💦 34 💦

10 2 2
                                    

Rumahnya tampak sangat sepi, dan rasanya sudah lama sekali Rannesa tidak kembali ke rumah ini. Langkah Rannesa membawanya masuk ke dalam rumahnya yang tampaknya tak terdapat tanda-tanda keberadaan kedua orang tuanya. Pastinya mereka tengah berada di rumah sakit sekarang. Mereka tidak tau bahwa Rannesa pulang hari ini, karena dia sendiri pun tidak mengabari orang tuanya.

Rannesa memperhatikan sekeliling isi rumahnya yang agaknya tidak terlalu ibunya bersihkan. Rannesa tau pasti kedua orang tuanya agak kebingungan membagi waktu bekerja dan menjaga Elvan setelah Rannesa tinggal bersama Julian.

Setitik air mata Rannesa jatuh membasahi pipinya. Dia sedih sekali melihat keadaan kedua orang tuanya. Namun, mau bagaimana lagi dia sudah terikat kontrak itu bersama Julian demi Elvan. Serta selama berada disana Rannesa sangat sibuk menguak kasus Julia dan juga menjalankan magangnya bersama Hilman. Waktu Rannesa untuk istirahat bahkan hanya dari jam dua sebelas malam hingga pagi saja, itu sudah sangat cukup bagi Rannesa.

Dia jelas saja selalu memikirkan keadaan kedua orang tuanya dan juga Elvan. Bahkan kedua orang tuanya selalu memberikan kabar mengenai keadaan Elvan dan juga keadaan mereka padanya, yang mana hal itu membuat Rannesa cukup tenang bila sudah memastikan mereka baik-baik saja.

Jemari Rannesa meraih foto keluarga mereka yang ada di meja kecil di sudut ruang tamu. Lagi-lagi air matanya jatuh mengingat semua yang terjadi dalam tiga bulan terakhir. Entah apa maksud Tuhan menghadirkan semua masalah yang tengah mereka hadapi kini. Rannesa hanya berharap semua akan baik-baik saja.

"Ayah, Bunda, Adek. Aku kangen kalian, kangen keluarga kita kumpul di rumah lagi. Semoga semuanya cepat membaik ya. Tolong selalu kuat, supaya aku juga kuat buat balikin keadaan keluarga kita seperti sedia kala," ucap Rannesa sembari mengusap foto tersebut.

Setelahnya, Rannesa lantas membersihkan seisi rumah itu. Selesai berbenah rumah, Rannesa lantas memasak untuk kedua orang tuanya dengan bahan-bahan yang tersedia di dalam kulkas. Lelahnya dia pikirkan nanti saja, toh jarang-jarang dia mendapat libur seperti ini dari Julian dan Hilman.

💦💦💦

Waktu terus berlalu dan tak terasa matahari sudah tenggelam sepenuhnya di ufuk barat, menyisakan gelapnya malam dan taburan jutaan bintang di langit serta kelap-kelip lampu yang menghiasi gelapnya bumi malam ini.

Rannesa sudah selesai dengan aktivitasnya, bahkan dia sudah berganti pakaian dan siap untuk berangkat ke rumah sakit. Dia juga tadi sudah menghubungi kedua orang tuanya bahwa dia pulang hari ini dan akan menyusul ke rumah sakit.

Kini langkah kakinya menapaki setiap jalanan yang dulu selalu dia lewati, senyumnya terbit kala matanya menangkap pemandangan familiar itu. Sungguh dia sangat merindukan semua aktivitas yang biasanya dia lakukan. Ini sangat menghibur suasana hati Rannesa.

"Kak Violet!" seru Rannesa ketika melewati sebuah toko bunga yang akan tutup itu.

"RAN!" pekik Violet heboh dan langsung berlari memeluk Rannesa.

"Kemana aja kamu? Biasanya tiap pagi beli bunga buat Elvan. Ini udah lama gak keliatan," ujar Violet sembari menatap penuh tanya pada Rannesa.

"Aku magang kak. Jadi, nginap di kost teman aku yang kebetulan dekat sama rumah sakit dan kantor magang aku. Kalo pulang pergi dari rumah di larang ayah sama bunda, takut aku kecapekan katanya," jelas Rannesa penuh dusta, astaga dia merasa sangat ngeri dengan semua kebohongannya.

"Oh pantesan gak pernah kelihatan lagi. Yuk mampir ke dalam dulu, sambil minum. Ngobrol dulu kita, pengen tau juga gimana soal Elvan," ujar Violet.

"Aduh kayaknya untuk hari ini gak bisa, Kak. Tadi ayah sama bunda nungguin di rumah sakit," tolak Rannesa halus.

Splash HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang