Hallo, Deers! Abas dan Hana update lagi. Partnya pendek-pendek. Semoga suka. Jangan lupa jejaknya ya.
💕💕💕
"Kalau misal lovemeter kita habis gimana, Mas?"
Abas menggeleng lemah. Dia tidak bisa menjawab apapun. Logika yang dia kumpulkan pun tak mampu memecahkan hal aneh yang terjadi saat ini.
Tiga jam lebih berlalu begitu saja. Sisa waktu perjalanan, hanya digunakan Abas dan Hana untuk bergumul dengan pemikiran masing-masing. Keduanya diam tanpa lisan, dalam kekhawatiran … dan penyangkalan.
Mobil yang mereka tumpangi kembali masuk ke dalam kompleks perumahan elit. Sesampainya di ujung gang, kendaraan berbelok dan berhenti di carport, di belakang dua mobil yang sudah berjajar manis di sana. Begitu Abas turun, dia berdiri sesaat di samping mobil sebelum menutup pintu. Taman mungil di depannya menjadi pusat perhatiannya seolah ingin mencari petunjuk yang terselip di antara dedaunan cemara dan kerimbunan bunga mawar yang sedang mekar.
Sejurus kemudian, Mbak Tri bergegas keluar menyambut juragan mereka, membawakan koper yang diangsurkan Pak Dwi. "Bu, kok sudah pulang?"
Memang rencananya, baru keesokan harinya Hana dan Abas pulang. Alih-alih menjelaskan Hana hanya mengangguk dan melangkah masuk dengan punggung melengkung.
Abas menatap sejenak punggung Hana yang menjauh, memastikan istrinya sudah masuk, lalu menghampiri Pak Dwi. "Pak, untuk yang kemarin …" Ucapan Abas menggantung.
"Ya?" Pak Dwi mengangkat kedua alis, menanti lanjutan kata Abas.
"Ehm … tentang saya yang masuk rumah sakit, jangan bilang Papa, ya?"
"Oh, nggih, Pak. Kulo ngertos (Saya ngerti)."
Abas tersenyum tipis lalu masuk meninggalkan Pak Dwi yang hendak mencuci mobil sebelum mengembalikan ke rumah Papa.
Di dunia gim atau tidak … semua terlihat sama. Ruang tamu dengan sofa kulit cokelat itu, deretan foto yang tergantung estetis, dan panjangan kerajinan tembaga di meja kecil sudut ruang masih sama persis.
Tentu saja sama. Abas membuat simulasi permainannya dengan setting rumah, kota, dan dunia yang sama seperti mereka tinggali. Begitu detail penataannya sampai-sampai tak ada yang beda kecuali televisi yang tiba-tiba berubah menjadi 24 inch karena dalam permainan Abas tidak ingin menghabiskan banyak percoin atau mata uang Personne hanya untuk televisi yang hanya jadi pajangan.
Abas lalu naik ke lantai dua, menuju kamar utama yang dia tebak di kanan tangga. Namun, kita dia membuka pintu, kamar itu kosong. Dinding itu dilapisi wallpaper biru pastel. Baby crib biru navy lengkap dengan kelambu putih yang berada di tengah ruangan membuat hatinya seketika ngilu.
Enam bulan lalu … ya enam bulan lalu, di saat kehamilan Hana berumur empat bulan, janin itu luruh enggan diasuh. Padahal, Abas berencana membuat kamar ini. Dia ingin mengubah kamar utama mereka yang lebih hangat karena mendapat sinar dari arah timur saat pagi, menjadi kamar bayi mereka. Namun, angannya sirna. Kekecewaan dan penyesalannya karena tak jadi menjadi seorang ayah, dia tebus di dalam dunia gim.
Setelah menutup pintu jati cokelat itu, Abas kemudian beralih ke kamar di sebelah kiri tangga. Saat menekan handel pintu dan mendorongnya, daun pintu enggan terbuka. Abas mengembuskan napas kasar. Dia lalu mengetuk pintu itu.
“Yang ….”
Tak ada suara dari balik pintu kayu itu. Abas menunggu hingga lima menit, hingga akhirnya dia menyerah. Memberi waktu Hana sendiri, mungkin lebih baik. Terlebih kini dia mendengar suara sesenggukan samar dari dalam ruangan yang berbatas pintu.
Abas lalu menuju ke ruang kerjanya di lantai yang sama. Dia mengambil gawai dan segera menghubungi Lea. Dengan mengapit handphonenya di antara kepala bagian kiri dan pundak, Abas mengeluarkan laptop sambil menunggu panggilannya tersambung.
"Ya, Bas?" Suara renyah yang terdengar di speaker, membuat Abas bernapas lega.
"Ya, aku butuh bantuan kamu." Abas duduk dengan kasar, masih dengan kepala miring karena kedua tangannya sibuk membuka dan menyalakan laptop.
"Ada apa?"
"Aku … aku …." Sungguh, Abas merasa sudah gila hendak mengakui bahwa dia terjebak di dunia gim yang dia ciptakan sendiri.
"Kamu kenapa, Bas?"
Abas mendengkus, lalu menghela napas sesaat untuk mempersiapkan diri dianggap gila oleh Lea. "Aku … masuk ke gimku."
Sesaat tak ada komentar. Selanjutnya bunyi 'kriuk' seperti kunyahan terdengar. "Penting ya ngabarin aku kalau kamu mau ngegim?"
"Ya … serius. Aku masuk ke dunia gim yang aku bikin."
.
.
.
Seperti yang Abas duga, sepertinya percuma untuk memberi tahu Lea. Abas kemudian menutup panggilan secara sepihak, dan kembali memperhatikan gim yang sudah dibuka. Dilihatnya avatar Abas yang sekarang sedang … ngegim? Di posisi yang sama seperti dia sekarang duduk.
Abas mencoba mengangkat kedua tangannya, dan … lagi-lagi avatar itu mengikutinya. Sama persis waktunya sehingga tak ada delay. Kemudian Abas mengarahkan kursor ke avatar Hana, dan terlihatlah moodmeter dan relationmeter.
"Moodnya kuning? Terang saja mood Hana rendah karena terjebak di dunia gim." Abas lalu memeriksa keadaan yang lain. "Ah, ya … relationmeter ada … Papa, Mama Silvi … tunggu, friendmeternya sama Mama Silvi jadi enemy?" Abas mengernyit dan menggigit sudut bibir kiri. "Perasaan dia aman-aman aja sama Mama Silvi." Abas menatap tembok di sisi kirinya, seolah tatapannya bisa menembus dan melihat Hana yang sedang meringkuk. Lalu dia memeriksa interaksi Hana dengan beberapa temannya termasuk Dirga dan Lea. "Sama Dirga bestie banget. Tapi Dirganya yang suka. Trus sama Lea … enemy? Heh?"
Sungguh, banyak yang tak Abas pahami saat melihat gim yang ada di depannya. Sewaktu membuat gim ini, semua netral. Tapi, kenapa sekarang menjadi aneh? Membandingkan mood dan relationmeter avatar Abas, apa yang terlihat di gim, sama persis dengan apa yang dirasakan dan alami sekarang.
"Kalau kondisiku sekarang sama dengan avatar, berarti kondisi Hana sama dengan yang di sini? Aneh? Banyak hal yang nggak aku tahu tentang Hana. Soal hubungannya sama Mama Silvi … dan Lea …."
💕Dee_ane💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovemeter (Ketika Cinta Bisa Diukur)-completed-unpub sebagian
RomanceApa yang terjadi bila kamu terjebak di dunia gim? Hana dan Abas, pasutri yang akan bercerai terjebak di dalam dunia gim 'La Personne' buatan Abas. Nyawa mereka akan terancam bila lovemeter pasangan mereka turun. Namun, bagaimana cara mempertahankan...