Pagi ini Fani berangkat sekolah bareng Ray. Bukan Fani yang minta tapi Ray yang tiba-tiba datang kerumahnya pagi-pagi ikut sarapan dan bilang mau berangkat bareng sama Fani. Kan tumben, dari dulu ngga pernah tuh Ray dengan sukarela main ke rumah Fani, terus ngajak berangkat bareng.
Tapi kedatangan Ray itu bikin Fani ngga mood. Jangan ditanya ada perang adu mulut ngga? Ada, pasti ada. Bahkan sampai Fani jadi malas ikut sarapan, tapi Papanya negur dengan suara lantang "Fani makan!" ciut nyali Fani. Dan Ray cuma bisa ketawa mesem sok manis.
"Heh Ray lo bego atau ogeb sih! Kalo gue sama lo berangkat bareng apa kata temen temen?" Fani di dalam mobil terus nyerocos ngomel-ngomel ke Ray.
"Gampang gue tinggal bilang lo calon istri gue."
"Bab jangan berca-" Fani baru aja mau protes si Ray malah nyela.
"Gue bilang jangan panggil gue bab. Manggil beb aja deh."
"Lo gue kentutin sini! Gak usah bercanda deh! Serius.. Alasan apa nanti kalo temen temen liat?" kayaknya Fani benar-benar takut kalau semisal salah satu temennya liat kalau dia berangkat bareng Ray. Ya patut sih, secara mereka disekolah terkenal musuh, bahkan buat duduk bareng satu bangku aja ogah apalagi ini. Bagi mereka mungkin mustahil. Fani takut digunjingin dibelakang, Ray itu banyak degemnya.
"Udah dibilangin kalo lo calon istri gue."
"Tau! Bodo amat!"
"Hahaha bilang aja lo nebeng sama gue. Karena rumah kita deket."
"Gue nebeng lo? Mau ditaruh dimana harga diri gue?" Fani nyolot, karena menurutnya ide Ray itu ngga banget.
"Yaudah bilang aja lo calon istri gue."
"Ish!"
"Terserah lo sih."
"Huh gak papa deh harga diri gue turun satu senti."
"Lebay lo!"
"Yeeee nyolot, kek mak mak rempong!"
Mobil Ray masuk ke parkiran sekolah. Ray mematikan mesin mobil, dia diam menunggu Fani keluar dulu tapi Fani malah tetap duduk anteng. Ray menggelengkan kepalanya pelan, sedikit menyunggingkan bibir tipis banget, biar Fani ngga tau kalau Ray diam-diam senyum. Sebegitu takutnya kah?
"Udah turun."
"Takut." cicit Fani.
"Takut apa?"
"Mulut mulut nyinyir mereka. Mending gue turun dulu, lo turun 5 menit lagi dari gue." ucap Fani.
"Yaudah sana turun." tapi tiba-tiba Ray ingat sesuatu jadi dia menghentikan Fani sebentar. "Tunggu!"
"Apa?"
Tanpa berbicara apapun, Ray memberikan uang 30 ribu ke Fani. Fani yang bingung dengan tingkah Ray cuma melongo macam orang bego.
"Ini apa?"
"Duit."
"Buat siapa?"
"Buat lo lah."
"Lah.. "
"Ck. Lo pasti lupa ngga bawa uang jajan kan? Ngga sempet minta tadi ke mama lo. Itu pake aja."
Fani mengerjap ngga percaya. Seriusan orang didepannya ini Ray? Cowo ternyebelin sepanjang masa? Kenapa jadi baik gini?
"Serius? Terus lo?"
"Ada ini 20 ribu."
Fani bisa menebak Ray bawa uang jajan 50 ribu, 30 ribu buat dirinya dan sisanya buat Ray. Fani ngga boleh kegeeran dulu. Karena sama Ray apapun bisa terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kita [Nikah Muda vers.2]
De TodoJadi ini adalah Nikah Muda Versi 2. Alur beda dikit, mungkin lebih rapih tulisannya. Jadi ya tidak sepenuhnya dirubah. Jadi kalaupun kalian ngga baca/belum baca "Nikah Muda" kalian ngga bakal bingung kalau langsung baca cerita ini. Enjoy ya