💦 22 💦

91 11 7
                                    

Jangan Lupa 'VOTE'

Jangan Lupa 'KOMENTAR'


Happy Reading


Rannesa membasuh wajahnya hingga rasa dingin itu membuatnya sedikit rileks. Sejak tadi dia menahan diri untuk tidak membalas perbuatan Sina karena dia tidak ingin semakin menambah masalah. Dia sudah cukup pusing dengan semua hal yang terjadi.

"Bocah sialan itu! Dia makin menjadi kalo gue terus diam." Batin Rannesa sangat geram.

Bahkan disaat ada Bono, Juki, Bella dan Sherly aja dia tetap berani menyerang
Rannesa. Bukan perkara takut, hanya saja Rannesa benar-benar merasa kesal
karena dia menjadi pelampiasan kemarahan semua orang atas kesalahan yang tidak dia lakukan. Tapi, ini adalah keputusan yang sudah dia ambil, jadi dia harus menerima konsekuensinya.

Rannesa menghela nafas berat lalu dia berjalan menuju salah satu bilik toilet.
Tapi langkahnya terhenti saat seseorang muncul dari salah satu bilik toilet. Mereka saling pandang dalam diam karena sama-sama terkejut. Wajah sembab gadis itu menarik perhatian Rannesa, tapi tatapan tajam dan tak bersahabat dari gadis itu jauh lebih menarik perhatian Rannesa. Kenapa dia menatap Rannesa dengan ekspresi itu?

'Cantika Dewi Elmira.'

Rannesa membaca name tag gadis itu.

"Gue mau lewat." Seru Cantika dengan nada yang tampak kesal.

Rannesa mengerutkan kening bingung, lalu menyingkir untuk memberi jalan pada Cantika. Apa dia juga berbuat salah pada gadis itu sampai dia menatap Rannesa dengan tatapan kebencian itu? Memangnya mereka kenal?

Ahhh...Rannesa lupa. Tentu saja dia saat ini sedang menjadi sosok Julia yang
dibenci oleh satu sekolah. Yah...Rannesa sudah tidak bingung lagi. Dia memilih
melanjutkan langkahnya masuk kedalam salah satu bilik toilet.

'Cklek!'

Suara pintu yang terkunci bertepatan dengan masuknya Rannesa kedalam bilik
itu membuatnya terkejut. Dia langsung memeriksa handle pintu dan benar saja
dia tengah dikunci seseorang dari luar.

"Woi! Apa-apaan nih! Buka pintunya!" Seru Rannesa kesal sembari menarik-narik kenop pintu toilet tersebut.

"Ssshhhhtttt! Jangan berisik Julia sayang." Ucap Angel sembari membuka masker yang dia gunakan agar tidak dikenali oleh Bono dan Juki ketika memasuki toilet tadi.

"Lo siapa? Apa mau lo? Kenapa lo ngunci gue?" Tanya Rannesa kesal.

"Ya ampun, lo juga lupa ya sama suara cantik gue? "

"Angel?"

"Nah itu inget."

"Sialan! Apa mau lo?! Bukain!" Kesal Rannesa semakin menjadi kala dia tau yangnmenguncinya adalah Angel.

"Mau gue ya?" Suara Angel begitu menyebalkan ditelinga Rannesa.

"Buka!" Pekik Rannesa semakin kesal.

Angel memberi kode pada Silvi dengan menunjuk botol besar berisi air bekas
mengepel lantai yang mereka ambil dari petugas kebersihan sekolah itu untuk
disiramkan pada Rannesa.

Dengan senang hati Silvi menurut lalu menuangkan air dibotol besar itu pada
Rannesa melalui atas bilik yang masih dapat mereka jangkau.

"Selamat mandi Julia!" Seru Angel begitu girang.

Rannesa melotot kala air kotor dan bau itu membasahi pakaiannya dan
merembes ke kulitnya. Dia memejamkan mana dengan rahang yang mengeras
dan tangan yang mengepal kuat hingga buku-bukunya memutih.

Splash HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang