Setelah merasa jika istrinya sudah tak bisa memuntahkan apa-apa lagi, barulah Ilyas membawa Glara ke luar dari dalam kamar tersebut namun sesampainya di luar dia langsung hadapkan dengan keberadaan mamahnya yang tampaknya sudah menunggu sedari tadi
"ini minyak kayu putih, olesin ke perutnya" Ujar monik tampak begitu khawatir, tadi setelah mendengar dari Yasmin kalau Glara sedang muntah-muntah. Monik tentu jadi tak tenang dan buru-buru mengambil minyak kayu putih lalu segera di bawanya pergi menghampiri menantunya "Glara masuk angin ya?" Tanyanya penasaran sebab ketika dia mengalami hal tersebut gejalanya juga sama persis seperti yang terjadi pada Glara
Ilyas kemudian menerima botol kecil berwarna hijau tersebut "iya mah, aku ke kamar dulu" jawabnya sembari melanjutkan langkahnya bersama Glara, kemudian sesampainya di dalam kamar Glara langsung saja berbaring telentang di tengah tempat tidur dalam keadaan mata terpejam erat
"om kepalaku sakit, tolong pijetin..." pinta Gadis ity memohon agar Ilyas mau membantu meringankan rasa sakit yang mendera kepalanya sejak tadi
Ilyas kemudian ikut naik ke atas tempat tidur lalu duduk tepat di sebelah Glara "perutnya di olesin minyak kayu putih dulu" ujarnya seraya menyikap baju Glara hingga sampai di atas perut lalu menuangkan cairan dari dalam botol ke permukaan perut istrinya kemudian setelah itu ilyas mengusap-usapkan ke seluruh perut Glara dengan sabar “tadi di ajak mampir makan nggak mau..." Ucapnya pelan ketika merasa sudah cukup diapun kembali menurunkan baju Glara hingga kembali menutupi perut rata istrinya itu
"Tadi aku nggak laper, om pijetin kepalaku" rengek Glara lagi sembari membawa telapak tangan ilyas ke puncak kepalanya
Ilyas sama sekali tak berniat menyepelekan sakit yang di alami oleh Glara, sebab dia juga pernah mengalami hal yang sama dan rasanya benar-benar tak mengenakkan" coba baring tengkurap biar mas pijetin kaki kamu" ucapnya seraya menepuk pelan paha Glara agar istrinya itu segera berbaring tengkurap
Namun bukannya langsung menuruti apa yang di perintahkan oleh suaminya, Glara justru malah memandang Ilyas dengan penuh tanya “kenapa kakiku harus di pijitin?"
“biar cepet sembuh, kamu juga pasti kecapean" ujar Ilyas sembari membuat Glara berbaring tengkurap lalu setelah itu dia beringsut ke bawah dan mulai memijiti betis Glara
"aa...jangan keras-keras, sakit" akan terapi ketika Ilyas baru mulai memijat betisnya Glara langsung saja mengeluh kesakitan dan bergerak tak nyaman
Sehingga dengan sigap ilyas langsung menahan agar Glara tak banyak bergerak "tahan..." ujarnya terkesan dingin
"ha!, Aah Sakit om pelan-pelan. Om kalau mijetin jangan keras-keras sakit" Glara bahkan sampai meraih lengan ilyas agar pria itu berhenti memijat kakinya "udah, yang sakit kepalaku bukan kaki. Udah om" rengeknya sembari berusaha dengan keras untuk kembali berbaring telentang dan beringsut membawa kepalanya hingga ke dekat kaki Ilyas yang sedang duduk bersila "pijetin kepalaku. Kayaknya aku udah mau mati deh om" sangking sakitnya glara sampai berfikir kalau dia akan tiada malam ini
Ilyas lantas menatap wajah Glara cukup lama "ngomong apa sih kamu, perbaikin posisi tidurnya jangan kaya gini" ucapnya sembari membantu Glara untuk memperbaiki posisi tidurnya lalu setelah istrinya sudah berbaring di posisi yang nyaman ilyas baru mulai memijat kepala Glara dalam diam
•••
Glara mengerjapkan matanya hingga beberapa kali, gadis itu kemudian perlahan menoleh ke kanan lalu ke kiri tapi tak mendapati siapapun. "Ini jam berapa?, Om Ilyas kemana?" Batinnya kebingungan lalu mencoba untuk bangun dan turun dari atas tempat tidur secara perlahan, karena tak ada ventilasi di dalam kamar suaminya ini jadinya Glara tak tau ini sudah jam berapa. Apalagi ponselnya juga hilang ntah kemana
KAMU SEDANG MEMBACA
OM ILYAS [END]
Romance⚠️FOLLOW 🔞 Adult content Pada dasarnya pernikahan itu terjadi atas dasar kemauan sendiri, tapi bagaimana jika seorang Glara yang baru mengijak usia 18 tahun justru di desak oleh keluarga neneknya untuk menerima pinangan dari om-om yang tinggal tep...