1. Sang Suami

384 67 12
                                    

Hai, Deers! Udah siap menapak di dunianya Abas dan Hana? Semoga kalian terhibur. Cerita ini bakal daily update sampai 21 hari ke depan yak. Semoga kuat💪 Jangan lupakan jejak cinta kalian.

***

Pagi hari seharusnya dimulai dengan senyuman, sapaan, atau ... percakapan ringan di ruang makan. Nyatanya, semua itu tidak berlaku di rumah berlantai dua yang sudah hampir setahun ini didiami oleh Yohana Anjani Kamadjaja dan Abas Nugraha. Bukan karena Hana yang bermalas-malasan, tapi justru Abas, suaminya, masih enak mendengkur halus di bawah selimut.

Untuk kesekian kali, Hana mendesah. Dia menatap suaminya yang bergelung di atas kasur, tak menghiraukan angin sejuk yang berembus dari jendela yang sengaja Hana buka sejak pukul lima tadi.

"Mas, bangun yuk." Sudah tak terhitung, Hana membangunkan Abas. Abas tak bergeming, seperti batu yang digoyangkan. Mau kesal terus setiap hari, sepertinya bukan pilihan bagus. Bukankah Hana sudah memutuskan menikah dengan Abas?

Ya, Abas Nugraha …..

Dulu, sebelum mereka menikah, Abas adalah staf perusahaan PT. Saturn Universe Group milik Papa, yang bergerak di bidang usaha studio animasi. Lelaki itu selain bekerja di divisi animasi, ia juga terkenal pandai menciptakan banyak inovasi yang membuat produksi film animasinya melonjak dan perusahaan mampu melewati krisis di tengah persaingan usaha yang sama. Tak ingin kehilangan Abas yang membantunya mendapat keuntungan, Papa melamar laki-laki itu untuk dijadikan menantu dan mewarisi perusahaannya.

Sungguh, harga diri Hana jatuh berkeping. Bagaimana tidak? Di saat teman-teman Hana bercerita betapa romantisnya lamaran sang kekasih, yang terjadi padanya, keluarga pihak perempuan yang melamar laki-laki! Ingin rasanya Hana lenyap ditelan bumi bila mengingatnya.

Tapi, lelaki mana yang bakal menolak lamaran Papa? Memperoleh harta, tahta, dan wanita dalam sekali waktu. Tentu saja, Abas tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas.

Hana ingat permintaan Papa malam itu agar menerima perjodohan dengan Abas. Dan, sayangnya alasan Papa membuat Hana tidak berkutik. "Hana Sayang, dulu kamu pernah janji sama Papa akan mengabulkan permintaan Papa. Sekarang Papa mau menagih janji kamu. Kamu tahu kan perusahaan gim kita sedang berjaya. Nah, Papa ingin kamu menikah dengan laki-laki yang bisa menjadi masa depanmu dan  perusahaan. Kebetulan Papa punya pegawai yang rajin dan cerdas. Papa ingin kamu berkenalan dan kalau cocok menikah dengannya."

Hana tidak bisa mengelak. Dia sudah berjanji pada Papa apabila Papa merestuinya sekolah di Kedokteran, dia akan memenuhi apapun permintaan Papa. Melihat Papanya yang semakin menua, Hana juga merasa bersalah. Mungkin, kalau misalnya Hana mau menjadi pewaris usaha Papa, tentu Papa tidak akan terlalu kalut mempersiapkan masa pensiunnya. Sayangnya, Hana memilih menjadi dokter dan mendalami program spesialis anak. Sebenarnya, Hana tahu, kalau Papa tidak terpaksa, Hana tidak akan terjebak dalam pernikahan ini karena Papa sempat menyerahkan perusahaan untuk dikelola sepupu Papa yang tak mempunyai passion di bidang ini. Alhasil, alih-alih berkembang, perusahaan yang didirikan Papa dari nol justru mengalami defisit anggaran.

Menurut cerita Papa, kebangkitan usahanya disebabkan karena inovasi Abas yang membuat keuntungan. Ya, singkatnya, Abas adalah penyelamat usaha Papa yang tidak langsung adalah pahlawan yang membuat Hana bisa melanjutkan ke jenjang spesialis.

Pada akhirnya, Hana pun hanya bisa mengangguk, menyambut pinta dari lelaki yang sudah semakin renta itu. Bahkan, tak terasa, pernikahan mereka sudah hampir berjalan setahun.

"Mas, bangun." Hana kembali menggoncang tubuh Abas.

Hana berdecak, menatap wajah suaminya yang masih terlelap. Membangunkan Abas seperti membangunkan beruang yang hibernasi di musim dingin. Padahal sekarang, Hana sudah siap dengan celana kain abu dan blus warna putih gadingnya. Aroma feminin dari parfum white musk sudah melekat di tubuh rampingnya.

Lovemeter (Ketika Cinta Bisa Diukur)-completed-unpub sebagianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang