10

26 4 0
                                    

" Meh aku tengokkan tangan kau. " Kata Yoshi sambil merosek beg plastik kecil yang mempunyai ubat.

Sungyoung menunjukkan telapak tangannya kepada Yoshi. Yoshi mengeluarkan iodin, sebungkus kapas dan sebuah bandage. Dia menekap sebuah kapas pada iodin dan kapas tersebut berubah warna. Tangan Sungyoung dipegang dan perlahan-lahan menyapu iodin tersebut pada kawasan telapak tangan Sungyoung yang melecet.

" Sungyoung aaa~ " Panggil Yoshi. Sungyoung memandang ke arah Yoshi.

" Please stop making people around you worry about you. " Pinta Yoshi sambil meletakkan sebuah kapas baru di kawasan yang melecet, kemudiannya dia membalut telapak tangan Sungyoung dengan bandage.

" They love you, that's why I'm asking you to stop fighting and so on.. Kalau kau rasa terbeban, kau boleh cerita masalah dekat Aerin. Aerin kan kawan baik kau.. " Sambung Yoshi sambil mengambil kapas yang baru.

Dia memandang ke arah Sungyoung yang dari tadi memandang ke arahnya. Dia membersihkan darah yang berada di dahi Sungyoung. Kemudiannya dia melekatkan sebuah plaster pada kawasan dahi yang luka tersebut.

" Mianhae, sebab susahkan kau sekali lagi.. " Pinta Sungyoung.

Tangan Yoshi mengusap-ngusap pipi Sungyoung yang ditampar tadi. Pipi Sungyoung tersebut masih berbekas merah akibat tamparan lelaki tadi.

" Dah lega? " Tanya Yoshi, tangannya masih mengusap pipi Sungyoung.

" Yoshi, kau okay ke? Kenapa tiba-tiba je ni? " Tanya Sungyoung, gugup dan tiba-tiba sahaja Yoshi mendekatkan wajahnya dengan wajah Sungyoung. Dia meniup pada tampalan plaster berharap agar luka tersebut cepat sembuh. Sungyoung terdiam dan tubuhnya terkaku di situ akibat degupan jantungnya yang mula berentak tidak normal.

" Young, kau tahu hati aku macam mana kan... " Luah Yoshi. Sungyoung menutup matanya dan tiba-tiba dia merasa sesuatu yang lembut menyentuh bibirnya. Jantungnya berdegup dengan laju.

Balik-balik sahaja Sungyoung ke rumahnya, dia terus sahaja meroyan buat semalaman dan sejak kejadian tersebut, Sungyoung menjauhkan dirinya dari Yoshi. Jika terjumpa, mereka berdua hanya melakukan kerja masing-masing. Sejak dari itu jugalah nama Yoshi adalah sebuah alahan kepadanya, apabila dia mendengar siapapun yang menyebut nama Yoshi, jantungnya pasti berdegup kencang teringatkan kejadian tersebut.


Setahun berlalu...

Junghwan dan Jeongwoo mengambil keputusan SPM mereka. Kedua-duanya mendapat keputusan yang cemerlang. Setelah selesai majlis tersebut, mereka berdua berada di luar untuk sesi bergambar bersama dengan pengetua dan juga cikgu-cikgu yang mengajar mereka. Setelah selesai, mereka berdua dikejutkan dengan kedatangan senior mereka.

" Noona!! Ahh!! " Jerit Jeongwoo lalu mendekati Sungyoung. Sungyoung tersenyum.

" Tahniah, Junghwan! Tahniah, Jeongwoo! Wahh!! Tak sangka junior aku ni tersangat lah pandai! " Ucap Sungyoung. Jeongwoo tersengih lebar mendengar kata-kata dari senior mereka itu.

Namun, Junghwan rasa sedih sedikit kerana kakak angkatnya, Aerin tidak dapat hadirkan diri pada hari tersebut. Jadi, Jeongwoo menepuk bahu Junghwan, menenangkan kawannya itu.

" Junghwan ah, kau okay? Hari bahagia jangan sedih-sedih. "

Sungyoung yang melihat situasi Junghwan turut menaikkan semangatnya semula.

" Junghwan, jangan macam ni. Nanti, bila Aerin noona dah balik, Junghwan jumpa la ye. "

" Haah betul tu..jangan sedih-sedih. " Jeongwoo pula bersuara. Junghwan kembali tersenyum sedikit.

The Chosen One : Destiny (S2) | Treasure Where stories live. Discover now