31 M.H

18.3K 447 21
                                    

Merasa kurang nyaman dengan keadaan tubuhnya yang Berkeringat, Ilyas lantas menepuk-nepuk pelan paha Glara “ayo ke kamar ” bisiknya tepat di depan daun telinga mungil istrinya

Glara menoleh sebentar lalu kembali memandang mertuanya ragu-ragu, berfikir bahwa pasti akan terasa rikuh jika dia tetap berada di sini tampa adanya Ilyas. Akhirnya gadis itu pun mengangguk patuh dan mengikuti langkah suaminya

Irfan dan Monik sadar akan hal itu, tapi keduanya memilih tidak berkomentar sama sekali “judulnya nggak tinggal serumah, tapi bikin anaknya nggak bisa di tunda " kata Monik cukup pelan sehingga ucapan tersebut hanya bisa di dengar oleh irfan

Ketika Glara berlalu di depan pintu kamar tamu, dia bisa mendengar suara tangis serta jeritan anak kecil yang bersahut-sahutan dari dalam kamar  “kalau mbak Arini sama suaminya tidur di kamar tamu, mamah sama papah tidur di mana?" Tanyanya sedikit menengadah memandang Ilyas yang lebih tinggi darinya

“ya di kamar"

Kening Glara lantas berkerut bingung “tapi bukannya kamar di rumah ini cuman ada dua, masa udah umur segini om mau tidur Sama mamah monik" ujarnya sedikit memaksakan senyumnya

“ ya nggak lah"

“terus om mau tidur di mana?" Tanya Glara lagi

“umm?...” Ilyas berfikir sejenak lalu memandang Glara menggoda “tidur di kamar kamu lah" Ujarnya sambil membuka pintu kamar miliknya

Glara melangkah masuk ke dalam kamar tersebut tampa ragu “tidur di kamarku, om mau Threesome sama sania?” tanyanya tampa pikir panjang dan pada akhirnya dia hanya bisa menepuk pelan bibirnya yang habis bicara sembarangan

Ilyas yang baru saja menutup pintu kamarnya, cukup di buat terhenyak dengan ucapan berbau fantasi sexual dari istrinya “threesome?...” ulangnya sambil melepaskan kancing kemejanya satu persatu lalu menanggalkan kemejanya tersebut dari tubuhnya

Glara memejamkan matanya sejenak kemudian berbalik badan secara perlahan menghadap ke arah Ilyas yang saat ini sudah berlanjut melepaskan arloji dari lengannya

badannya bagus"  bibir Glara sempat merapat sekilas karena gelap mata  ketika kembali melihat tubuh Ilyas yang tampak mengkilap karena keringat “ya threesome, maknanya kan luas om. Aktifitas yang di isi sama tiga orang, main game bertiga bisa di sebut threesome bahkan jambak-jambakan bertiga pun juga bisa di sebut kayak gitu” paparnya panjang lebar sambil mendudukkan dirinya di tepi tempat tidur

Sudut bibir Ilyas tertarik saat mendengarnya, dia kemudian pergi meletakkan jam serta ponselnya di atas nakas “gitu ya..." Balasnya cukup singkat sambil mengangguk-angguk samar seolah memahami penjelasan istrinya

Glara hanya mengangguk kecil tampa mengalihkan pandangannya dari Ilyas yang kini telah masuk ke dalam kamar mandi, gadis itu kemudian mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Karena tak mendapati sesuatu yang menarik  akhirnya Glara memilih merebahkan setengah tubuhnya ke tempat tidur serta membiarkan kakinya tetap menapak di lantai “apa selama ini gue terlalu keterlaluan ya, dia baik kok. Waktu sebelum nikah gue bisa aja nolak kan, tapi karena dia kaya..." Gadis itu menggantung kalimatnya sambil memandang langit-langit kamar milik suaminya kemudian memejamkan matanya

 “eh..." Tapi dalam sekejap Glara justru malah terkejut ketika pintu kamar mandi tiba-tiba saja terbuka dan mendapati Ilyas yang baru saja keluar dari balik pintu dengan hanya berbalut handuk putih, astaga Glara benar-benar merasa bodoh karena  tampa di sengaja dia justru malah ketiduran

“malam ini, kamu nginep di sini kan?”

Glara segera tersadar dari lamunannya “nggak mau.. ” balasnya cukup pelan sambil menghayati wangi segar yang menguar dari tubuh ilyas

Setelah selesai mengambil pakaian di dalam lemari, tampa ragu ilyas langsung memakainya di hadapan Glara yang kini telah bangun dan duduk tegak di tepi ranjang “malam ini aja, soalnya mas juga nggak bisa tidur kalau cuman sendirian di ruang kerja” setelah selesai berpakaian diapun ikut duduk di sebelah istrinya

Ketika merasa Ilyas telah selesai mengenakan pakaian Glara baru berani memandang pria itu lagi “emangnya di sana ada tempat tidur?"

“ada sayang. Kamu bisa tiduran di atas meja, sofa... ” bukannya melanjutkan ucapannya Ilyas justru malah berusaha menahan senyumannya ketika melihat ekspresi polos istrinya yang kelihatan tidak paham sama sekali dengan ucapannya

Sedang Glara tentu tak senaif itu sampai tak bisa memahami isi kepala ilyas, dia kemudian mengangkat ponselnya dan menekan angka panggilan 110 “aku Masi 18 tahun" ucapnya begitu datar sambil menatap kosong pria yang baru saja mengatakan hal yang sangat ambigu

Ilyas terkekeh geli “emangnya salah, kita kan emang bisa tidur di atas meja” ujarnya

“ya emang bisa, tapi kenapa harus tidur di atas meja" ujar Glara sedikit sewot

“soalnya meja kuat” balas ilyas begitu santai

“oh..." Glara jadi merasa malu pada dirinya sendiri, karena baru saja menggoreng pembahasan yang sama sekali tidak penting

Ilyas kemudian mengusap-usap dagunya “kamu suka anak-anak?”

Glara meraih bantal dan menutupi pahanya “nggak, tapi kalau keponakan sendiri suka" jawabnya sembari mencepol asal rambutnya

“kamu nggak terlalu suka anak-anak, tapi suka pas ngebuatnya. Itu gi mana ya" ujar Ilyas sambil membasahi bibir “kok malah diem, itu gi mana sayang....umm?" Ucapnya lagi dan kali ini sambil mengelus lengan istrinya penuh maksud

“nggak tau” balas Glara sembari mengangkat bantal untuk menutupi setengah wajahnya. Mungkin hanya dia sendiri yang merasa tidak percaya diri dengan bentuk tubuhnya,  Setelah berhubungan dengan Ilyas “ini udah jam berapa. Papah sama mamah Monik butuh istirahat kan?" Tambahnya langsung berpura-pura sibuk untuk menghindari ilyas










OM ILYAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang