💦 10 💦

120 10 4
                                    

💦💦💦

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💦💦💦


Raffanko menatap pantulan dirinya dicermin. Dia tampak sangat cocok dengan seragam sekolah SMA Nirwangga yang berupa celana panjang berwarna abu-abu serta kemeja sekolah berwarna putih. Dia kemudian memasang dasi berwarna hitam dengan lambang SMA Nirwangga diujung dasinya. Setelah itu dia lanjut memasang Jas sekolah yang berwarna abu-abu, senada dengan celananya.

Kemudian Raffanko menyisir rambutnya dan membuat gaya berponi hingga dahinya tertutup. Setelah itu dia lanjut memasang kacamatanya. Sekilas kacamata itu tampak seperti kacamata min, padahal tidak. Itu hanya kacamata biasa.

"Good job, Raff." Puji Raffanko pada dirinya sendiri. Dia puas melihat penampilannya dicermin.

Selesai dengan kegiatannya mengatur gayanya agar penyamarannya tidak ketahuan, Raffanko beralih memasang sepatunya. Setelah itu dia mengambil tas sekolahnya dan dia siap berangkat.

Raffanko berjalan menuju garasi yang ada disamping rumah. Pintu garasi itu harus dibuka dengan sandi sehingga Raffanko harus menekan beberpa digit angka disana baru bisa terbuka. Dia dibuat takjub melihat isi garasi Valo. Disana ada sebuah mobil lamborghini warna merah bercorak hitam. Lalu ada juga motor sport berwarna merah dan terakhir ada tiga buah sepeda bermerek.

Sudut bibir Raffanko terangkat, lantas dia berdecak. "Dasar Valo. Seperti Sultan dia disini."

Raffanko berjalan menuju sepeda itu. Satu sepeda sudah pernah digunakan, sedangkan yang dua masih belum bahkan bungsunya pun belum dilepas. Pilihan Raffanko jatuh pada sepeda berwarna putih.

Selesai membuka plastik yang masih membungkus sepeda itu, Raffanko baru mulai mengayuh sepedanya dan berengkat menuju sekolahnya yang ada di SMA Nirwangga.

Raffanko tampak menikmati perjalanannya menuju SMA Nirwangga. Sepanjang jalan dia terus mengamati jalanan yang dilewatinya sembari memperhatikan juga GPS diponselnya. Seulas senyum tipis tersungging dibibirnya. Tak bisa berbohong, dia sungguh rindu suasana di tanah kelahirannya ini.

Tak terasa karena terlalu asik menikmati perjalannya, Raffanko telah sampai di SMA Nirwangga. Sekolah itu tampak sangat ramai oleh para siswa siswi yang berdatangan. Raffanko membelokkan sepedanya memasuki sekolah itu. Dia menuju parkiran khusus sepeda dan memarkirkan sepedanya dideretan sepeda lainnya itu. Dia kemudian melepas helm pelindung dan meletakkannya distang.

Raffanko berjalan pelan memasuki bangunan sekolah tersebut. Langkahnya berhenti ketika sudah berada ditengah lapangan yang dikelilingi bangunan megah SMA Nirwangga itu. Lapangan itu sangat luas dan sekelilingnya ditumbuhi oleh pepohonan hijau yang membuatnya tampak indah. Dibalik pepohonan hijau itulah tampak menjulang bangunan SMA Nirwangga.

Tampak seorang perempuan melintas dihadapan Raffanko dan spontan membuat Raffanko menghentikannya. Dia ingin bertanya letak ruang kepala sekolah.

"Permisi." Ucap Raffanko.

Splash HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang