Setelah kepergian Jaffin ke kamar pun hanya menyisakan Vicky dan Travis dalam keadaan hening, keduanya larut dalam pikiran masing-masing. Travis yang lelah karena merasa belum apa-apa sudah banyak hal terjadi dalam waktu berurutan sedangkan Vicky yang pusing karena sudah mengantuk tapi belum tenang karena takut Jevan membutuhkannya.
Travis yang sadar terlebih dahulu menatap Vicky yang berada di depannya, terlihat sekali Vicky sama lelahnya seperti dirinya. Dalam hati, Travis merasa iba tapi yasudah lah nanti kalau sudah merasa perlu istirahat juga ia akan istirahat sendiri kan? Jadi Travis dengan santai mengeluarkan vapenya dari dalam kantong dengan maksud menenangkan diri dengan menghirup nikotin dari mesin vapenya.
"Non, mau dibikinin teh anget?" Tanya salah satu bibi yang mengurus rumah yang tadi sempat Nicho tanya dimana letak kotak P3K.
"Ehm, eh? Nggak usah bi, nanti aku bikin sendiri aja kalau mau." Vicky menoleh kaget karena tidak sadar jika ia tadi melamun.
"Den, mau dibikinin minum juga?" Tanya bi Inah pada Travis yang dibalas gelengan serta senyuman kecil.
"Yaudah atuh, nanti kalau mau dibikinin makanan atau minuman tinggal bilang, bibi di belakang." Ucapnya dibalas anggukan oleh keduanya lalu pergi kembali ke belakang.
Vicky yang menatap Travis yang sedang menghisap vapenya langsung menggeleng kecil membuat Travis mengangkat alisnya sebelah. Kemudian Vicky beranjak pergi ke dapur untuk menemui bi Inah dan berniat memakan ice cream. Vicky hanya ingin membicarakan tentang fasilitas di vila ini dan sedikit membahas tentang Om nya yang ternyata sudah menitipkan mereka pada seluruh pekerja disini dan Bi Inah yang menanyakan menu sarapan pagi mereka nanti.
Vicky juga sempat membantu mereka merapihkan barang karena ternyata Bi Surti yang baru pulang dari pasar yang tak jauh dari sini guna membeli bahan-bahan untuk membuat makanan. Setelahnya, Vicky mengambil ice cream sesuai tujuan awalnya tadi dan Bi Surti serta Bi Inah yang kembali ke kamarnya.
--
Paginya, Vicky yang baru tidur sekitar jam 4 pagi hanya mampu menahan kantuk karena harus membantu Reyna membangunkan Lily dan Erlinda yang masih terlelap untuk mandi lalu sarapan bersama di bawah karena pasti makanan sudah mulai siap tersaji karena sekarang sudah menunjukkan pukul 08.00.
Setelah berhasil membangunkan keduanya, mereka pun berkumpul di ruang makan kemudian makan bersama. Vicky yang sadar Jevan tidak ada di tempat menanyakan kabarnya pada Travis yang duduk tepat di kirinya, lalu dibalas singkat "Di kamar."
"Nanti gue mau kesana," Ucap Vicky yang diangguki Travis.
"Loh, masih tidur?" Ucap Vicky pelan setelah melihat posisi Jevan yang meringkuk membelakanginya.
Vicky pun meletakkan nampan berisi makanan yang sengaja dibawanya untuk Jevan sarapan, memeriksa suhu tubuhnya dengan menempelkan punggung tangannya pada dahi dan leher Jevan yang plesternya Vicky lepas barusan, ternyata sudah tidak sepanas semalam. Kemudian membangunkan Jevan pelan karena jika lambungnya tidak diisi nanti malah menimbulkan masalah lain dalam tubuhnya dan Vicky tidak ingin itu terjadi.
"Jevan, bangun dulu yuk. Sarapan." Lalu Jevan membuka matanya yang sayu dengan bingung, kok malah kak Vicky bukan bang Jaffin atau yang lain sih?
"Duduk dulu, sarapan terus minum obat, baru boleh tidur lagi." Ucap Vicky membuat Jevan memposisikan diri setengah duduk. Vicky pun mengambil nampan yang tadi ia letakkan.
"Mau disuapin apa makan sendiri?"
"Sendiri aja, kak. Aku bisa kok." Kemudian Vicky menaruh piringnya di paha Jevan agar memudahkan ia menyuapkan makanannya. Selagi Jevan makan, Vicky mengeluarkan beberapa bungkusan obat dan vitamin untuk Jevan konsumsi setelahnya, untungnya Vicky sudah menanyakan kepada ibu Jevan melalui telepon tadi sebelum ke kamarnya, untungnya lagi ibunya tidak menyalahkan Vicky karena Jevan yang sakit saat pergi bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Interconnected and Opposite
RandomMenjadi kapten basket SMA SAMPOERNA memang membuat namanya terdengar dimana-mana, terutama di sekolahnya sendiri. Walaupun banyak siswi yang meneriakkan namanya bahkan di luar sekolah pun, tidak membuat Vicky mengenalnya dengan baik. "Lu beneran ngg...