18 M.H

29.2K 573 36
                                    

Glara segera keluar dari rumah lewat pintu dapur untuk menghampiri ketiga orang tadi, setelah sampai dia bisa melihat Aletta sedang membatu mengusap rambut Ilyas yang terkena air. Bahkan bukan hanya kepalanya, kelihatannya baju serta celananya juga ikut basah

“maaf Om, aku nggak sengaja" ucapnya ragu-ragu karena benar-benar menyesali perbuatannya, sedang Ilyas hanya melirik tanpa berekspresi sama sekali

“Aletta, coba bawa masuk Ilyas. Kasian bajunya basah begitu nanti masuk angin" Jamima lalu memberi arahan ke anak bungsunya agar membawa Ilyas masuk ke dalam rumah, agar pria itu bisa segera berganti pakaian

“Ayo mas” ajak Aletta mencoba  menuntun ilyas agar mau mengikutinya

Tapi ilyas justru terlihat tidak nyaman lalu menarik lengannya dari rangkulan Aletta “maaf sebelumnya, tapi harusnya Glara yang tangung jawab” ujarnya lalu menghampiri Glara

“liat, basah semua karena kamu. Kenapa malah diem aja” ucapnya agak pelan sambil mengusap tengkuknya yang masih basah

Sedang sang empu tampak melongo, sambil mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya dan mendapati banyak pasang mata yang tengah menatapnya dengan penuh senyuman, ntahlah Glara saja merasa malu di pandangi seperti itu. “ya harus apa?" Balasnya

“cepet bawa masuk, di dalam ada mbak windi" ujar Tante ilen yang lagi-lagi mengingatkan ke Glara agar segera membawa Ilyas masuk ke dalam rumah, supaya tidak terlalu lama menjadi tontonan para tamu

Sedang Jamima tampak tak percaya ketika nelihatnya, dia sama sekali tidak berfikir jika Ilyas calon dari Glara adalah orang yang sama dengan laki-laki yang dulu pernah menjadi kekasih dari anaknya “yang bener aja?"

Jimama lekas berbalik menghadap ke Aletta “kok bisa-bisanya orang-orang bilang Ilyas itu calon suaminya anak kecil itu?" Tanyanya lirih

Ibu dari balita bernama Alana, itupun balas menatap jamima “calon suami siapa, bu?” tanyanya terdengar tak mengerti

“ibu baru tau. Kalau ilyas calon suaminya Glara itu, orang yang sama dengan ilyas yang kita kenal.” balasnya tampak tak habis pikir

Dalam keterdiamannya, Aletta akhirnya memahami. Kenapa waktu itu Monik mengira dirinya adalah Glara, kemudian perlakuan baik ilyas ke Glara, ternyata pria itu menginginkan Glara ya “Aku juga enggak ngerti mah" katanya tanpa semangat.

Sedang di dalam rumah, Setelah meminjam pakaian milik Haris dari  windi. Glara segera keluar dari kamar
“adanya cuman celana sama baju, nggak apa-apakan" ujarnya sambil mengulurkan pakaian milik Haris ke ilyas

“daleman mas juga basah, gimana dong" ujarnya sambil menunjuk ke arah bawah pusarnya

“enggak perduli, pake aja yang ada!" sembur Glara

Ilyas pun terkekeh pelan “iya-iya, terus ini mau ganti baju di mana, nggak mungkin di sini kan?”

“ya nggak mungkin lah, ayo ke teras. Mau pamer burung kok nangung-nanggung" ajak Glara

••••

Setelah berganti pakaian di kamar tamu, Ilyas kini tengah makan bersama dengan Glara di ruang tengah. Tadinya Aletta mendatanginya dan berniat mengajaknya makan, tapi karena tragedi Glara menyiramnya menggunakan air. Ya sekarang dia berakhir makan bersama Glara.

“kalau hujannya deras gini, jadi males pulang” kata Ilyas membuka pembicaran di tengah suara gempuran air hujan yang menimpa atap rumah

“iya, hais jemuranku” karena ucapan Ilyas barusan itu justru mengingatkan Glara pada jemurannya yang belum sempat dia angkat tadi sore

OM ILYAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang