42

209 1 0
                                    

Penantian yang ditunggu-tunggu oleh mereka, lebih tepatnya Ray keturutan juga. Di akhir bulan sekaligus akhir tahun yang baik ini mereka berhasil menginjakkan kakinya di jalan London yang tertutup salju putih. Layaknya drama korea, di sepanjang jalan tadi Ray tidak pernah berhenti membuat Fani tertawa, bahkan bisa dibilang sepanjang mereka jalan senyum dan tawa menemani mereka. Mulai dari Ray yang menggendong Fani sambil berlari bolak-balik, menangkup pipi Fani menetralkan kedinginan, genggaman tangan Fani yang tak pernah lepas, dan Ray yang menuruti apa saja kemauan Fani. Benar-benar memperlakukan Fani seperti ratu, treat like a queen.

Ngomong-ngomong, Ray dan Fani sekarang sedang berjalan menuju rumah kecil yang sangat ingin mereka masuki. Mereka berjalan menyusuri gang yang tidak terlalu kecil, dengan rumah rumah apik yang berderet di sepinggirnya tak lupa ada beberapa boneka salju yang terpajang lucu didepan rumah. Ingatkan Fani dan Ray untuk ikut membuatnya juga nanti.

"Kamu tau ngga Ray." ucap Fani dengan santainya sambil mendongak sedikit menatap Ray, tak ada 5 menit tatapan Fani beralih lagi ke jalanan depan.

"Ngga tau." kata Ray acuh.

"Hishh..." desis Fani.

"Kan bener Fan, aku ngga tau. Yaudah sekarang kasih tau."

"Aku seneng banget bisa langkahin kaki aku di jalan ini lagi sama kamu. Aku dulu kalau jalan disini paling sama Kak Ara sama Ace malah suka sendiri. But I never thought or imagined that I would be alone here with you. Tapi liat sekarang, disamping jejak kaki aku ada jejak kaki kamu sekarang."

Ray terkekeh pelan mendengar penuturan Fani. Ray balik badan sebentar hanya ingin sekedar melihat cetakan langkah kaki mereka diatas salju yang sangat jelas. Itu lucu sekali, sangat kontras perbedaannya, besar dan kecil. Ray memotretnya dengan kamera yang dia bawa, dia akan simpan foto ini sebagai memori kala dia sudah tua nanti. Sebenarnya semua hari-harinya bersama Fani perdetiknya ingin sekali Ray potret, Ray tidak ingin semua berlalu begitu saja but it is not possible. Biar waktu saja yang merekam kenangan mereka.

"Tadaaa biar kita ga lupa. Walaupun ini cuma foto jejak kaki tapi bermakna banget bagi kamu juga aku." kata Ray dengan lembutnya dibarengi senyuman tipis yang mampu membuat Fani terkesima. "Mana rumahnya cepet, dingin bego!" lanjutnya.

Tatapan teduh Fani seketika berubah menjadi tatapan sinis, Fani mendengus kasar. Rasanya mendengar Ray mengatakan kata kasar seperti itu Fani sedikit tidak terima, padahal dulu setiap harinya berbagai kata-kata kasar keluar dari mulut mereka masing-masing, entah itu saling memaki, mengatai atau menyumpah serapahi. Sudah dibilang memang, kalau waktu itu terus berputar apa saja bisa berubah termasuk kebiasaan dan sifat seseorang walau itu semua harus diawali oleh kekacauan.

"Iya curut sabar!" balas Fani tak kalah serunya.

~*~

Jam 12 malam kurang 15 menit kira-kira, Ray memutuskan untuk membuat coklat panas untuk yang kedua kalinya. Dia tak setega itu membiarkan tidur nyenyak Fani terbangun hanya karena keinginan simpelnya. Apalagi tadi setibanya di rumah yang sekarang mereka tempati ini, mereka langsung bersih-bersih karena debu lumayan tebal dan juga sedikit berantakan padahal belum ada 1 tahun ditinggal. Ray sempat speechless sendiri melihat rumah kecil Fani, walaupun kecil tapi terasa sekali nyamannya, terbukti oleh Fani sendiri bukan. Dalam hati Ray sempat berbicara bahwa ternyata rumah ini yang menjadi tempat istirnya dulu berusaha mendamaikan pikirannya juga hatinya dan sekarang dirinya bisa merasakan bagaimana dan seperti apa rasanya rumah itu.

Setelah segelas coklat panas ada didalam genggamannya, ia membiarkan tubuhnya terduduk diatas sofa yang mana sofa itu berhadapan langsung dengan jendela samping. Hanya ada satu sofa yang menghadap ke jendela samping, sedangkan sofa yang lainnya berada ditempat yang berbeda. Ray yakin pasti sofa ini sering Fani duduki kala Fani sedih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 06, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kisah Kita [Nikah Muda vers.2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang