Hari keberangkatan mereka menuju Malang telah tiba. Di hari Senin petang ini mereka semua sudah berkumpul di parkiran sekolah yang cukup sepi karena sudah memasuki liburan sekolah. Vicky tadi berangkat bersama Jaffin menggunakan mobilnya.
Niatnya sih memang ia akan membawa mobilnya sendiri ke Malang nanti bersama teman-temannya yang lain. Tapi ternyata rencana hanya sebatas rencana karena pada akhirnya ia akan satu mobil bersama Travis, Lily, dan Erlinda.
"Gue bisa kok bawanya, Fin." Ucap Vicky yang sedang berdebat dengan Jaffin.
"Bukan gitu, Vick. Kalau lu naik mobil lu kesana nyetir sendiri sama Jihye, Lily, sama Erlinda nanti siapa yang bakal gantiin lu bawa mobilnya kalau lu cape?" Tanya Jaffin khawatir karena ketiganya tak ada yang bisa menyetir mobil.
"Ya gue aja, gue gapapa kok." Kekeh Vicky agar tidak pindah mobil lagi.
"Nggak Vick, biar kita tukeran aja deh. Biar Jihye ikut Lizy sama Justin. Lily sama Erlinda ikut lu aja gapapa bareng Travis. Mobil lu biar gue yang bawa sama Reyna, Jevan, Nicho." Ucap Jaffin membuat Vicky melotot tak setuju.
"Rey sendirian gitu diantara laki-laki? Walaupun dua diantaranya adek kelas dan ada lu disitu tapi nggak menutup kemungkinan hal yang tidak diinginkan terjadi loh?" Ucap Vicky seolah tak percaya dengan Jaffin yang dapat Jaffin mengerti karena Vicky sebegitu perhatiannya kepada anggotanya terlebih Rey adalah sahabatnya.
"Yaudah Rey masukin ke mobil Justin aja." Ucap Jaffin lagi.
"Gue juga tuker dong, pengen ikut Rey sama yang lain juga."
"Lu tega ninggalin Lily sama Erlin satu mobil sama Travis? Lu tau sendiri Travis orangnya gimana, lagi pula mereka berdua deketnya sama lu, Vick. Gue mindahin lu kesitu karena cuma lu yang bisa ngehandle mereka bertiga." Ucapan Jaffin membuat Vicky berusaha memahami walaupun ia sebetulnya tak mengerti. Kalau menghandle Erlinda dan Lily memang ia bisa, tapi kalau Travis ia tak yakin.
"Ah, yaudahlah." Ucap Vicky pasrah lalu memindahkan barang-barangnya ke mobil Travis yang berada di depannya.
Sebelum berangkat mereka berkumpul dahulu, kedua kapten memberikan wejangannya agar selalu menghubunginya, kalau capek bisa istirahat dahulu tidak perlu memaksakan, tetap taati peraturan lalu lintas yang ada. Jangan sampai ada yang tertinggal. Kemudian ditutup dengan doa sesuai kepercayaan masing-masing.
"Barang kalian nggak ada yang ketinggalan kan?" Tanya Vicky pada Lily dan Erlinda yang berada di bangku penumpang belakang sembari memasang seatbelt.
"Nggak ada, kak." Jawab keduanya membuat Vicky mengangguk.
"Kalau laper itu ada makanan ya di belakang." Ucap Vicky sembari menunjuk shopping bag besar.
"Iya, kak." Jawab keduanya lagi.
"Oh tolong ambilin minum deh di belakang, dua ya." Ucap Wony lagi ketika Haruto mulai menjalankan mobilnya. Mereka sengaja keluar paling terakhir karena sebagai kapten mereka harus memastikan semua anggotanya berjalan terlebih dahulu.
"Dimana kak?" Tanya Lily yang mulai mencari minum.
"Di shopping bag yang hijau deh, Ly." Ucap Vicky lalu diangguki Lily.
"Nggak ada, kak." Ucap Lily membuat Vicky berpikir dimana ia meletakkan minumannya ya?
"Coba shopping bag yang orange sama yang hijau taro tengah sini deh." Ucap Vicky menyuruh keduanya memindahkan shopping bagnya ke tengah-tengah mereka berdua yang memang memiliki space lumayan luas.
Lalu Vicky memutar tubuhnya menghadap kebelakang untuk mencari minum yang ia inginkan. Membuat Travis yang melihatnya segera berucap, "Duduk yang bener," dengan suara beratnya membuat Erlin dan Lily bertatapan sejenak lalu Vicky menjawab, "Bentar. Lu mau apa?" Tanya Vicky pada Travis yang dibalas, "Apa aja." Lalu Vicky mengambilkan kopi botolan untuk Travis yang ditaruhnya di pangkuannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Interconnected and Opposite
RandomMenjadi kapten basket SMA SAMPOERNA memang membuat namanya terdengar dimana-mana, terutama di sekolahnya sendiri. Walaupun banyak siswi yang meneriakkan namanya bahkan di luar sekolah pun, tidak membuat Vicky mengenalnya dengan baik. "Lu beneran ngg...