37 M.H

12.7K 322 42
                                    


Walaupun rasa kesalnya masih belum redam sepenuhnya, Glara tetap sibuk mengemas barang-barang yang akan dia bawa pergi untuk berlibur. Baginya tak ada waktu untuk uring-uringan dan justru akan menjadi penyebab atas ketertinggalan busnya nanti

Setelah selesai menyiapkan keperluannya, Glarapun mengambil pakaian ganti untuk di bawa ke kamar mandi, masa bodoh dengan Jamima yang ada di luar sana pikirnya. Hari ini dia akan berangkat liburan dan adik sepupu dari neneknya itu tidak bisa mengusik kesenangannya, tapi saat keluar dari kamar anehnya dia justru tak mendapati siapapun berada di ruang tengah ataupun ruang tamu.

Sehingga hal tersebut membuatnya penasaran dan ingin pergi memeriksa ke depan "eh?" Namun niatnya langsung gagal saat Ilyas tiba-tiba saja datang dari arah depan

"Gla, Mas mau pergi nganterin nenek Jamimamu pulang, nggak apa-apa kan?" Setelah bertemu dengan istrinya, ilyas langsung saja mengutarakan niatnya. Sebab tujuan utamanya kembali masuk ke dalam rumah memang untuk menemui Glara

Sehingga Gadis itupun hanya bisa terdiam saat mendengarnya, padahal hari ini Glara pikir dia akan pergi bersama Ilyas. Tapi ternyata, pria yang berdiri di hadapannya tersebut lebih memilih mengantarkan si nenek lampir dan mantan pacarnya pulang "hmm" dehemnya singkat

Mendapati respon singkat istrinya, Ilyas jadi merasa serba salah "ke Serawannya minggu depan aja ya?. Soalnya nenek kamu juga nyuruh mas buat nganterin Tante jamima, jadi Mas susah nolaknya" ujarnya mencoba meminta pengertian

Walaupun merasa agak kecewa Glara juga tak bisa memaksa Ilyas agar mau pergi bersamanya, kalau dia melakukan itu bisa-bisa dia akan kembali di omeli oleh nenek linanya di hadapan Jamima "iya" ujarnya mengangguk setuju

"mas Ilyas?"

Mendengar namanya di serukan oleh Aletta, ilyas lantas menoleh ke belakang sekilas lalu kembali menatap Glara muram "mas pergi dulu..." pamitnya lalu berbalik badan dan melangkah pergi ke depan.

Selepas kepergian Ilyas, Glara juga segera pergi menuju ke kamar mandi. Omong kosong kalau dia setuju mau menunda liburan sampai minggu depan, dia menyetujui ucapan Ilyas tadi hanya karena tak ingin mengundang perdebatan. Yang benar saja dia mau menundanya, padahal rencana liburan kali ini sudah dia tentunkan dari sejak lama jadinya Glara tidak akan membatalkannya sekalipun Ilyas tak ikut pergi

Setelah selesai mandi, Glara berniat kembali ke kamarnya untuk sedikit berias

"Glara?, Duduk sini nenek mau bicara"

Namun karena Lina mendadak berujar saat sedang duduk di ruang tengah, dengan wajah terpaksa Glarapun duduk di hadapan neneknya itu "kenapa lagi?" Jawabnya malas-malasan

"Nenek Jami bilang apa sampek kamu bentak-bentak dia kayak tadi?" Tanya lina kemudian

Meskipun tadi neneknya itu memarahinya tapi setelah Lina ada inisiatif ingin mendengar penjelasannya akhirnya Glarapun menghela nafas panjang "nenek Jami nuduh aku hamil makanya sampe nikah dadakan, terus dia nuduh lagi kalau aku sering tidur sama laki-laki di luar nikah. Tapi waktu aku ngebantah, nenek Jamima justru malah bilang kalau kelakuanku sama kayak mamah. Emangnya mamahku ada salah apa sama nenek jamima" paparnya panjang lebar

Walaupun tak menyangka jika Adik sepupunya itu terang-terangan menghina cucunya di belakangnya, tentunya Lina tetap percaya dengan omongan Glara walaupun tak mendengarnya secara langsung. Dia percaya kalau cucunya tak mungkin bersikap manipulatif "La, lain kali kalau kamu ngerasa ucapan Nenek Jami nggak bener. Mending langsung tinggalin aja nggak perlu di tanggapin, tadi nenek harus marah kek kamu karena kalau nggak gitu hatinya Jamima pasti nggak bakal puas dan bakal terus ngungkit-ngungkit kesalahan kamu" tuturnya

Glara mengangguk samar "aku nggak mau ketemu sama nenek lampir itu lagi" gumamnya, dan hal tersebut hanya di tanggapi Lina dengan senyuman sendu.

•••

OM ILYAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang