Hai, Deers! Hana dan Abas datang lagi. Bagikan jejak cinta kalian yak. Semoga terhibur.
💕💕💕
"Pak, ini avatar Hana." Ridwan yang jeli menempelkan ujung jari telunjuknya di layar. Dalam gerakan mulut tak bersuara, sementara bola matanya bergulir ke pintu, dia berkata, "Berarti, Bu Hana di depan pintu. Lagi ... nguping."
Tubuh Abas seketika membeku. Apa yang awalnya ingin dia pendam, akhirnya diketahui Hana. Dia melirik sejenak ke arah pintu, lalu menge-klik avatar Hana untuk melihat apa yang dipikirkannya.
Betul sekali. Hana sudah tahu. Wanita itu mendengar semua percakapan yang terlihat dari suara batin yang tampak di layar.
"Yang, nggak usah nguping. Masuk yuk." Suara bass Abas menggelegar, menyusup sampai ke celah pintu yang sedikit terbuka.
Ridwan yang ada di situ, buru-buru menghampiri pintu. "Silakan masuk, Bu."
Hana membalas cengiran berlebihan Ridwan dengan senyuman. Kakinya lalu melangkah masuk, menghasilkan ketukan berirama saat high heel-nya beradu ke lantai.
"Nguping, ya?" Mata Abas menyipit.
"Salah siapa nggak bangunin, trus ninggalin aku gitu aja?" balas Hana sengit. Wanita itu duduk dengan kasar di depan meja Abas, setelah meletakkan termos bekal. "Lagian untuk urusan sepenting itu, bisa-bisanya Mas nggak ngomong. Heran deh!" Kali ini Hana memang kesal. Wajahnya sudah kusut dengan bibir memberengut. Kedua tangan bersilang di dada, sementara tungkai kanannya ditumpukan ke atas paha kiri.
"Aku nggak pengin kamu kepikiran—"
"Justru gini yang bikin aku kepikiran. Mecahin semua sendiri. Sampe nggak tidur, nggak sarapan. Ngrokok pula!" Ujung kuku jari telunjuk Hana mengetuk permukaan kaca meja kerja. Dia lalu menarik kursinya, menumpukan lengan yang masih bersedekap, seraya menatap tajam Abas. "Maksud Mas apa?"
"Yang, aku nggak pengin kamu kebanyakan pikiran. Kamu kan habis pemulihan." Abas berkelit.
"Aku ... aku ... takut pisah sama Mas. Apa yang terjadi kalau kita bener-bener nggak kenal? Trus kita hidup di dunia kesejajaran yang ... ah, otakku nggak cukup berkerut buat nerima fiksi ilmiah kek gitu." Mata Hana sudah mulai memerah. Entah kenapa, hormon di dalam tubuhnya masih saja sering membuatnya terombang-ambing.
Abas meraih tangan Hana. Dia menatap teduh wajah kalut istrinya. "Kamu nggak percaya sama aku, Yang?"
"Aku ...." Hana menatap jemari mereka yang saling terpaut. Di mana kedua cincin mereka saling bersentuhan.
"Kalau percaya, aku pastiin semua nggak bakal seperti harapan Lea. Ini gim buatanku dan aku yang bakal ngendaliin. Bukan Lea!" Abas lalu menegakkan tubuh. Dia mengambil secarik kertas yang masih terjulur di tatakan printer. "Ini. Aku booking buat second honeymoon kita. Staycation di daerah Candi Borobudur. Nggak terlalu jauh. Tapi kamu bisa rileks. Minggu ini kamu udah siap digenjot kan?" Alis Abas naik turun dengan tarikan bibir lebar untuk mengalihkan pembicaraan yang membuat mereka tak nyaman.
"Ish, apaan sih?" Hana mencubit pelan punggung tangan Abas. Pipinya memerah tiap kali Abas berbicara absurd.
Abas terkekeh, menutupi kegalauannya. Detik ini, memang Abas tidak tahu bagaimana solusi terbaiknya. Cheat hanya salah satu opsi saja. Tapi, dia tidak ingin membuang waktu karena perpisahan mereka akan di depan mata.
***
Sesuai dengan rencana, akhirnya Abas dan Hana berangkat menuju ke sebuah resort di daerah Magelang. Abas ingin menghabiskan waktu yang berkualitas dengan istrinya daripada pikirannya tersita untuk urusan membuat cheat. Dia sudah mempercayakan perbaikan itu pada Ridwan yang menjadi salah satu anggota tim inti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovemeter (Ketika Cinta Bisa Diukur)-completed-unpub sebagian
RomanceApa yang terjadi bila kamu terjebak di dunia gim? Hana dan Abas, pasutri yang akan bercerai terjebak di dalam dunia gim 'La Personne' buatan Abas. Nyawa mereka akan terancam bila lovemeter pasangan mereka turun. Namun, bagaimana cara mempertahankan...