💦 11 💦

120 11 1
                                    

💦💦💦

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💦💦💦

Liam melangkahkan kaki dengan riang sembari bersiul. Dia menyempatkan diri untuk menggoda beberapa karyawan perempuan yang dilewatinya hingga mereka tersipu malu. Meski sudah terbiasa dengan tingkah Liam tersebut, tapi mereka tetap saja tidak bisa menolak pesona Liam yang tampan apalagi dia cucu dari bos tempat mereka bekerja.

"Eeh, eeh. Hati-hati dong, Nona." Seru Liam sembari membantu seorang perempuan yang kewalahan membawa kardus berukuran sedang yang kebetulan lewat didepannya.

"Terimakasih." Ucap Salsa, perempuan yang Liam bantu sembari tersenyum.

Untuk beberapa saat Liam tertegun menatap wajah Salsa yang menyunggingkan senyum padanya. Bagitu manis dan berhasil menghipnotis Liam untuk menatapnya lebih lama. Bahkan dia otomatis memutar kepalanya mengikuti Salsa yang kembali berjalan berlawanan arah dengannya sambil membawa kardus berisi kertas HVS tersebut.

Kesadaran Liam seketika kembali dan dia langsung melesat menyusul Salsa. Dia langsung melancarkan aksinya memodusi Salsa.

"Eee, eeh." Seru Salsa kaget katika Liam mengambil alih kardus yang Salsa bawa hingga membuat tubuh Salsa oleng.

"Karyawan baru ya?" Tanya Liam.

"Ooh, bukan." Jawab Salsa.

Kening Liam berkerut bingung. "Lah, terus?" Tanyanya kebingungan.

"Saya mahasiswi yang magang disini mulai hari ini, Pak." Jawab Salsa canggung.

"Ooh." Liam manggut-manggut.

"Pak, biar saya saja yang bawa." Salsa mencoba mengambil alih lagi kardus itu.

"No, no." Liam menggeleng. "Saya nggak tega lihat kamu kesusahan."

"Maunya lihat kamu tersenyum penuh kebahagiaan." Tambah Liam sembari mengedipkan mata genit pada Salsa.

Salsa melongo dibuatnya. Tiba-tiba saja perut Salsa rasanya mual mendengar gombalan yang Liam lontarkan. Demi apapun, Salsa paling benci dengan modus gombalan seperti ini.

Tak ingin dekat-dekat lagi dengan Liam, Salsa pun segera merebut kembali kardus itu. "Biar saja aja yang bawa, Pak." Ujarnya.

"Saya aja." Liam mempertahankan kardus itu.

"Saya saja, Pak." Salsa merebut lagi kardus itu.

"Biar saya aja. Ini berat, kamu nggak kuat." Liam kukuh mempertahankan kardus itu.

"Oh nggak papa, Pak. Saya bisa kok." Salsa menambah tenaganya untuk merebut itu dari Liam.

Liam tetap kukuh mempertahankan kardus itu dan Salsa semakin gigih untuk merebutnya. Salsa gemas sekali dengan tingkah Liam. Hingga aksi tarik-tarikan itu membuat mereka tidak menyadari bahwa mereka menjadi pusat perhatian para karyawan.

Splash HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang