5

96 2 0
                                    

"Masuk gih.. " Ray mempersilahkan Fani masuk ke mobilnya.

"Bukain kek pintunya!" ucap Fani sambil menggembungkan pipinya. Ngga tau deh di Ray ketangkepnya lucu atau jijik.

"Sok imut lo! Udah tinggal masuk apa susahnya sih! Lagian nih ya gue udah nungguin lo lama banget, bukanya udah tau gue mau datang lo udah cantik di depan pintu malah kebo banget lo!  Masuk cepet dah sore!" sepertinya virus bawel Fani nular ke Ray.

"Emang lo bilang kalau mau dateng?"

"Engga."

"Ye bego!"

Di dalam mobil hening melanda. Mereka terdiam dalam jangka waktu yang cukup lama. Fani yang sibuk main HP dan Ray yang sibuk nyetir ngga ada tujuan karena belum tau Fani mau jajan dimana? Ditanya jawabnya masih bingung.

"Cepetan! ditanya dari tadi mau jajan dimana?" tanya Ray untuk yang ketiga kalinya.

"Street food aja lah."

Ray mengangguk, dia melajukan mobilnya sedikit kencang ke arah salah satu street food yang ada di daerah ibukota. Belum ada 10 menit mobil Ray jalan mulus, tiba-tiba ngga ada batu ngga ada kerikil Ray memberhentikan mobilnya mendadak, dan itu membuat Fani agak kesungkur ke depan untung ngga kena kepala.

"Ish mau mati ha?!" omel Fani.

"Ada kucing di depan."

"Ha kucing?"

"Iya, bentar gue turun."

Ray turun dari mobil, karena tadi sepenglihatan dia ada kucing yang tiba-tiba lari ke tengah jalan. Dan emang benar di depan mobil persis ada kucing oren lucu, Ray sebagai penyuka kucing gemas sendiri pengin pelihara, akhirnya dia gendong, dia bawa ke dalam mobil.

Baru buka pintu mobil, Fani teriak-teriak minta Ray buat ngga bawa itu kucing masuk ke mobil. Karena demi apapun Fani itu takut dan geli sama yang namanya kucing. Bagi orang lain mungkin kucing adalah salah satu hewan termenggemaskan yang patut dipelihara tapi itu ngga berlaku buat Fani. Apalagi anak kucing, udah Fani anti banget.

"Jangan dibawa masuk!"

"Hm? Kenapa? Kasian dia."

"Jangan! Uda taruh aja dia di depan gubuk itu."

"Oh lo takut kucing ya?" goda Ray.

Ray tersenyum devil, liat muka Fani yang ketakukan membuat pikiran jailnya muncul, ngerjain Fani sebentar bisa kali.

"Takut ya lo? Ni ni kucing nii." seperti itulah jailnya seorang Rayhan. Dia malah menyodor-nyodorkan kucingnya ke arah Fani. Jangan ditanya setakut apa Fani sekarang? Pengin rasanya dia goreng Ray diatas minyak panas dikasih tepung biar crispy.

"Rayhan ih! Taruh sana aja!"

"Hayoo nii." Ray malah semakin jadi ngejailin Fani.

"Rayhan bego jangan dideketin kucingnya!"

"Gue masuk ya." Ray masuk ke dalam mobil dengan kucing yang masih ada digendongannya.

"Rayhannnnnnnn buang keluar! Iiihh."

"Kasian Fan."

Meeoonggg

Tanpa di duga kucing yang ada dalam gendongannya Ray melompat ke paha Fani, membuat Fani diam ditempat, tremor seketika. Bahkan sekarang Fani udah mau nangis.

"Rayhannnn kucingnya diatas paha gue!! Rayhan hikssss kalo gue bilang buang, buang!!"

Ternyata bercandanya ngga lucu. Ray malah membuat Fani menangis ketakutan. Ray dengan cepat mengambil kucing dari atas paha Fani dan menaruhnya di luar mobil. Setelah aman masalah kucing, Ray mencoba menenangkan Fani karena kelihatan banget Fani takut setengah mati, jari-jari tangannya aja sampai gemetar.

Kisah Kita [Nikah Muda vers.2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang