Interconnected and Opposite

New Event : Tournament

Jika semester lalu sekolahnya mengikuti turnamen di tempat lain, kali ini SMA SAMPOERNA sendiri yang akan mengadakan turnamen. Tentunya dengan banyak dukungan sponsor. Sebetulnya, sekolah tidak ingin mengadakan acara karena bulan ini adalah hari tenang dimana kelas 12 baru saja mulai dengan pra-ujian dilanjut dengan ujiannya. Tapi karena banyak pihak yang mendorong untuk membuat acara ditambah lagi banyak brand yang siap menjadi partnership-nya membuat kepala sekolah akhirnya menyetujui. Iya, awalnya yang menyuarakan untuk membuat acara adalah kepala yayasan itu sendiri.

Ya begitulah jika anak bungsu menjadi kepala yayasan, semua yang ia inginkan harus dilakukan. Vicky bahkan ikut sakit kepala ketika tahu jika yang menyarankan untuk membuat acara adalah Pamannya sendiri, Demi Tuhan, Vicky tak habis pikir. Om Johnny dengan segala tingkah absurdnya itu malah membuat semua orang semakin pusing.

Vicky yakin sekali, pasti ia membuat pertemuan dengan kepala yayasan yang lain untuk mendukungnya membuat turnamen seperti ini, dengan mudahnya juga ia menggaet banyak brand agar menjadi support di acaranya ini. Terlebih lagi, beberapa wali murid di SMA SAMPOERNA ini merupakan pemilik dari beberapa brand tersebut = menjadikan segalanya lebih mudah.

Om Johnny memang hanya terpaut umur 15 tahun dari Vicky yang membuat keduanya menjadi sangat akrab karena sifat Johnny yang terlalu humble dan absurd itu. Johnny merupakan sepupu dari Ibunya, mereka dekat karena Johnny merupakan Om-om gaul yang kebanyakan duit. Benar sih, Om Johnny ini memang sangat menyenangkan dan lagi sangat royal dengan Vicky maupun keponakannya yang lain.

Tapi, ada tapinya, Om Johnny ini sangat amat keras kepala, entah karena memang ia anak bungsu yang selalu dimanja atau memang sudah bawaan lahir. Sudah Vicky bilang kan sebelumnya, apa yang diinginkan harus dilakukan dan terlaksana. Om Johnny memang terlihat segabut itu! Makanya Vicky tak heran diumur yang sudah matang begini ia masih haha-hihi kesana kemari tanpa gandengan, ya emang ada yang betah walaupun hanya melihat tingkahnya? Tentu saja, tidak.

Tapi walaupun begitu, Om Jo--panggilan singkat keluarga-- sangat mendedikasikan dirinya untuk keluarga. Jika ada salah satu keluarga yang membutuhkannya ia dengan segera membantu, apapun itu. Om Jo memang se-loyal itu dengan keluarganya. Contohnya saja dulu, ketika Vicky masih SMP tidak ada yang bisa menjemputnya dan ia pun dengan berat hati menelpon Jo untuk menjemputnya,  Vicky hanya mengatakan "Om, aku ngantuk."

Tak sampai 10 menit setelah telponnya dimatikan, Jo udah sampai di depan untuk menjemput Vicky seorang diri. Jo memang terlihat sesenggang itu, membuat orang-orang berspekulasi bahwa ia tak becus mengurus perusahaan. Tapi lagi-lagi, Johnny tak perduli. Toh aslinya tidak begitu, kinerjanya selama ini bagus, orang-orang tak perlu melihat ketika ia seorang diri masih terjaga hingga pagi hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya lebih cepat.

Tapi kembali lagi, Vicky merasa sangat gerah dengan tingkah Om nya yang kadang diluar ekspektasi. Seperti 2 hari yang lalu ketika kepala sekolah menyampaikan jika mereka akan mengadakan turnamen dengan tiba-tiba. Hanya dalam kurun waktu kurang dari 4 bulan acara tersebut sudah harus dilaksanakan karena sengaja dilakukan bertepatan dengan kelas 12 selesai ujian.

Iya sih memang kalau dilihat timingnya memang tepat untuk kelas 12 yang sudah stress dengan ujian. Tapi masalahnya, Vicky juga ikut sibuk karena ikut mempersiapkan acara ini. Sebagai salah satu wajah SMA SAMPOERNA, Vicky pun mau tak mau, suka tak suka ditunjuk langsung oleh kepala sekolah untuk ikut mempersiapkan acara ini. Baru kali ini, Vicky merasa terbebani karena prestasi yang ia miliki dan ini semua karena Om Jo! Pokoknya Vicky kemusuhan sama dia.

"OM! Sengaja banget ya, nggak angkat telpon aku!? Om please deh, gara-gara Om punya ide bikin turnamen gini aku jadi ikutan ribet!" Ucap Vicky ngegas ketika telponnya diangkat setelah 3x mencoba.