25. Kilas Balik

239 65 58
                                    

Hello, Deers, makasi dukungan komen kemarin. Bahkan ada yang ngulang baca kok tetiba Hana keguguran😊. Nasib nggak daily ya, jadi ya nggak runtut bacanya. Btw, masih mau Rabu, Kamis apa nambah hari? Kasih suaramu👉

💕💕💕

Kenangan menyakitkan itu berputar lagi di kepala, membawa Hana kembali ke hari di mana dia sebaiknya tidak pergi ke kantor Abas. Pagi itu, saat Hana membuka mata, dia tak mendapati Abas bergelung di sisinya. Biasanya tangan kekar Abas akan merengkuhnya, memberi kehangatan sepanjang malam. Namun, saat mengetahui Abas tak menepati janji hari itu, Hana merasa Abas pasti sangat sibuk demi bisa menyelesaikan pekerjaannya sebelum anniversary mereka.

Abas sering kali bercerita tentang project kolaborasi dengan PT. Isekai sehingga Hana paham pekerjaan itu akan menyita waktu dan perhatiannya. Terlebih Hana tahu, hari ini Abas harus ke Bandung untuk mempresentasikan simulasi gim yang sudah dibuat oleh tim kepercayaannya.

Hana kemudian teringat dia harus memeriksa urin untuk memastikan apakah dia hamil karena seminggu ini 'tamu'-nya tak kunjung datang. Walau terdengar berlebihan, Hana tetap akan setia melakukan tes kehamilan setiap hari saat dia terlambat haid. Setidaknya bulan ini dia berharap banyak akan diberi rezeki momongan karena sudah melakukan gaya hidup sehat-istirahat cukup, berolahraga, makan makanan bergizi, dan menghindari stress- serta dia selalu mengingatkan Abas agar tak banyak gaya saat membuahinya.

Wanita itu bergegas meloncat turun dari ranjang. Dia mencari persediaan beberapa stik testpack dari berbagai merek dan segera masuk ke kamar mandi dengan mulut komat-kamit mengucap harapan. Seperti biasa, setelah dia menampung sampel urin pagi, dan mencelupkan batang itu ke air seni di bawah garis max, jantungnya akan berdetak kencang menanti garis yang akan tertoreh.

Satu atau dua garis ....

Hana menggigit kuku jempolnya yang bergetar. Matanya tak bisa beralih dari beberapa batang yang tergeletak di bibir wastafel. Hingga beberapa menit kemudian ketiga alat itu menunjukkan hasil yang sama.

Positif!

Hana terpekik tertahan. Dia menggigit buku jarinya karena terlalu gembira. "Ya Tuhan! Aku ... aku hamil?" Dia menatap nanar salah satu testpack yang dia ambil. "Mas Abas pasti seneng banget!"

Tak ingin berlama-lama-lama, Hana lalu keluar dari kamar mandi dan memilih blus terbaik yang akan dia kenakan. Dia bahkan rela tidak berolahraga pagi, demi menyetrika kembali bajunya walau tak kusut. Dia berencana akan menyusul Abas untuk memberitahukan kabar baik ini dengan penampilan cantik dan menarik.

Menjelang pukul 05.30, Hana sudah keluar dari rumah. Tak lupa dia membawa salah satu testpack yang dia simpan di dalam plastik klip. Wanita itu bergegas turun dan mengeluarkan mobil untuk bergabung dengan keramaian jalanan kota Semarang menuju Simpang Lima karena dipenuhi oleh pengendara motor yang mengantar anak-anak sekolah, Biasanya Hana mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Tapi pagi ini, dia sengaja melajukan kendaraannya lebih cepat agar bisa bertemu Abas. Dia tak sabar melihat ekspresi Abas ketika melihat testpack yang tertoreh dua garis merah.

Hana melirik sejenak paper bag yang ada di jok sebelahnya seolah bisa melihat alat pendeteksi kehamilan yang ada di dalam. Senyuman lebar terbit secerah matahari yang baru muncul sewaktu mengingat reaksi Abas saat dia hamil di awal pernikahan mereka dulu. Lelaki itu melompat dari kasur seperti anak kecil dan mengangkat tubuh mungilnya hingga kaki Hana melayang dari tanah. Sungguh, reaksi sang suami membuatnya menjadi istri paling cantik dan bahagia sedunia.

Tak sampai setengah jam, akhirnya mobil Hana sudah berhenti di depan ruko kantor Abas. Di halaman parkir, berjajar dua mobil-SUV milik Abas dan city car yang Hana tahu milik Lea. Tak ada motor lain yang ada di sana kecuali milik Pak Anton, satpam yang berjaga di kantor itu.

Lovemeter (Ketika Cinta Bisa Diukur)-completed-unpub sebagianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang