Di hari Minggu yang cerah ini mereka menghabiskan waktu bersama untuk berolahraga dan bermain diarea komplek rumah Vicky. Mulai dari jogging bersama yang berakhir kejar-kejaran siapa duluan yang sampai rumah Vicky, memang random sekali agenda kegiatan mereka hari ini. Bahkan mereka pun kembali melanjutkan kegiatan mereka dengan bernyanyi bersama di halaman belakang hingga akhirnya para perempuan pun berinisiatif untuk memasak bersama untuk mereka makan siang ini.
Tapi sayang sekali, Vicky, Sang pemilik rumah tidak bisa ikut berkumpul bersama dengan mereka karena memiliki kegiatan sendiri di dalam kamarnya. Vicky hanya sempat ikut jogging pagi tadi karena ada panggilan mendesak dari asisten ayahnya, sepertinya sangat penting dan Vicky tidak bisa meninggalkannya begitu saja. Teman-temannya pun hanya bisa memaklumi karena terlihat sangat penting, lagipula mereka siapa bisa seenaknya melarang Vicky melakukan kegiatannya, kan?
Ketika mereka selesai memasak pun Vicky menghampiri mereka, setelah menanyakan keberadaan teman-temannya pada Bibi. Melihat banyak makanan berjejer yang terlihat berbeda dari yang biasanya disediakan oleh maidnya dan banyak peralatan yang berantakan disekitarnya membuat Vicky mengernyit heran, Bibinya nggak mungkin jadi nggak seprofesional ini kan? Tapi ketika melihat keringat di dahi teman-teman perempuannya dan sedikit noda hitam di baju Yoselin membuat Vicky tersadar.
"Kalian yang masak? Wah sorry ya nggak ikut bantu. Tapi kenapa nggak minta bantuan Bi Wati aja sih?" Tanya Vicky beruntun membuat mereka yang sudah duduk di bangkunya masing-masing tersenyum bangga.
"Gapapa, kita mau mengasah skill aja sih tadi. Ya semoga aja masakannya enak! Silahkan Nona Vicky dicoba hidangan kami." Ucap Jihye membuat Vicky menarik bangku lalu duduk dengan tenang.
Tapi setelah Vicky duduk teman-temannya yang lain masih belum melakukan pergerakan dan malah menatap Vicky dengan pandangan berharap. Ada apa sih, mereka ini kenapa?
"Kalian ngapain?" Tanya Vicky bingung setelah mendapat tatapan berharap dari yang lain.
"Lu cobain dulu dong, Vick. Test rasa gitu kayak di MasterChef, nanti kasih komen." Ucap Lizy membuat Reyna mengangguk lalu mengambilkan beberapa hidangan ke piring Vicky dengan porsi sedikit-sedikit.
Setelah Vicky mengambil suapan pertama, teman-temannya langsung mengambil posisi masing-masing.
"Rasanya lumayan enak tapi dagingnya terlalu kematengan, sedikit terasa lebih asin, kalau ada rasa smoke nya bakal lebih enak. Kalau yang ini-" Ucap Vicky terpotong Yeira.
"Udah Vick, udah cukup. Silahkan guys dimakan." Ucap Yeira membuat Vicky mengernyit heran.
"Gue belum selesai???"
"Nggak usah, Vick. Selera makan lu terlalu tinggi buat makanan yang bahkan kita juga nggak tahu resep aslinya." Ucap Yoselin membuat Vicky mendengus.
"Maklum guys, Bi Wati aja bahkan punya sertifikat buat jadi juru masak disini. Masakannya aja udah kayak resto bintang lima. Mohon dimaklumi." Tambah Reyna membuat semuanya tertawa.
Akhirnya mereka pun memanggil para lelaki yang tadi masih bersantai-santai menyanyikan beberapa lagu yang Justin menjadi vocalist utamanya. Jaffin yang melihat Vicky sudah duduk di bangkunya pun menghampirinya sembari menepuk pundaknya membuat Vicky reflek mendongak.
"Udah selesai, Vick?" Tanya Jaffin dibalas anggukan oleh Vicky kemudian, "Baru aja." Lalu Jaffin kembali berjalan ke tempat yang masih kosong kemudian makan bersama.
--
"Kalian nanti pulang jam berapa?" Tanya Kylie membuat semua yang mendengar pertanyaannya menolehkan kepalanya. Omong-omong sekarang mereka sedang bersantai di ruang keluarga, sebagian menonton televisi yang entah menayangkan apa, sebagian lagi sibuk dengan gadget ditangan masing-masing, dan yang lain hanya melamun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Interconnected and Opposite
AléatoireMenjadi kapten basket SMA SAMPOERNA memang membuat namanya terdengar dimana-mana, terutama di sekolahnya sendiri. Walaupun banyak siswi yang meneriakkan namanya bahkan di luar sekolah pun, tidak membuat Vicky mengenalnya dengan baik. "Lu beneran ngg...