Setelah penerimaan hadiah bagi pemenang dan beberapa kategori terbaik akhirnya mereka semua pulang ke rumah masing-masing. Travis dan Vicky yang akhirnya pulang bersama karena Jaffin yang ternyata mobilnya sudah penuh dengan Jevan, Nicho, dan Justin membuatnya tidak bisa menebeng.
Sebetulnya Vicky membawa mobil tadi kesini tapi dengan kurang ajarnya, Jihye, Lizy, Reyna, Lily, dan Erlinda malah menggunakan mobilnya untuk pulang bersama, tidak ingin naik mini bus dengan anak cheers yang lain katanya. Halah.
Dengan dorongan dari semuanya akhirnya Vicky pulang bersama Travis yang untungnya barang-barangnya mereka titipkan ke mobil Jaffin karena Travis ini membawa motor tak mungkin mereka ikut serta membawa barang-barang mereka.
Ketika ingin ke berjalan ke parkiran dimana motor Travis berada, ada laki-laki yang hendak sengaja menabrak Vicky membuat Travis yang melihatnya segera menarik pinggang Vicky agar mendekat kearahnya menghindari tertabrak. Namun, tidak hanya sampai disitu saja. Ketika berada di parkiran, ternyata ada beberapa fans Travis yang memang sepertinya sengaja menunggunya di sana.
Haduh, kedatangan mereka ini membuat Vicky gerah. Cuaca yang panas seakan mendukungnya untuk meluapkan emosinya sekarang juga, tapi sadar jika ini tempat umum dan Vicky tidak boleh membuat reputasi sekolahnya jelek karena amarahnya, hanya mampu memasang wajah jutek dan tatapan tajam dengan aura gelap yang mendominasi.
"Travis ya? Boleh minta foto nggak ya?" Tanya perempuan itu dengan nada centil membuat Vicky yang disebelah Travis hanya membuang muka kesal. Entah mengapa rasanya kesal saja, begitu. Mana Travis hanya diam membuat fansnya merasa seperti diberi lampu hijau saja.
"Ekhem, sorry ya. Kita duluan." Ucap Vicky setelah bersabar tergeser posisinya menjadi di depan mereka. Tapi, sepertinya Wony harus menghela nafas panjang karena tepat di depan motor Travis terparkir ada beberapa orang lagi yang sepertinya fansnya itu ingin meminta foto juga seperti sebelumnya.
"Tunggu kak, ehm, boleh minta foto bareng nggak ya kak?" Tanyanya pada Travis membuat Travis menoleh kearah Vicky yang membuang muka seakan sudah muak melihat ini semua pun mempunyai ide jahil.
"Sorry, bisa tanya ke dia, kalau ngizinin baru boleh foto." Ucap Travis sembari merangkul Vicky membuat mereka ada yang menatap Vicky tak suka karena menganggap Vicky adalah pacar yang posesif dan ada yang menatap Vicky memohon agar diizinkan berfoto dengan Travis. Vicky yang mendengar Travis berucap begitu membuatnya mendongak menghadap Travis seakan berbicara, "Lu ngapain sih?!"
"Oh, sure. Silahkan." Ucap Vicky lalu melepaskan rangkulan Travis pada pundaknya sembari tersenyum paksa membuat Travis berucap pelan, "Bentar doang,"
Setelah selesai berfoto mereka pun mengucapkan terima kasih pada Vicky yang dibalas anggukan juga olehnya. Namun ketika hendak menaiki motor ada yang berteriak memanggilnya, membuat Vicky serta Travis menoleh karena yang memanggilnya ini laki-laki bersama temannya lagi 4 orang.
Haah, tadi Travis sekarang ia. Vicky hanya ingin pulang tidak ingin berfoto-foto apalagi dengan orang asing. Mereka mengambil spot foto yang agak jauh dari Travis dan untungnya mereka sempat berfoto bersama sebelum akhirnya Travis menghampirinya dengan motor untuk pulang bersama.
"Ayo." Ucap Travis dengan suara berat yang terkesan dingin dengan tatapan menusuk membuat Vicky langsung berpamitan, "Duluan ya," membuat mereka sedih karena belum sempat foto berdua dengan Vicky tapi Travis lebih cepat datang dari dugaan. Travis pun memberikan helmnya pada Vicky untuk digunakan dan lagi-lagi ia hanya membawa satu helm membuat Vicky tanpa bertanya langsung menerimanya.
"Makan dulu nggak?" Tanya Travis diatas motor membuat Vicky yang memakai helm menjadi budeg seketika.
"Hah? Kenapa?" Tanya Vicky lalu memajukan tubuhnya lebih ke depan agar terdengar. Travis yang sadar muka Vicky ada di sebelah mukanya walaupun tertutup helm menoleh sedikit untuk mengulang pertanyaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Interconnected and Opposite
RandomMenjadi kapten basket SMA SAMPOERNA memang membuat namanya terdengar dimana-mana, terutama di sekolahnya sendiri. Walaupun banyak siswi yang meneriakkan namanya bahkan di luar sekolah pun, tidak membuat Vicky mengenalnya dengan baik. "Lu beneran ngg...