa, Fin. Sorry banget nih, bang Dion udah minta nebeng duluan soalnya. Mending lu bareng Vicky lagi aja, nanti biar dia balik sendiri." Saran Justin membuat Jaffin berpikir.
"Tapi kasian Vicky, masa nganter gue kesana? Mana sendirian lagi dia, mau nggak ya?" Ucap Jaffin pelan.
"Ya lu tanya aja dulu, nanti kalau pulang bisa nebeng Travis atau yang lain. Siapa tau Vicky mau nganterin." Ucap Justin sekali lagi membuat Jaffin mengangguk.
--
Tenyata latihan cheers lebih lama selesainya dibanding basket. Yang membuat Jaffin menunggu sekitar 15 menit sebelum akhirnya pulang bersama Vicky.
"Vick, anterin gue ke markas dong." Ucap Jaffin ketika memasuki mobil.
"Lah gue kira mau pulang? Temen lu pada kemana emang?" Tanya Vicky membuat Jaffin meringis tidak enak.
"Travis mau kerumah nyokapnya, Justin udah nebengin bang Dion. Ya Vick, ya? Anterin gue pliss," Ucap Jaffin merayu agar Vicky mau mengantarkannya.
"Yaudah, tapi lu yang nyetir" Lalu Jaffin segera bertukar tempat dengan Vicky.
Sesampainya disana, Jaffin malah memarkirkan mobilnya tepat di dalam garasi membuat Vicky bingung, emang sih dia perlu mutar balik tapi nggak perlu masuk ke pekarangan markasnya juga kali? Mana sepertinya teman-temannya yang lain baru datang, Vicky kan jadi keki sendiri.
"Makasih ya Vicky Jang, ayafluu." Ucap Jaffin alay lalu membuka pintu mobil ingin keluar berbarengan dengan Vicky yang juga keluar dari pintu sebelahnya membuat semua mata tertuju padanya.
Vicky yang sadar diperhatikan pun menjadi kesal sendiri, menyesal mengantarkan Jaffin ke markasnya kalau tahu begini ia menolak saja tadi, huh!
Vicky pun menutup pintu mobilnya secara kasar lalu berjalan ke pintu kanannya, ketika hendak membuka pintu ada Travis yang baru datang lalu bersitatap dengan saling melayangkan tatapan tajamnya masing-masing.
Orang-orang disana yang tidak tahu apa-apa dibuat bingung dengan suasana yang mencekam. Ini ada apa sih, aura dua orang yang bertatapan ini membuat mereka bingung dan kikuk disaat yang bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Interconnected and Opposite
RandomMenjadi kapten basket SMA SAMPOERNA memang membuat namanya terdengar dimana-mana, terutama di sekolahnya sendiri. Walaupun banyak siswi yang meneriakkan namanya bahkan di luar sekolah pun, tidak membuat Vicky mengenalnya dengan baik. "Lu beneran ngg...