53 M.H

9.4K 259 12
                                    

Saat Glara membuka matanya, ternyata hari masih terlalu pagi. Semalam dia tiba di rumah ketika waktu telah menunjukkan pukul 11 malam, untungnya Sania telah terlelap jadi gadis itu tak menyadari kedatanganya. Akan tetapi karena sudah terbiasa dengan sosok ilyas di sisinya selama 2 hari terakhir, ketika  dia bangun dan melihat wajah Sania yang  masih tertidur sangat pulas di sebelahnya hal tersebut justru membuat perasaannya agak merinding, sungguh Glara tak bisa berhenti berpikir kalau paginya di mulai dengan sangat buruk.

Tak ingin berlama-lama berada di sebelah Sania, Glara kemudian langsung bergegas turun dari tempat tidur. Dia sengaja tak membuka gorden jendela sebab malas dengan tetangga tua bangkanya yang suka cari kesempatan mengintip dan juga mencuri pakaian dalam perempuan benar-benar gila pikirnya. Orang seperti itu matinya memang agak susah

Ketika sampai di dapur, Glara tampak celingak-celinguk ke sana kemari seolah tengah mencari keberadaan seseorang "nenek di dalam kamarnya?" Terkanya,  saat tak mendapati siapapun di dapur padahal biasanya  neneknya selalu bangun lebih awal dan sibuk di dapur. Tak ingin terlalu banyak berfikir diapun memilih melangkah menuju ke kamar neneknya untuk langsung memastikan sendiri rasa penasarannya "nenek udah bangun?" Setelah membuka salah satu bilik dia pun mulai bertanya sembari memperhatikan wanita paru baya yang tengah duduk sembari menjahit sebuah kain

"Menurut kamu" Balas Lina singkat

​sesudah mendapati neneknya di dalam kamar, Glarapun tampak menganguk samar lalu kembali menutup pintu dan lanjut melangkah menuju ke kamar mandi untuk membasuh wajah serta membersihkan mulutnya.

Jadi karena hari ini Glara bangun cukup pagi, jadinya setelah dari kamar mandi diapun pergi mengambil sapu dan menyapu lantai rumah terus sehabis itu dia lanjut menyapu halaman. Glara  biasanya tak rutin melakukan hal ini sebab dia terlalu sering bangun terlambat jadi karena sekarang dia bangun terlalu pagi jadinya Glara memutuskan untuk membantu membersihkan rumah.

Ketika tengah sibuk menyapu daun kering  yang berserakan di halaman rumah, perhatiannya tampa sengaja justru tersita ke arah perempuan yang dulunya pernah menjadi guru SMPnya x “olahraga bareng nih ceritanya?" gumamnya sembari menjatuhkan sapu lidinya dan langsung berlari kecil menghampiri Gurunya yang sedang berjalan bersama dengan ilyas

“Pagi buk Alma" sapa Glara begitu sopan ketika telah sampai, karena kalau tak salah ingat gurunya ini pernah mengatakan kalau bertemu dengan guru di suatu tempat di usahakan untuk selalu menyapa. Tapi apa ini pikir Glara, bukannya senang Gurunya itu justru malah memasang ekspresi kebingungan serta tak senang saat melihatnya.

“iya, kamu siapa ya?" Balas wanita bernama Alma keheranan

Mendengar hal tersebut Glara berusaha semaksimal mungkin untuk tak memutar bola matanya di hadapan gurunya, dia harus senangtiasa berfikir positif kan. Mungkin saja karena terlalu banyak siswa SMP jadinya Gurunya ini tak mengenal dirinya lagipula dia juga bukannya siswa yang perlu di kenal  mengingat dia tak pernah mencapai prestasi apapun selama duduk di bangku SMP “Saya Glara bu, alumni SMP 1 Bina Bakti" beritahunya dengan sopan

“oh iya kah" balas Alma tampak tak tertarik sama sekali, tapi ketika menyadari kalau rumah pria yang di ikutinya sedari tadi sudah hampir berada di depan matanya rasa gusar pun lantas menghinggapinya karena merasa masih belum puas berbincang dengan ilyas yang sudah beberapa bulan ini di taksirnya. Semua bermula ketika tampa sengaja dia melihat ilyas berlari sendirian melewati jalanan depan rumahnya, dan sejak hari itu hingga detik ini dia masih bersusah payah mengintili ilyas dengan harapan jika sering bertemu maka pria itu jadi  tertarik dengannya “oh iya, mas belum jawab pertanyaan saya yang tadi. Mas kan udah kepala tiga emangnya nggak ada niatan mau cari istri" tanyanya memilih mengabaikan kehadiran Glara dan mempokuskan semua perhatiannya ke Ilyas

OM ILYAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang