💦 24 💦

33 4 3
                                    

"Iya bagus, tetap pertahankan pose itu," ujar Fhotograper yang tengah sibuk menentukan angel pada pengambilan foto itu.

Semua orang yang ada di ruangan itu tampak sibuk dengan kegiatan masing-masing dan yang menjadi pusat dari semua pekerjaan di ruangan itu adalah Bella dan Alde yang tengah menjadi model untuk di foto.

Kegiatan mereka tidak lepas dari pengamatan Angel yang sejak tadi berada disana untuk memantau mereka. Senyum remeh sejak tadi tercetak lebar dibibir gadis itu. Setiap kali melihat Bella membuatnya muak karena selalu teringat akan Sherly dan juga Julia.

"Oke cukup. Pemotretan kalian hari ini saya rasa sudah cukup. Kalian bisa istirahat," ujar Fhotograper itu.

"Sekarang giliran Angel," seru Fhotograper itu.

Angel yang berjalan berpapasan dengan Bella sengaja menyenggol Bella hingga gadis itu hampir jatuh bila tidak ditahan Alde.

"Ups! Sengaja," ucap Angel menyebalkan.

Bella menggertakkan gigi menahan amarahnya yang sudah siap meledak saat itu juga. Kalau saja saat ini mereka tengah tidak di tempat bekerja, maka sudah pasti Bella akan membalas Angel.

"Nanti jangan habisin tisu toilet ya," ucap Angel dengan senyum mengejek pada Bella dan Alde.

Bella dan Alde sama-sama tidak paham akan ucapan ngawur Angel. Mereka lebih memilih mengabaikannya saja karena terlalu malas berurusan dengan Angel.

Angel pun memulai sesi pemotretan dengan tenang dan perasaan bahagia. Matanya sesekali melirik pada Bella dan Alde yang tengah minum air mineral. Bahkan hingga pemotretan selesai, Angel masih tersenyum memperhatikan Bella dan Alde.

"Satu...dua...tiga," Angel menghitung dalam hati dengan penuh kesenangan.

"Akkhhhh!" rintih Bella dan Alde bersamaan sembari memegangi perut mereka yang terasa sangat melilit.

Angel bersorak dalam hati melihat Bella dan Alde yang berlari keluar ruangan dan pastinya menuju toilet. Dia tersenyum puas telah berhasil mengerjai Bella dan Alde dengan memasukkan obat pencahar ke dalam botol minuman Bella dan Alde.

💦💦💦

Sepanjang pelajaran Rannesa tak bisa konsentrasi. Hilman bilang dia tidak perlu fokus pada pelajaran karena Julian tidak memintanya untuk fokus belajar. Namun dia bukan Julia, dia adalah Rannesa yang memiliki obsesi dengan nilai yang tinggi.

Pikiran tentang surat misterius itu terus mengganggu pikirannya. Dia bingung karena pengirim tersebut hanya memberikan teka-teki bukannya langsung pada intinya saja bila dia tau tentang kejadian itu.

"Siapa ya?" gumam Rannesa.

"Siapa apanya?" tanya Sherly lantas duduk disamping Rannesa.

Rannesa bahkan tidak sadar bila pelajaran telah usai dan jam istirahat telah tiba. Dia terlalu fokus memikirkan surat misterius itu.

"Oh, hah? Gak papa," Rannesa cukup terkejut dengan kehadiran Sherly.

"Pulang sekolah nanti, bisa kita ke Cafe? Ada yang mau aku bicarain," ujar Sherly.

"Bisa, tapi gue nggak bisa kalau lama-lama,"

"Nggak akan lama."

"Oke."

"Ayok ke kantin," ajak Sherly.

"Duluan aja, gue lagi gak lapar," tolak Rannesa.

Sherly mengangguk lantas beranjak keluar kelas dimana ada Anita tengah menunggunya. Begitulah bila Bella tak ada, maka Anita yang akan menemani Sherly atas permintaan Robby karena kekasih Sherly itu tak ingin bila Angel dan genk nya mengganggu Sherly lagi.

Splash HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang