58 M.H

7.7K 239 9
                                    

Ceklek

Saat mendengar pintu toilet terbuka, Glara yang sudah menunggu dengan raut gelisah sejak tadi lantas langsung buru-buru menegakkan duduknya dan terus mempokuskan perhatiaannya ke arah dokter yang tengah melangkah menghampirinya

"Liat ini, kamu terakhir menstruasi kapan?" Setelah duduk di kursinya, sang dokter perempuan itu pun mulai berbicara sambil mengulurkan satu testpack ke hadapan Glara

Sehingga dengan degup jantung yang mulai berdebar Glara perlahan menerimanya, ketika mendapati adanya dua garis di testpack tersebut tenggorokannya seketika langsung tercekat "umm dok... mungkin testpacknya kurang akurat" ujarnya mencoba mengelak karena kenyataan bahwa dia sedang mengandung terasa sangat tak wajar untuk di terima oleh akal sehatnya.

"Akurat itu, jadi karena masih awal minggu ke empat minggu kelima begini umumnya di USG belum kelihatan, tapi itu nanti bisa di konfirmasi lewat tes darah. selama ini gejala apa aja yang kamu alamin. Mual-mual nggak?" Ujar sang dokter terus memandang ke arah Glara

Glara yang di tanyai seperti itu hanya bisa menggeleng samar "nggak ada..." jawabnya terlihat masih linglung sambil terus memandangi testpack di tangannya

Dokter itu lantas menghela nafas pajang "Gini ya, saran saya. Lebih baik bicarain hal ini ke orang tua kalian, terutama kamu. Orang tua kamu harus tau soal ini, ya walaupun orang tua kamu nantinya nggak bakal terima dengan baik kabar ini tapi mau bagai mana pun kamu ini anak mereka, jadi jangan takut. Jujur lebih baik" tuturnya sambil menunjuk Glara

Aksa melihat dan mendengar semuanya, sejak kemarin hingga sekarang dia terus saja di kejutkan dengan fakta-fakta yang tak terduga. Ntah itu dugaan Glara menjalin hubungan dengan ilyas  lalu sekarang dia kembali mendengar jika gadis di sebelahnya ini  tengah mengandung  "iya dok" setelah cukup lama bungkam akhirnya diapun balas menanggapi sang dokter sambil memaksakan senyumannya

"Pacar kamu hamil gini, kamu bakal tangung jawab kan?" Tanya dokter itu kembali

Glara seketika itu juga langsung terbelalak "dok dia..."

"Iya saya bakal tangung jawab" sahut Aksa sengaja menyela ucapan Glara "kalau gitu, kita pamit dulu dok. Terimakasih" ujarnya lalu beranjak dari duduknya "ayo" imbuhnya sambil menunduk menatap Glara, walaupun perasaanya sedang campur aduk tapi jika membiarkan dirinya dan Glara terlalu lama berada di ruangan ini hal itu justru bukanlah ide yang tepat.

"Banyakin istirahat, jangan sampe kacapean" ujar dokter tersebut sekali lagi ketika melihat Glara bangkit dari duduknya

Glara sendiri hanya melirik dengan raut wajah yang masih pucat pasi, kemudian segera mamalingkan wajahnya tampa membalas ucapan sang dokter "Aksa tau semuanya" batinnya ketika melangkah di balik pungung pemuda itu, setelah berada di luar ruangan Glara meraih  tasnya yang tergeletak di bangku lorong dan kemudian memakainya sembari memperhatikan Aksa yang terus malangkah tampa repot-repot menoleh ke arahnya

"Nggak apa-apa, anak ini punya bapak kok. Gue juga nggak hamil di luar nikah"  renungnya terus menyetuh perutnya yang masih rata, karena teringat dengan ponselnya diapun mulai mencarinya di dalam tas dan untung saja benda pipih tersebut ada di dalam sana. Setelah mendapatkan ponselnya Glara kembali memesan ojek online seperti sebelumnya

Saat sesampainya di luar ternyata Aksa masih ada di sana, Glara pikir karena tadinya pemuda itu berjalan duluan meningalkanya sudah pasti Aksa telah pulang tapi ternyata dugaannya salah. Namun bukan berarti dia senang karena hal itu, sebab apa yang Glara rasakan saat ini justru sebaliknya. Ntah mengapa dia malah merasa malu saat berhadapan dengan Aksa, Glara sudah menduga pemuda itu pasti menganggapnya orang yang menyedihkan karena  hamil di saat belum lulus sekolah.

OM ILYAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang