Udah Rabu lagi, saatnya ditemeni Hana n Abas. Semoga kalian terhibur yak. Kasih jejak cintanya ya, Deers, biar yang nulis auto semangat 45.
💕💕💕
Abas bergegas naik ke lantai dua. Senyuman Hana yang menyambutnya dengan semringah membuat hati lelaki itu tercubit. Baru kali ini dia mendapati tarikan bibir lebar Hana yang keluar dari hati. Selama ini dia hanya melihat senyum Hana yang tak bernyawa, seolah hanya hiasan di wajah cantiknya. Namun, melihat senyuman yang digerakkan oleh hati yang tulus itu, Abas terenyuh. Ke mana saja dia selama ini karena menganggap selama ini Hana bahagia tanpa tahu apa yang sang istri rasakan sesungguhnya?
"Nggak nyangka Mas Abas ngeluarin duit banyak buat liburan kita," kata Hana semringah.
"Aku kerja selama ini ya buat keluargaku. Istri dan nantinya anak-anak yang bakal dipercayakan Tuhan." Abas duduk di bibir ranjang sambil menepuk permukaan bersprei putih. Melihat isyarat Abas, Hana lalu masuk dan ikut duduk di samping suaminya.
"Aku seneng kamu bahagia kaya gini, Yang." Abas menyibak anak rambut Hana ke belakang telinga. Ditatapnya dalam perempuan yang selalu merajai hati Abas itu dengan perasaan ngilu seolah tercabik sembilu.
Hana menangkup tangan besar Abas. Dia menarik tangan itu ke depan bibir dan mengecup buku jarinya. "Aku bahagia. Asal bersama Mas, aku bahagia."
Abas melipat bibir untuk menyembunyikan senyum sekaligus menahan tangis pilu. Sejak Bapak meninggal, Abas tak pernah menangis, dan kali ini ... saat ketakutan menggerogoti batin, matanya kembali terasa panas. Tak ingin Hana menyadarinya, Abas mendekatkan wajah dan mendaratkan bibirnya di atas bibir Hana. Dikecupnya mesra bibir yang selalu menjadi candu itu untuk melanjutkan apa yang tertunda tadi.
Sementara itu, Hana memejamkan mata secara refleks. Dia menikmati setiap sentuhan bibir Abas di setiap inchi bibirnya hingga ciuman lembut itu menjadi dalam dan penuh hasrat. Hasrat memiliki ... hasrat untuk mencintai.
Keduanya saling memagut dengan pelukan erat. Air mata yang sedari tadi mereka tahan, tak kuasa lolos membasahi pipi. Wajah mereka basah oleh bulir bening ketidakpastian.
Napas mereka terengah. Abas kemudian menarik wajahnya saat merasakan Hana sudah kehabisan udara. Dia mengusap lembut bibir yang memerah karena lumatannya. Bahkan liptint yang dipoleskan Hana tadi pagi sudah tandas tak berbekas akibat ciumannya tadi. Disandarkannya kening Abas di dahi Hana sehingga kedua hidung mereka saling menempel.
Sungguh, Abas tidak ingin melewatkan setiap embusan napas manis Hana. Dia berusaha meraup semua udara yang keluar dari hidung Hana, agar otaknya bisa mengingat aroma semanis cinnamon yang selalu ingin dia cecap.
"Kenapa nangis?" tanya Abas sambil menyeka pipinya.
Hana menggeleng sambil menggigit bibir yang terasa bengkak. Cukup lama dia tidak berciuman seintens itu sejak hubungan mereka merenggang. Hana kemudian juga menyadari pipi Abas basah bukan karena air matanya. Terlebih mata lelaki itu terlihat merah. Satu hal yang tak pernah dia lihat dari sang suami sebelumnya.
Kekehan miris keluar dari bibir Hana. "Mas Abas juga nangis." Tangan berjari lentik itu menangkup wajah oval Abas. Rahang tegas yang kokoh terasa di telapak tangan Hana.
"Ini air matamu," kilah Abas dengan mata menyipit.
Hana berdecak. "Mata Mas berkaca-kaca gini masih nyangkal."
"Kamu juga." Abas berusaha menghalau pilu.
Entah kenapa keduanya terkekeh. Tertawa di tengah kesesakan, saat batin merintih dihadang ketidakpastian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovemeter (Ketika Cinta Bisa Diukur)-completed-unpub sebagian
RomansaApa yang terjadi bila kamu terjebak di dunia gim? Hana dan Abas, pasutri yang akan bercerai terjebak di dalam dunia gim 'La Personne' buatan Abas. Nyawa mereka akan terancam bila lovemeter pasangan mereka turun. Namun, bagaimana cara mempertahankan...