40 M.H

13.8K 293 43
                                    

"kok nggak di angkat?"

"ha?" Mendengar teguran dari Manda, Glara yang sedang gelisah sebab ponselnya tak henti-hentinya bergetarpun hanya bisa menggeleng samar "kayaknya aku harus balik ke hotel deh" ucapnya lalu bergegas bangkit dari duduknya

"kok gitu sih Ra, duduk aja dulu di sini. Kalau pacar kamu yang nelpon angkat aja nggak perlu malu-malu kali" kata manda lagi sambil menepuk-nepuk pasir di sebelahnya

Apa pacar katanya, Glara meringis ngilu di dalam hati. Yang menelpon bukan lagi pacarnya melainkan suaminya, karena tak tau harus menanggapi seperti apa ucapan dari Amanda barusan Glarapun hanya bisa terkekeh pelan "aku mules kak, duluan ya... bye" setelah mengatakan hal tersebut Glara langsung segera pamit pergi meninggalkan kedua sejoli itu, sedang Rama ntahlah seingatnya pria itu telah pergi duluan sejak tadi

"Om ilyas nelfon mulu, udah mana mau jam 7 lagi sampe rumah jam berapa coba. " Keluhnya sambil berlari kecil menuju ke penginapan tampa ada niatan ingin menjawab telpon dari ilyas, setelah sampai Glara bergegas berganti pakaian dan membereskan semua barang-barangnya untuk segera meninggalkan hotel. Setelah menyelesaikan urusannya di dalam hotel Glarapun keluar sembari memasan ojek online

"eh?" Namun langkahnya mendadak terhenti saat ada seseorang dari balik punggungnya yang dengan kurang ajarnya malah menarik ranselnya, sehingga hal tersebut membuat Glara perlahan menoleh ke belakang. "lepasin nggak?" Ancamnya setelah melihat wajah tampa dosa Rama

Kakak dari Amanda itupun melepaskan Ransel Glara "malem-malem gini mau kemana?" Tanyanya sembari memasukkan kedua telapak tangannya ke dalam saku celananya

Glarapun berbalik menghadap ke arah pria itu "nih orgil, nginep di sini juga?" Terkanya di dalam hati sembari melirik ke arah koridor yang ada di balik punggung Rama "pulang" jawabnya sekenanya lalu kembali menunduk melihat layar gawainya

"kamu mau pulang sama siapa?" Tanya Rama penuh curiga sebab Glara adalah adik Agha jadi dia juga harus perduli dengan gadis di hadapannya ini

"kepo deh" balas Glara seadanya sembari melangkah pergi meninggalkan Rama

"Glara saya serius kamu mau pulang sama siapa malam-malam begini, dan naik apa?. Terus rumah kamu ada di daerah mana?" Cerca Rama sembari terus mengikuti langkah Glara yang berniat ingin keluar dari lingkungan penginapan

"ish pulang sendiri. Nanya mulu, kek orang kesasar?" cibirnya lalu mendongak memandang jengah Rama

"jawab dulu, kamu tinggal di mana?" Desak Rama

"Permai indah"

"Permai indah?" ulang Rama tak yakin, pasalnya dia sangat tau kalau dari serawan ke permai indah hampir menghabiskan waktu tempuh kurang lebih 4 sampai 5 jam perjalanan menggunakan mobil sedangkan jika menggunakan motor justru bisa lebih cepat setidaknya hanya perlu waktu 2 jaman "terus kamu pulang naik transportasi apa?" Tanyanya kembali penasaran

"bus umum" jawab Glara sembari menunggu ojek pesanannya sampai di depan penginapan

Sedang Rama tampak terperangah mendengarnya "bus umum?, kamu yakin mau pulang sendirian di jam segini. Emangnya nggak takut... " Tanyanya sekedar memastikan

Mendengar hal tersebut Glara lalu berkacak pinggang "ngapain coba harus takut naik bus, toh penumpang cewe nggak cuman satu orang. Dan buktinya kemarin saya utuh-utuh aja pas sampai di sini" ujarnya membalas pertanyaan Rama yang bernada Skeptisisme

" saya khawatir, karena tau kalau supir bus itu banyak yang ugal-ugalan. Belum lagi, karena kamu berangkat jam segini sampe Permai indah bisa jam berapaan. Makanya saya nawarin, mending naik motor aja sama saya biar cepat sampenya. Toh saya juga mau pulang" papar Rama panjang lebar, awalnya dia ingin pulang besok sore tapi karena tak tega jika melihat adik temannya harus pulang sendirian menggunakan angkutan umum akhirnya dia memutuskan untuk pulang sekarang saja.

Glara lalu menurunkan tangannya sambil mempertimbangkan tawaran dari Rama karena merasa ucapan pria itu sama sekali tak salah sebab supir bus memang kadang kala ugal-ugalan belum lagi dia bisa sampai di rumahnya sekitar jam 12 malam "Saya nggak bisa langsung pergi sama orang yang baru saya kenal, terus bukannya pas di pantai tadi mas juga sempet bilang kalau saya harus berfikir dulu sebelum bertindak dan lagi jangan asal percaya sama orang asing" ujarnya justru kembali ragu sebab Walaupun Rama mengenal Agha tetap saja Rama orang asing baginya

Rama sendiri tampak hanya mengangguk paham dan juga tak kesal sama sekali karena merasa jika penolakan seperti itu memang wajar dia dapatkan dari Glara namun di lain sisi Rama sama sekali tak ingin kalau sampai terjadi sesuatu yang tak di inginkan lalu akan membuatnya menyesal karena tak ada usaha keras untuk menyakinkan Glara " jadi kamu tetep mau pulang sendiri?" Ulangnya sembari berkutat mencari nomor Agha karena berfikir jika dia sendiri yang bicara percuma saja gadis di hadapannya tak akan mau percaya padahal niatnya sangat baik

"iya" Balas Glara singkat setelah mengetahui jika waktu telah berlalu 7 menit dan itu berarti sebentar lagi ojek pesanannya akan tiba

"Halo, Gha"

"kenapa bang?"

Glara lantas mendongak setelah merasa familiar dengan nama yang di sebutkan oleh Rama serta suara pria yang berasal dari sebrang telpon

"Ini tadi gue nggak sengaja ketemu sama Glara di depan penginapan, tapi katanya malam ini dia nekat mau balik ke Permai indah naik bus sendirian. Gue ajakin pulang bareng naik motor, nih anak malah nolak katanya nggak percaya ama gue. Jadi Lo ngomong langsung aja sama orangnya, kalau gue yang ngomong percuma nggak bakal di gubris sama dia" ujarnya lalu mengulurkan ponselnya ke Glara "Agha mau ngomong sama kamu" ucapnya

"kok jadi mas Agha?" Tanya Glara lalu menerima Ponsel Rama "halo mas?" Ucapnya sembari memperhatikan ojek yang juga telah tiba

"Maksud bang Rama tadi apa?. Dia bilang kamu mau pulang sendirian naik bus malam-malam begini, itu bener Glara?" Tanya Agha terdengar sangat serius dari sebrang telpon

"Dek Glara ya?"

"nggak ini... iya mas" tentu Glara kalang kabut ingin menyahuti yang mana dahulu, sebab di saat Agha sedang mengajaknya berbicara sang tukang ojek yang baru tibapun juga ikut bertanya kepadanya

"jadi bener kamu mau pulang sendirian malem-malem begini naik bus, kenapa nggak besok aja. Bahaya Glara apalagi kamu perempuan"

Di saat Glara tengah prustasi mendengarkan Omelan Agha, Rama lalu menghampiri ojek online yang masih setia menunggu Glara "mbak itu nggak jadi pergi mas, ini uang ganti ruginya, cukup kan?. Nggak perlu banyak tanya mas langsung pergi aja " Ujar Rama sembari menyerahkan dua lembar uang seratus ribuan dan meminta ke sang tukang ojek untuk segera pergi

Glara yang melihat gelagat aneh sang ojek dan Rama sontak saja buru-buru menghampiri keduanya "eh masnya mau kemana?, tadi ngasi uang maksudnya apa?" Cercanya sembari memandang Rama serta tukang ojek yang berniat ingin pergi secara bergantian

" Glara, mas kesana sekarang. Tetep di situ, kamu jangan kemana-mana " Ujar Agha

Mata Glara kian membulat sempurna "eh masnya mau kemana?, Kok tiba-tiba malah pergi" paniknya lalu berganti melihat panggilan telepon yang juga telah terputus "HAAHHH MAS RAMA!!" Murkanya sembari melempar pandangan kesal ke arah Rama "ngapain ojeknya malah mas suruh pergi, terus ngapain juga harus nelpon mas Agha. Saya tuh cuman mau pulang"

"ya udah ayo pulang sama saya"

Ramadi

Ramadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



OM ILYAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang