Tadi subuh setelah sampai dirumahnya Glara malah kembali tidur, sehingga membuatnya bangun kesiangan untuk berangkat ke sekolah. Tapi sayangnya harapan Glara tadi subuh tidak terkabul sebab cuaca pagi ini justru cerah walaupun masih banyak genangan air di jalan
setelah selesai bersiap, Glara terlihat terburu-buru keluar untuk menghampiri motornya tapi ketika sampai Gadis itu justru malah mendapati ban belakang motornya kempes
"perasaan kemarin nggak kenapa-kenapa" gumamnya sambil mulai berfikir
"masa naik ojol, ntar malah kelamaan nunggu" colotehnya seraya berjalan keluar dari pekarangan rumahnya dengan harapan akan ada anak sekolah yang lewat supaya dia bisa nebeng "kok nggak ada yang lewat ya?" Batinnya bertanya-tanya
Tapi saat kembali menatap ke dapan "aa...sialan, dendam bisa di pendam, sekolah lebih penting" Glara seketika menahan semua kekesalannya ketika melihat Ilyas yang baru saja keluar dari rumahnya, masa bodoh dengan yang tadi subuh dia sudah kehilangan urat malunya. Sehingga dengan langkah cepat ia segera menghampiri ilyas yang ingin masuk ke dalam mobil
"Om?! Om ngelewatin jalan kalau mau ke SMA Abdijaya kan? Aku numpang" tanyanya seraya menunjuk ilyas dan dengan cepat ia berlari masuk ke dalam mobil tanpa perlu menunggu jawaban dari ilyas.
Sedang ilyas yang lagi-lagi menerima sikap seenaknya dari Glara hanya bisa mengangkat alis tak habis pikir, dia kemudian masuk ke dalam mobil "motor kamu kenapa?" tanyanya tenang sembari menjalankan mobil meninggalkan pekarangan rumahnya, dia memang sengaja tidak ingin menyingug soal kejadian tadi subuh karena berfikir hal itu bisa saja merusak suasana lagi.
"ban motorku kempes, om ilyas nggak keberatan kalau aku nebeng kan. Katanya calon suami, masa calon istrinya nebeng nggak di bolehin" ujarnya lalu membungkam mulutnya yang malah bicara seenaknya tanpa ia pikir dahulu.
"Akhh" pekik Glara tiba-tiba ketika keningnya hampir saja mencium dashboard mobil "om... ilyas" geramnya setelah tiba-tiba ilyas malah berhenti mandadak
Ilyas lalu menatap Glara setengah tak percaya "maksudnya calon suami?...Glara sekarang kamu nganggep saya calon suami?" tanyanya memastikan
Glara melongo dan sedikit mundur, bahkan bibirnya secara perlahan merapat sambil mencoba menyampirkan helaian rambutnya di belakang telinga. Dia tidak menyangka ucapannya yang asal justru dia tanggapi begitu serius oleh ilyas
"Kalau om ngomong terus, kita bisa sama-sama kesiangan loh" ujar Glara memilih menghindari pertanyaan ilyas
Ilyas yang tersadar, kemudian dengan cangung kembali melanjutkan perjalanan, setelah beberapa detik berlalu dia terlihat membasahi bibirnya sambil mencuri-curi pandang ke Glara
" Rekan kerja Saya yang usianya 42 tahun, tiga hari yang lalu baru selesai ngelangsungin akad nikah" ucapnya kembali membuka suara
"Iya nikah, terus kenapa tuh" balas Glara enteng
"dia nikah sama perempuan yang usianya masih 22 tahun"
Mata Glara dan ilyas lantas kembali beradu pandang sampai seperkian detik namun akhirnya Glara memilih membuang muka
"ya terus?"
"terus, kamu sendiri kapan siap jadi istri saya?" Tanya ilyas sambil meletakkan telapak tangan kirinya di paha Glara lalu meremasnya lembut
Mendengar pertanyaan terang-terangan itu Glara tampak melotot saat melihat tangan kurang ajar ilyas yang terus saja meremas-remas pahanya, Glara bisa saja menonjok ilyas tapi dia tidak akan sampai di sekolay dengan selamat. Makanya ia sebisa mungkin menahan diri untuk hari ini saja, demi bisa sampai di sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
OM ILYAS [END]
Romance⚠️FOLLOW 🔞 Adult content Pada dasarnya pernikahan itu terjadi atas dasar kemauan sendiri, tapi bagaimana jika seorang Glara yang baru mengijak usia 18 tahun justru di desak oleh keluarga neneknya untuk menerima pinangan dari om-om yang tinggal tep...