03: SALING BERCERITA

974 95 52
                                    

Vote + komen jangan lupa!
Selamat membaca!

Note: jadi guys mau kasih tahu ya.. alurnya ini mundur, dan nanti maju. Ini alur pas mereka semua masih kelas 11, setahun sebelum sifat Alga berubah. Jadi semoga kalian paham yaaa💕

*******
Setahun yang lalu

Alga terdiam sesaat. Merasa bahwa pembahasan kali ini tidak perlu dilanjutkan, karena menurutnya agak sedikit sensitif terlebih lagi menyangkut dengan seorang Ibu. Sebab Alga sendiri tahu bagaimana rasanya kehilangan sosok tersebut.

"Sori, gue enggak maksud—"

"Enggak papa," potong Narima cepat dan berusaha bangkit namun ditahan oleh Alga.

"Eh, lo mau ngapain?"

"Balik ke kelas, mau ngapain lagi?"

"Tapi kan kondisi lo masih lemah, mending istirahat dulu di sini."

Narima menggeleng. "Susah-susah buat bayar uang sekolah, masa iya aku harus ninggalin materi di kelas. Lagian istirahat di kelas juga bisa."

"Ck, yang ada lo enggak konsentrasi nantinya. Udahlah mending istirahat dulu, lagian dokter UKS pasti udah ngasih tahu ke guru kelas lo."

Narima tersenyum tipis. "Kenapa kamu baik ke aku?"

"Eh?" Alga menaikkan alis bingung ketika mendadak ditanyai seperti itu.

"Kenapa kamu nolongin aku?" Narima mengulang pertanyaannya kembali.

"Ya karena lo emang butuh pertolongan."

Mata Narima sempat berkaca-kaca, kemudian berkata, "Padahal aku udah bersikap kasar tadi pagi sama kamu, bahkan jelekin kamu. Ya meski sekarang kamu tahu alasan dari sikap aku yang kayak gitu. Aku emang sensitif ketika dengar kata geng, rasanya trauma dan marah. Kejadian Ibu dulu yang bikin aku menganggap anak geng emang penuh masalah, dan jahat." Narima mengalihkan pandangan ke arah lain. "Jadi sebisa mungkin aku menghindari."

Kematian Ibunya adalah luka dan trauma bagi Narima. Ibunya yang tidak menahu apa-apa menjadi korban kekerasan dari komplotan geng tak bertanggungjawab. Meski sebenarnya pihak berwajib sudah menangani dan mengejar siapa saja dalangnya, tetapi Narima selalu merasa siapa saja yang ada kaitannya dengan geng, itu membuatnya takut dan benci.

"Lo harusnya jangan mikir semua geng itu sama rata sifatnya," ujar Alga membuat pandangan Narima teralihkan mengarahnya. "Geng kita beda. Gue ciptain geng ini hanya untuk menjaga sekolah dari anak-anak yang emang suka cari masalah. Ibarat kita perisai, memberantas biang kerok yang emang harus kita tuntasin. Makanya setiap hari Kamis, selalu ada dadakan razia dan kadang kita juga dimintai tolong anak OSIS buat nggeledah siswa cowok. Terus juga kadang kalau pihak sekolah mengadakan acara, geng Alcatraz juga pasti diminta untuk jadi keamanan, bahkan membantu apapun. Jadi geng yang gue ciptain bukan sekadar sekumpulan orang-orang yang lo pikir seram. Ada waktunya kita berubah jadi tegas ketika diserang. Karena selain di sekolah, komunitas gue juga aktif di luar sekolah. Semata-mata untuk saling melindungi dan menjaga kedamaian. Bukan membuat onar."

Mendengar itu lidah Narima jadi keluh tidak bisa berucap apa-apa lagi. Dirinya agak terkejut mendengar penjelasan dari Alga. Hatinya jadi merasa tidak enak sendiri. Tuduhan negatifnya terhadap Alcatraz Team, nyatanya salah. Namun siapapun juga pasti tahu kenapa Narima berpikiran geng itu berbahaya dan menakutkan.

"Apalagi gue juga pernah nolongin lo kalau lo lupa, Narima," sambung Alga.

"Maksudnya?"

Alga menghela napas pelan. "Bukannya gue mengungkit apa yang udah terjadi ya. Dulu kalau lo lupa, lo sendiri datang ditengah-tengah perkelahian geng gue sama anak geng lain. Kejadian di gang kecil, jalan Melati. Kalau lo nanya kenapa alasannya kita sampai berkelahi waktu itu, karena mereka secara tiba-tiba nyerang murid dari SMA Kencana dan sampai di bawa ke rumah sakit. Maka dari itu kita minta pertanggungjawaban tapi malah diserang sama mereka, alhasil mau enggak mau kita dengan terpaksa membalasnya dengan kekuatan fisik."

"Gang kecil, dekat jalan Melati?" ulang Narima mencoba mengingat.

"Iya. Lo waktu itu masih pakai seragam sekolah. Ingat?"

Narkma terdiam memikirkan hal itu. Lalu matanya membelalak, dan mengangguk pelan. Kejadian yang hampir membuatnya ketakutan dan sampai memutuskan keluar dari OSIS, karena emang pada saat itu dirinya seringkali pulang malam. Jadi daripada kejadian itu menimpah dirinya lagi, atau bahkan ada kejadian yang enggak-enggak kalau dia pulang malam, Narima akhirnya memutuskan untuk berhenti dari OSIS. Belum lagi kadang Narima sendirian di rumah, karena Ayahnya yang super sibuk bekerja menjadi supir antar barang.

"Iya aku ingat, tapi emang waktu itu ada kamu?"

Alga sontak saja tertawa kecil. "Jelas ada, kalau lo lupa coba ingat-ingat cowok yang pakai bandana hitam di kepalanya. Nah itu gue."

"ITU KAN COWOK YANG TIBA-TIBA BILANG KALAU AKU CEWEKNYA KE MEREKA SEMUA KAN?!" Narima mendadak heboh bahkan sampai bangkit dari brankar menatap Alga dengan melotot.

Alga tertawa dan menggaruk tengkuk lehernya. "Ya sori, habisnya daripada nanti lo diapa-apain ya mau enggak mau gue waktu itu bilang kalau lo cewek gue."

"Tapi kan enggak harus bilang gitu."

"Hahaha, lagian enggak beneran juga kok. Toh sekarang lo masih bukan siapa-siapanya gue kan?"

"Eh, hmm iya sih."

"Ya udah jangan dipikirin, yang penting waktu itu lo selamet."

"Sekali lagi makasih ya, ini kedua kalinya kamu nolongin aku sejak kejadian di gang itu."

"Santai aja. Gue cuma membantu."

"Kayaknya aku harus balas kebaikan kamu."

"Gue enggak berharap lo bales kebaikan gue. Kecuali kalau lo maksa, hahahahaha."

Narima jadi ikutan tertawa pelan.

"Bercanda," lanjut Alga.

Secara tidak sadar keduanya saling bercengkerama tanpa ada rasa canggung. Namun, dibalik mereka berdua yang asik mengobrol, ada seorang lelaki di balik pintu yang cuma bisa terdiam menatap mereka dengan tatapan datar, dan pergi dari sana.

*********

Terima kasih sudah membaca!
Jangan lupa bantu ramaikan cerita ini ya

SATU KATA UNTUK NARIMA

SATU KATA UNTUK ALGA

SATU KATA UNTUK LANGIT

SATU KATA UNTUK RALASKA

SATU KATA UNTUK AKSARA

SATU KATA UNTUK JEANO

Ayo bantu ramaikan🔥

FOLLOW INSTAGRAM:
@_katafuka
@wattpadkatafuka
@planetkatastics

@itsnarima_
@esmeraldalilyan

Follow juga official instagram
Anak ALCATRAZ :
@ alcatrazteam.ofc
@xxalgamr
@langitcandramawa
@ralaskaslebew
@aksarairzani
@jeanodanaka

(untuk seluruh kegiatan anak Alcatraz dan yang lainnya akan diupdate di sana)

KITA BERJUMPA DI BAB SELANJUTNYA!

ALGARIMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang