Deers, akhirnya update lagi di hari Rabu, setelah lima hari harus bedrest (dan sekarang pun masih pemulihan). Semoga terhibur. Silakan kasih komen banyak-banyak.
💕💕💕
Sore ini, sepulang kerja, Abas dan Hana berangkat ke Ambarawa. Abas tidak menceritakan kenapa dia pulang tiba-tiba padahal bukan weekend.
Sepanjang perjalanan dari masuk tol Banyumanik hingga keluar di Bawen, wajah Abas tampak kusut. Hana ingin menanyai tapi takut membuat suasana hati Abas terpengaruh saat menyetir. Mengetahui emosi Abas yang suka meledak spontan, maka Hana memilih diam dan menikmati perjalanan.
Menjelang pukul tujuh, mobil yang dikendarai Abas masuk di halaman rumah bercat putih gading. Saat turun, angin dingin yang bertiup dari bukit yang mengepung kota Ambarawa menyapu kulit mereka.
Hana mengedarkan pandang ke segala penjuru halaman. Di dunia gim atau bukan, suasananya tampak sama. Tak ada yang berbeda. Di sudut halaman masih terdapat ayunan di bawah pohon mangga, di sisi lain terdapat tanaman dedaunan dan mawar koleksi Ibu.
"Ayo." Abas meraih tangan Hana. Sentuhan Abas yang erat terasa sangat posesif seolah takut Hana tersesat.
Mereka melangkah bersama masuk ke serambi dan membuka pintu sambil memberi salam. "Bu, aku pulang."
Ruangan tamu dengan sofa cokelat menyambut mereka. Foto keluarga yang dipajang di dinding hanya ada satu yang menampilkan sosok Bapak yang disegani dan dicintai anggota keluarganya. Seandainya Abas membiarkan Hana dua puluh dua tahun yang lalu, mungkin foto saat wisuda sarjana kedokteran Ester, dua bulan lalu, ada sosok Bapak di situ. Sekali lagi, hati Hana tercubit. Rasa bersalah setelah mengetahui kejadian yang sesungguhnya menyusup di batin. Dia menjadi memaklumi sikap Ibu. Siapa yang akan menerima anak penyebab kematian suaminya?
Tatapan nanar Hana teralihkan ketika seorang perempuan paruh baya keluar dari ruang tengah. Senyum yang mengembang di wajah berkeriput halus itu tiba-tiba sirna ketika pandangannya bersirobok dengan Hana.
"Mas, kamu pulang?" Suara Ibu sangat datar. Walau sering mendapat perlakuan seperti itu, tetap saja dada Hana terasa nyeri..
Abas melangkah maju, dan meraih tangan Ibu. Namun, saat Hana akan menyalami sang mertua, tangan Ibu dikibaskan dan ditarik ke belakang. Mengetahui apa yang dilakukan Ibu, Abas merangkul Hana dan menggosok lengan kanannya naik turun, seolah ingin menghapus rasa tak nyaman.
Namun, alih-alih tenang, Hana menjadi merasa kerdil, tak diinginkan, dan ditolak. Persis seperti ketika Papa memilih Mama Silvi dan meninggalkannya di rumah Uti. Sejujurnya, hal ini yang membuat Hana enggan datang ke rumah ini. Bukan karena tak sudi bergaul dengan keluarga Abas yang sederhana ... tapi sikap ibu mertuanya, sering membuat Hana terluka.
"Tumben ke sini pas bukan hari libur." Ibu berjalan menuju meja makan untuk membuatkan minuman teh hangat bagi anaknya.
"Kangen Ibu," jawab Abas singkat sambil duduk di ruang tengah.
Hana bingung. Antara duduk atau mengikuti Ibu. Tapi, dia mencoba bersikap biasa. Dengan senyum andalan, menghampiri mertuanya. "Ibu, biar saya buat."
Ibu melirik ke arah Hana. "Kamu tamu. Duduk saja."
Hana menelan ludah kasar. Dia mengeratkan rahangnya. Selalu seperti ini. Ibu menganggapnya seperti orang lain. Sementara dengan Lea, wanita itu bisa menguasai dapur dan bisa bercengkerama hangat bersama Ibu. Namun, daripada berdebat, Hana mengalah. Dia duduk di samping Abas. Memeluk lengan suaminya dan meremas otot kekar Abas untuk meredam gemuruh nyeri batin yang bertubi.
Teh akhirnya terhidang bersama camilan gorengan hangat yang digoreng oleh Miriam, adik kedua Abas, yang bekerja sebagai ASN di kota Salatiga. Kepulan hangat teh melati dan berpadu dengan aroma mendoan, nyatanya tak membuat Abas dan Hana tertarik. Mereka memilih duduk, menatap kosong sajian di atas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovemeter (Ketika Cinta Bisa Diukur)-completed-unpub sebagian
RomanceApa yang terjadi bila kamu terjebak di dunia gim? Hana dan Abas, pasutri yang akan bercerai terjebak di dalam dunia gim 'La Personne' buatan Abas. Nyawa mereka akan terancam bila lovemeter pasangan mereka turun. Namun, bagaimana cara mempertahankan...