💦 7 💦

109 10 3
                                    

💦💦💦

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💦💦💦

Untuk yang kedua kalinya Raffanko kembali ke tempat ini. SMA Nirwangga. Tempat yang selalu memenuhi pikiran Raffanko karena di sekolah itulah adiknya, Arvalo mengalami kejadian tragis. Raffanko tak pernah percaya kejadian itu adalah bunuh diri seperti yang pihak sekolah konfirmasikan.

Raffanko jelas tahu betul bagaimana karakter Valo. Meski mereka tidak tinggal bersama, Raffanko selalu memantau keadaan Valo. Dan mereka juga sering berhubungan via telepon ataupun Video Call.

Raffanko memang tidak tau bagiamana kehidupan sehari-hari Valo yang sebenarnya. Siapa teman-temannya, apa saja yang dia lakukan setiap hari dan bersama siapa. Tapi terkadang Valo sering bercerita tentang keadaannya dan apa saja yang dia lakukan meski tidak spesifik. Dan dari semua yang Raffanko tau, Valo tidak terlalu banyak memiliki teman. Dia cenderung lebih suka menyendiri dan asik dengan dunianya sendiri, sama seperti Raffanko.

Dan Raffanko merasa bahwa Valo tidaklah memiliki masalah berat yang bisa memicu dia untuk bunuh diri dengan terjun dari atap gedung sekolah berlantai dua itu. Dia tau betul Valo bukan orang yang mudah putus asa. Maka dari itulah Raffanko merasa ada yang janggal dari kejadian itu sehingga dia memutuskan untuk menyelidikinya sendiri.

"Kakak yakin ada yang sengaja mencelakai kamu, Val. Karena Kakak tau kamu tidak pernah seputus asa itu dalam hidup." Gumam Raffanko dengan pandangan yang tertuju pada bangunan SMA Nirwangga.

Dari dalam mobilnya, Raffanko dapat melihat anak-anak SMA Nirwangga yang berada di lantai atas. Dia menjadi tidak sabar untuk mencari tau apa yang sebenarnya terjadi pada adiknya di sekolah itu.

💦💦💦


Suasana kafe tampak damai karena tidak terlalu ramai pengunjung. Hanya beberapa meja yang diisi oleh beberapa orang termasuk Salsa dan Fendi.

"Aaaaaa." Salsa menyuapkan kentang goreng ke mulut Fendi.

"Delisa kenapa nggak datang?" Tanya Fendi yang sedari tadi fokus pada laptopnya.

Salsa mengangkat bahu sembari menyuap kentang goreng ke mulutnya. "Nggak tau. Dia nggak balas Wa aku."

"Kamu ngerasa ada yang aneh nggak sih sama Delisa? Atau cuma perasaan aku aja?" Ungkap Salsa.

Fendi menghentikan aktivitasnya dengan laptop dan beralih menatap Salsa. Fendi tampak berpikir sesaat lalu mengangguk sebagai jawaban. "Sama. Aku juga ngerasa ada yang aneh sama Delisa."

"Dia kaya orang yang lagi banyak masalah gitu." Tambah Fendi.

"Ya kan." Imbuh Salsa.

Fendi mengangguk, membenarkan perkataan sang pacar. "Suka susah juga kalo diajak kumpul."

"Dia punya masalah apa sih?" Gumam Salsa.

"Nggak tau." Sahut Fendi.

"Tuh anak tertutup banget sih. Dia nggak pernah cerita kalo lagi ada masalah. Semuanya dipendam sendirian." Gerutu Salsa.

Splash HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang