Fani pulang dari cafe sekitar pukul 4 sore diantar Bagas dan saat sampai dirumah ternyata Ray belum pulang karena motornya tidak ada dihalaman rumah maupun garasi. Fani mengedikkan bahunya acuh dan memilih untuk masuk. Fani mendapati Bi Irah sedang masak-masak di dapur dan Fani baru ingat kalau nanti malam mami bakal datang.
"Bentar ya bi, Fani ganti baju dulu."
Fani segera masuk kamar dan berganti baju ke baju yang lebih santai. Selesai berganti baju Fani keluar kamar sambil tangannya sibuk mencepol asal rambutnya.
"Rencana masak apa nih bi?" tanya Fani.
"Soto tangkar sama sup iga sapi nih Non."
Fani mengangguk paham, memperhatikan Bi Irah yang sedang memotong jerohan sapi dan iga kecil-kecil. Fani memutar padangannya, jujur Fani bingung mau ngapain karena Fani belum pernah membuat masakan daerah kaya gini.
"Bi, Fani ngapain?"
"Ini Non, iga sama jerohan sapinya di cuci ya abis itu di rebus sama sereh, daun jeruk, santan. Bibi nanti bikin sup."
Fani kembali mengangguk paham dan mulai melakukan kegiatan memasaknya walau masih harus ada tutor dari Bi Irah, tapi tak apa setidaknya Fani ikut andil dari pada santai-santai tidak jelas.
Waktu 2 jam mereka habiskan untuk memasak, akhirnya makanan pun sudah tersaji di atas meja. Tapi Ray belum pulang juga, Fani sampai gereget sendiri, sudah ingkar janji tidak jadi full time terus pergi lama banget, pengin Fani cincang rasanya!
Fani terus menunggu sampai sekitar pukul 18.30 Ray baru pulang. Gimana perasaan Fani saat itu? Kesal sekesal-kesalnya, sudah ditinggal di cafe, disuruh pulang sendiri dan sendirinya malah pulang jam 18.30. Ngapain aja dia? Apa yang terjadi sama Lea sampai Ray pulang telat? Beruntung Fani masih punya hati nurani.Fani tidak mau berdebat sama Ray jadi dia biarkan saja, Fani bersikap seolah-olah tidak ada apa-apa dan menyuruh Ray untuk segera mandi karena Fani kembali mencium aroma parfum lain dari Ray. Fani jadi membayangkan Ray yang berpelukan dengan Lea dan Lea yang bermanja ria dengan Ray. Fani meneplak kepalanya sendiri, berusaha mengenyahkan pikiran-pikiran negatif yang bersarang diotaknya.
"FAN! BAJU GUE YANG ITEM YANG ADA TULISNNYA BACOT DIMANA?" Ray teriak-teriak dari dalam kamar, bertanya ke Fani yang posisinya lagi duduk anteng di ruang keluarga. Suara keras dan besar Ray benar-benar menggelegar diseluruh penjuru rumah. Fani saja sampai sedikit terlonjak kaget dan mendongak menatap pintu kamar mereka. Ya kamar mereka sekarang, bukan kamar masing-masing lagi.
"HA?!"
"BAJU ITEM GUE YANG ADA TULISAN BACOT DI DADA SEBELAH KIRI MANA?!"
"DI CUCI! PAKE YANG LAIN KAN ADA?"
"YE!"
Lah?
Beberapa menit kemudian Ray turun dengan gantengnya dan wangi juga. Fani suka.
Ray duduk disebelah Fani, tanpa izin Ray mengambil camilan yang ada di tangan Fani. Tapi Fani tidak masalah itu, yang jadi masalah sekarang adalah baju Ray.
"Lah itu baju bacot."
"Iya punya tiga."
"Terus buat apa lo tanya bego?!!"
Fani tidak habis pikir dengan Ray, Ray mabok atau gimana? Mulai hilang akal nih. Fani menjitak kepala Ray pelan, tak sampai disitu Fani juga mengusak-usak rambut Ray, saking gemasnya dengan cowok disampingnya ini. Bukannya risih, Ray malah keenakan. Sialan emang!
Ray dan Fani menunggu mami datang sembari mengobrol-ngobrol kecil, Fani pengin sekali bertanya tentang Ray yang buru-buru pergi, tapi takut merusak suasana juga merusak mood Fani. Jadi ya Fani mendengarkan saja Ray yang sedang berbicara, banyak omong Ray hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kita [Nikah Muda vers.2]
AcakJadi ini adalah Nikah Muda Versi 2. Alur beda dikit, mungkin lebih rapih tulisannya. Jadi ya tidak sepenuhnya dirubah. Jadi kalaupun kalian ngga baca/belum baca "Nikah Muda" kalian ngga bakal bingung kalau langsung baca cerita ini. Enjoy ya